1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bekas Presiden Taiwan Diadili

26 Maret 2009

Sidang pengadilan bekas presiden Taiwan Chen Shui-Bian dimulai Kamis (26/03). Skandal korupsi Chen yang penuh intrik politik dan melibatkan keluarga serta bekas stafnya sudah berbulan-bulan menyibukkan rakyat Taiwan.

https://p.dw.com/p/HK0G
Chen Shui-Bian saat kampanye pemilu tahun 2004Foto: AP

Tangan Chen Shui-Bian diborgol saat memasuki ruang pengadilan Distrik Taipei. Politisi berusia 58 tahun itu adalah bekas presiden Taiwan pertama yang diajukan ke pengadilan.

Chen antara lain dituduh melakukan kejahatan korupsi, pencucian uang dan pemalsuan dokumen. Tuduhan tersebut sudah disuarakan pihak kejaksaan saat Chen masih menjabat presiden antara tahun 2000 sampai 2008. Saat itu, Chen yang memiliki imunitas hukum, menepis segala tuduhan itu. Menurutnya, ada motif politik di balik tuduhan tersebut. Saat ditahan November tahun lalu, hampir setengah tahun setelah masa tugasnya berakhir, Chen mengatakan:

"Ma Ying-jiu memerintahkan penahanan saya untuk memenuhi tuntutan Cina, saya dikorbankan olehnya."

Partai Kuomintang dari Presiden Ma Ying-jiu yang menggantikan Chen dikenal lebih dekat dengan pemerintah Cina, yang sampai saat ini memandang Taiwan sebagai provinsinya. Sebaliknya, Chen Shui-Bian dan partainya mengusung panji pro-kemerdekaan. "Saya mengakui, selama 30 tahun karir politik saya mengadvokasikan kemerdekaan Taiwan dari Cina", demikian tegas Chen Shui-Bian dalam suatu dengar pendapat sebelum sidang pengadilannya. Chen berdalih, sebagian dana negara yang lenyap selama masa tugasnya digunakan untuk mendanani "misi diplomasi rahasia", atau dengan kata lain, upaya Taiwan untuk menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara lain.

Tapi, dakwaan yang diajukan terhadap Chen Shui-Bian, istri dan putranya tak hanya terbatas pada penggelapan dana negara. Istri Chen dituduh menerima suap dan menstransfer dana sisa kampanye sebesar 20 juta Dollar AS ke sebuah rekening di Swiss. Bulan Agustus lalu, Chen mengaku tidak tahu-menahu tentang transfer uang itu. Sementara istri Chen, putranya dan sejumlah bekas staf Chen mengaku bersalah untuk sebagian dakwaan yang diajukan dalam skandal korupsi ini.

Bagi Chen Shui-Bian, semua dakwaan yang diajukan terhadap dirinya merupakan kampanye kotor yang berlatar belakang politik. Saat ditahan November tahun lalu, Chen menyerukan:

"Saya ditahan di penjara Bastille Taiwan, penjara Tuchen, tempat saya mendekam 22 tahun lalu, dulu saat partai Kuomintang adalah penguasa tunggal di Taiwan. Mereka dapat memenjarakan tubuh, tapi tidak jiwa saya."

Hukuman penjara seumur hidup menanti bekas presiden Chen Shui-Bian bila ternyata ia terbukti bersalah.(dpa/ap/afpe/zer)