1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bantuan Bagi Birma Yang DIterjang Badai

5 Mei 2008

Kehidupan warga Birma makin sengsara akibat badai topan "Nargis". Ribuan orang tewas , sekitar 100.000 warga menjadi tuna wisma. Kinerja organisasi bantuan terhambat di negara yang dikuasai oleh junta militer itu.

https://p.dw.com/p/DtvW
Warga Yangoon mengamati kerusakan akibat badai tropis 'Nargis'
Warga Yangoon mengamati kerusakan akibat badai tropis 'Nargis'Foto: picture-alliance / dpa

Ratusan ribu warga Birma kehilangan rumah dan seluruh harta bendanya akibat badai tropis "Nargis". Kerusakan terparah terjadi di kawasan delta Sungai Irrawaddy. 75 persen rumah di kawasan tersebut hancur atau rusak berat, demikian dilaporkan stasiun televisi negara MR-TV.

Junta militer Myanmar menetapkan sebagian besar negerinya sebagai daruratakibat bencana alam. Di antaranya bekas ibu kota Yangoon serta kawasan Irrawaddy, Bago, Mon dan Karen.

Pihak berwenang memperkirakan jumlah korban tewas mencapai ribuan orang. Dicemaskan angka tersebut akan terus meningkat, karena kawasan Delta Irrawaddy yang mengalami kerusakan terparah belum dapat diakses. Di Pulau Haing Gyi yang terletak di delta tersebut 20.000 rumah dilaporkan hancur dan sekitar 100.000 warga kehilangan rumahnya ketika badai tropis menyapu kawasan itu dengan kecepatan 200 Kilometer per jam. Terje Skavdal, koordinator bantuan kemanusiaan PBB untuk kawasan Asia Tenggara:

“Dalam situasi seperti ini, warga miskinlah yang merasakan dampak terburuknya. Rumah-rumah sederhana penduduk miskin di daerah pedesaan tidak sestabil gedung-gedung lainnya."

Parahnya kerusakan di kawasan yang diterjang badai belum dapat dipastikan. Di delta Sungai Irrawaddy jalan-jalan penghubung rusak berat, jaringan telpon dan internet terputus. Sementara, kinerja organisasi bantuan internasional di Birma terhambat karena ruang gerak mereka dibatasi. Mereka membutuhkan surat jalan khusus bila bepergian di luar Yangoon, kata wakil PBB Terje Skavdal yang bermarkas di Bangkok.

“Perlu waktu lama untuk mendapatkan gambaran seluruhnya mengenai kerusakan di kawasan bencana dan jumlah bantuan yang dibutuhkan."

Wakil dari sejumlah organisasi bantuan internasional bertemu hari Senin di Bangkok untuk mengkoordinasikan bantuan bagi korban badai tropis "Nargis" ini. Birma adalah salah satu negara termiskin dunia. Namun, junta militer Myanmar kemungkinan tidak akan resmi meminta bantuan internasional, kata Terje Skavdal:

“Biasanya, pemerintah Myanmar tidak meminta bantuan secara langsung. Tapi bila ada yang menawarkannya, mereka bersedia menerima bantuan itu."

Bekas ibu kota Yangoon yang berpenduduk jutaan jiwa diselimuti kegelapan, jaringan listrik dan komunikasi masih terputus. Ratusan rumah rusak, pohon-pohon yang tumbang memblokir jalan-jalan utama kota Yangoon. Media nasional Myanmar terus menyiarkan berita terkini mengenai situasi di kawasan bencana.

Terlepas dari kerusakan parah di sebagian besar Birma, junta militer berencana untuk tetap menyelenggarakan referendum konstitusi. Tanggal 10 Mei mendatang, warga Birma diserukan untuk memberikan suaranya bagi konstitusi baru yang sedianya mengawali proses demokratisasi di negara Asia Tenggara itu. (zer)