1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bekas PM Malaysia Najib Minta Bantuan CIA Menangkan Pemilu?

20 Juli 2018

Beredar surat dari dinas intelijen luar negeri Malaysia yang meminta bantuan CIA menangkan bekas PM Najib Razak dalam pemilu 2018. Najib sendiri membantah dirinya mengetahui mengenai asal usul surat tersebut.

https://p.dw.com/p/31nUo
Bekas Perdana Menteri Malaysia Najib Razak
Bekas Perdana Menteri Malaysia Najib RazakFoto: Getty Images/AFP/M. Rasfan

Sebuah surat yang diduga dilayangkan Dinas Rahasia Luar Negeri Malaysia (MEIO) kepada CIA menyeret bekas Perdana Menteri Najib Razak dalam pusaran spekulasi. Surat itu dialamatkan kepada Direktur CIA Gina Haspel dan meminta dukungan dinas intelijen AS untuk memenangkan Najib lima hari menjelang Pemilu 2018.

Dilansir pertamakali oleh The Star, Kamis (19/7), Direktur Jendral Malaysian External Intelligence Organisation, Hasanah Ab Hamid, dalam surat tersebut mewanti-wanti pemerintah AS terhadap sosok Mahathir Mohamad yang disebutnya "Anti barat, antisemit, membungkam oposisi dengan kekerasan dan mengabaikan Hak Azasi Manusia dan hukum."

"Adalah pada masa kekuasaannya Undang-undang Internal Security Act ISA) disalahgunakan untuk agenda politik pribadi dan memungkinkannya memerintah Malaysia selama lebih dari dua dekade."

Dalam surat tersebut MEIO meminta Gina Haspel "menghubungi Menteri Luar Negeri... untuk menjelaskan pentingnya dukungan AS terhadap pemerintahan Malaysia saat ini." Hasanah Ab Hamid juga menjelaskan hubungan kedua negara menjadi sangat penting mengingat "bahwa Filipina sudah menjauh ari Washington, Singapura dan Brunei terlalu kecil untuk memberi pengaruh dan Thailand, juga Indonesia, terlalu sibuk dengan masalah politik domestik."

Hingga kini belum jelas mengenai keaslian surat tersebut. Dinas yang dibentuk di era kekuasaan Najib dan ditempatkan di kantor perdana menteri itu termasuk sasaran kepolisian pasca kemenangan Mahathir Mohamad. Pada Mai silam kepolisian menggeledah kediaman salah seorang petinggi MEIO setelah diduga menerima dokumen rahasia dari Najib dua hari menjelang pemilu.

Mahathir sendiri menegaskan pemerintahannya tidak membutuhkan jasa dinas intelijen luar negeri dan akan segera membubarkan MEIO. "Kami tidak ingin memata-matai penduduk sendiri," kata Mahathir seperti dilansir The Sun Daily.

Malaysiakini melaporkan Najib membantah pemerintahannya meminta bantuan CIA buat memenangkan pemilu. Namun bantahan itu dinilai tidak cukup.

Seorang anggota legislatif dari Pakatan Harapan, Lim Kit Siang, mendesak Najib menjelaskan kasus tersebut secara gamblang pada Senin (23/7) di parlemen. "Biarkan Najib menjelaskan pengiriman surat yang sangat mengejutkan itu," ujarnya. "Dia juga harus menjelaskan kenapa dia membentuk unit intelijen di bawah kantor perdana menteri."

rzn/hp (thestaronline, malaysiakini, freemalaysiatoday)