1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Belanda Khawatirkan Film Anti Islam

26 Maret 2008

Seperti apa sebenarnya isi film tersebut tidak diketahui. Namun, sudah banyak perdebatan yang ditimbulkan oleh film politisi Belanda Geert Wilders itu.

https://p.dw.com/p/DV57
Geert WildersFoto: Picture-Alliance /dpa
Geert Wilders membisu. Kapan dan di mana film Anti Islam yang keberadaannya telah diumumkan enam bulan yang lalu akan diputar, dirahasiakan oleh anggota parlemen Belanda dari Partai Kebebasan yang berhaluan kanan ini. Hanya satu hal yang diberitahu Wilders, yaitu film pendek tersebut akan diputar melalui situs internet sebelum tanggal 1 April. Tetapi dimana tepatnya? Karena pria berusia 44 tahun yang dikenal menentang Islam, saat ini mengalami semacam pembatasan strategi politik dan juga pembatasan dari media. Perdana Menteri Jan Peter Balkende mengatakan, kebebasan berpendapat seseorang memang dijamin, tetapi: "Tanggung jawab kami adalah, menunjukkan konsekuensi yang mungkin timbul. Kebebasan tidak berarti orang tersebut tidak harus bertanggung jawab. Kita harus melihat resikonya, bagi warga kami dan pandangan terhadap Belanda di negara-negara yang berbeda."

Karena itu, politik meningkatkan tekanan dengan harapan Wilders akan tunduk. Mereka mengkhawatirkan aksi serangan di Belanda, dan juga misalnya terhadap tentara Belanda di Afghanistan. Lagipula ada ketakutan, seperti pada kasus karikatur Nabi Muhammad di Denmark, ketertarikan bisnis terhadap Belanda di luar negeri akan berkurang. Ancaman datang dari mana-mana dan warga Belanda teringat pada pembunuhan terhadap sutradara Theo van Gogh yang juga meluncurkan film yang mengeritik Islam.

Seorang warga radikal Islam membunuh van Gogh di hadapan orang banyak. Geert Wilders sepertinya tidak terganggu dengan fakta-fakta yang ada. Ia terus menikmati kebebasannya semenjak bertahun-tahun tanpa perlindungan ketat dari polisi. Organisasi-organisasi Muslim kini menginginkan film tersebut diselidiki oleh pihak pengadilan. 28 Maret mendatang diharapkan pengadilan mengambil keputusan. Kalangan media di Belanda menolak memutar film tersebut. Karena itu Wilders akan memutar filmnya dalam versi internet.

Film ini berjudul "Fitna" yang dalam bahasa Arabnya berarti mewujudkan pertentangan atau pengelompokkan dalam masyarakat. Tetapi jasa pelayanan internet dari Amerika Serikat telah menutup situsnya. Penayangan film bertemakan kebencian dilarang di sana. Pernyataan-pernyataan Wilders dianggap sebagai pesan yang mengandung kebencian.

"Pesan film ini adalah, bahwa Al Qur'an merupakan buku yang mengerikan. Tidak hanya masa lalunya, tetapi kini banyak hal yang mengerikan yang dilakukan berdasarkan Al Qur'an. Ini ingin saya tunjukkan. Saya juga telah mengusulkan kepada parlemen untuk melarang Al Qur'an." Demikian Geert Wilders. Partai berhaluan kanan dari Ceko kini menawarkan untuk memutar film tersebut pada situs mereka. Stasiun televisi Muslim di Belanda juga telah menawarkannya dengan syarat, mereka boleh melihat isi film tersebut terlebih dahulu. Tetapi Wilders menolaknya. Walau pun ia mengatakan filmnya dapat dilihat sebelum 1 April, ia sepertinya mulai ragu akan posisinya sekarang. Sementara ia berusaha mencari pijakan yang aman di internet, mulai bermunculan inisiatif internet yang menyatakan menentang langkah Wilders tersebut. (vl)