1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan dan Dampak Bencana Tsunami

30 Desember 2004

Gempa bumi yang disusul gelombang Tsunami yang melanda Aceh dan wilayah lainnya dikawasan Asia Selatan, masih tetap mendapat sorotan dunia Internasional.

https://p.dw.com/p/CPPk
Antri bantuan di kawasan bencana
Antri bantuan di kawasan bencanaFoto: AP

Bencana yang meluluhlantakkan kawasan yang diterjangnya, menelan puluhan ribu korban. Untuk menangani dampak bencananya, sejumlah besar batuan mengalir dari berbagai organisasi dan negara lainnya. Dalam acara SARI PERS INTERNASIONAL kali ini kembali kami ketengahkan sorotan terhadap bencana tersebut dan dampak yang ditimbulkannya . Baiklah pertama-tama kami kutip komentar harian Jerman DIE WELT yang terbit di Berlin. Kami baca:

Secara keseluruhan kondisi ekonomi dikawasan yang dilanda bencana tidak menampilkan gambaran yang sangat dramatis. Sebagian besar instalasi produksi dan infra struktur dikawasan bencana, tetap berfungsi. Meskipun demikian ahli ekonomi memperkirakan, bencananya akan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi yang saat ini berlangsung dengan pesat. Tapi sebagian pemerintahan dikawasan Asia, ditahun belakangan memetik pelajaran, dalam menghadapi krisis ekonomi berat. Dengan bantuan organisasi Internasional harus diberikan bantuan kredit kecil untuk meringankan beban mereka yang kehilangan tempat tinggal dan yang menggangur. Infra struktur yang mengalami kehancuran harus secepatnya diperbaiki, agar kembali dapat diciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Harian Perancis LE FIGARO yang terbit di Paris secara khusus mengomentari bantuan negara-negara industri, terutama Amerika Serikat, bagi kawasan yang dilanda bencana gelombang Tsunami. Dalam komentarnya yang berjudul " bantuan darurat adalah sarana kekuatan politik", kami baca:

Amerika Serikat yang merupakan negara adidaya dalam menanggapi bencananya, terlihat menunjukkan sikap acuh tak acuh dan kikir. Sebagai negara dengan kekuatan ekonomi yang terbesar didunia mengumumkan memberikan bantuan sebesar 15 juta dollar. Jumlah itu hanya sepersepuluh dari biaya perang setiap hari di Irak. Tapi kemudian, Presiden George W Bush dengan cepat mengoreksinya dan menyatakan membentuk koalisi bantuan internasional, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, India dan Jepang. Asia ,terutama Cina dan Jepang merupakan pijakan bagi jaminan ekonomi dan keuangan Amerika Serikat. Tapi itu dianggap sebagai sesuatu yang sama sekali tidak berarti.

Harian Austria DIE PRESSE yang terbit di Wina menurunkan ulasannya dengan menyorot kesediaan yang besar untuk memberikan bantuan bagi wilayah yang dilanca bencana gelombang Tsunami. Kami kutip:

Yang terjadi adalah sebuah momen yang sangat langka, dimana umat manusia dari seluruh bagian dunia yang dicekam ketakutan dan kebingungan saling mendekatkan dirinya. Dunia ditengah keterkejutan dan kepiluan menunjukkan sikap kebersamaan. Dengan spontan mengulurkan tangannya untuk memberikan bantuan. Dipertanyakan berapa lama sikap simpati ini akan dapat bertahan? Satu pekan, atau dua pekan?. Soalnya dalam waktu dekat, akan muncul gambaran kejadian lain, yang menyita perhatian dan sorotan media diseluruh dunia. Dan bagaimana dengan perasaan solidaritas global?. Itu nampaknya juga akan segera lenyap, seperti pekan-pekan setelah terjadi serangan teror tanggal 11 September. Dan sekarang adalah saatnya menggunakan waktu, untuk membuka pintu hati.

Selanjutnya kami kutip komentar harian Italia LA REPUBLICA yang terbit di Roma. Kami kutip:

Dalam tragedi global dikawasan Asia Selatan yang menyentakkan hati , dimana juga terdapat warga dari negara barat yang menjadi korban, tidak ada tempat untuk terjadi perpecahan, atau yang lebih buruk lagi, dijadikan instrumen politik. Bencana ini menimpa kita semua, dengan menebarkan darah dan kerusakan diwilayah yang dijadikan tujuan wisata warga Eropa. Selama ini di kawasan yang dijadikan tujuan wisata itu, tidak pernah dibahas masalah yang menyangkut betapa beratnya kehidupan warga yang tinggal dikawasan tersebut. Sekarang, besarnya kesediaan memberikan bantuan, akan menunjukkan sejauh mana warga Eropa dapat membebaskan dirinya dari kesalahan tersebut.

: Terakhir kembali kami kutip komentar harian Jerman SÜDDEUTSCHE ZEITUNG yang terbit di München .

Bencana dan dampaknya akan tetap terkait dengan masyarakat dunia dalam waktu beberapa tahun. Beberapa konsep dalam politik perkembangan harus sama sekali diperbarui. Dalam beberapa bulan ini akan terlihat sejauh mana negara -negara kaya benar-benar serius dengan sikap solidaritas yang disampaikannya. Untuk itu harus terus disalurkan bantuan, agar korban yang berjatuhan dikawasan Asia tidak lagi menjadi berita utama.