Mengandung Zat Aditif, Restoran Kebab Diharuskan Ganti Menu
29 Oktober 2019Kota Weimar memutuskan bahwa kebab doner yang dibuat dengan daging yang dicampur zat-zat tambahan kini harus disebut sebagai Drehspiess (rotisserie). Aturan ini sebenarnya sudah ada sejak lebih dari tiga dekade, tetapi sebagian besar pihak mengabaikannya.
Kini, kota Weimar ingin menegakkan aturan tersebut dan memerintahkan sejumlah restoran kebab di sana untuk mengubah menu mereka dan mengganti nama salah satu hidangan yang paling populer itu.
Alih-alih menamainya sebagai kebab doner, penjual makanan khas yang berisi daging yang dimasak dengan cara ditusuk secara vertikal ini sekarang harus melabeli dagangan mereka sebagai Drehspiess im Fladenbrot, yang merupakan bahasa Jerman untuk rotisserie (daging) dalam roti datar.
Pada tahun 1988, panel penasehat makanan untuk Kementerian Pangan dan Pertanian Jerman mengeluarkan rekomendasi di bawah "pedoman untuk daging dan produk daging" bahwa daging doner harus mematuhi sejumlah aturan khusus.
Hanya boleh pakai zat tambahan alami
Di antara aturan khusus tersebut adalah bahwa doner harus terbuat dari daging domba atau sapi yang diiris tipis, dengan proporsi daging cincang tidak boleh lebih dari 60 persen. Hanya garam, telur, rempah-rempah, minyak, bawang, susu, dan yogurt yang bisa ditambahkan ke dalam adonan.
Namun daging untuk membuat kebab doner yang banyak diproduksi oleh pabrik sebagian besar mengandung zat tambahan lain dan karenanya tidak memenuhi persyaratan untuk disebut doner.
Kantor inspeksi makanan Weimar mengatakan perubahan nama ini akan membantu melindungi konsumen dari kenyataan yang disesatkan.
Namun, pemilik restoran di kota itu marah dengan adanya perubahan ini. Mereka mengatakan pelanggan masih datang meminta kebab doner. Mereka mengatakan bahwa doner adalah bahasa Turki untuk "rotari" dan kebab berarti "daging panggang."
Meskipun rekomendasi itu dibuat oleh badan nasional, hanya satu atau dua kota di Jerman yang memberlakukannya.
Kandungan zat aditif dalam kebab
Produsen blok daging beku besar yang nantinya digunakan untuk membuat kebab doner telah berulang kali dikritik atas penggunaan bahan-bahan berkualitas buruk dan zat aditif fosfat.
Produsen berkeras bahwa mereka membutuhkan aditif ini untuk menjaga agar tekstur daging tetap juicy, empuk dan enak. Namun para ahli kesehatan berpendapat bahwa makan fosfat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Bulan Juni 2019, Otoritas Keamanan Makanan Eropa mengeluarkan batas aman baru untuk konsumsi fosfat dan memperingatkan bahwa diet anak-anak dan remaja, khususnya, sarat dengan zat aditif.
Selain pada produk daging dan ikan olahan, fosfat juga dapat ditemukan dalam soda, beberapa produk keju, dan saus dan campuran puding atau kue.
ae/ts
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!