1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Bagaimana Pulau Samsø Ingin Menyelamatkan Dunia

10 Oktober 2020

Penduduk pulau kecil Samsø di Denmark ingin hidup mandiri sepenuhnya dari gas alam dan minyak. Mereka sangat inovatif sehingga berbagai delegasi datang dari seluruh dunia untuk belajar sesuatu dari mereka.

https://p.dw.com/p/3jSMK
Windrad in Dänemark
Foto: Slim Allagui/AFP/Getty Images

Orang yang ingin tinggal di pulau Samsø di Laut Baltik, harus menyenangi alam. Juga ketenangan dan pemandangan berbukit-bukit landai, yang terbentuk di jaman es. Namun alam yang asri bukan satu-satunya alasan, mengapa Tina dan suaminya, Ben, memutuskan meninggalkan kehidupan mereka di kota besar Denmark seperti Kopenhagen dan Aarhus tiga tahun lalu. Mereka berniat untuk mengikuti sebuah eksperimen. Percobaan yang dilakukan oleh penduduk Pulau Samsø ini bisa menyelamatkan dunia.

Deretan kincir angin di permukaan laut wilayah Pulau Samsø.
Deretan kincir angin di permukaan laut wilayah Pulau Samsø.Foto: European Union

Bagi Tina Kjær. sangatlah penting bahwa Samsø berada di posisi terdepan dalam hal menjaga lingkungan. Upaya yang pertama kali dimulai 20 tahun lalu ini menjadi inspirasi bagi para partisipan seperti Tina yang sangat antusias untuk turut ambil bagian.

Keunikan Samsø

Dilihat sepintas, Samsø dengan populasi penduduk 3.500 orangnya tampak indah dan ideal. Ia juga tidak berbeda dengan pulau-pulau lainnya di Denmark .Yang membuat unik adalah kincir angin generasi pertama dalam jumlah yang sangat banyak dan lahan energi surya yang luas di depan gedung balai kota. Selain itu, pulau ini pun dipenuhi oleh orang-orang yang bermata pencaharian seperti petani. 

Jørgen Tranberg, yang bekerja sebagai petani merupakan salah satu pionir, yang lebih dari 20 tahun lalu bersama warga lainnya itu mendirikan taman energi angin pertama di Samsø. "Ketika dulu, saya untuk pertama kalinya menginvestasikan 12 juta kronen di kincir angin pertama milik saya. Rasanya seperti sakit perut. Saya terpaksa berganti bank, dan berhutang sangat banyak. Sama sekali tidak lucu. Itu tidak dilakukan orang begitu saja tanpa berpikir panjang, apalagi ketika mereka melakukannya untuk bumi,“ ujarnya.

Ketika itu, Jørgen membantu Samsø untuk bebas dari suplai listrik dari daratan, juga minyak dan gas. Sekarang, ia mendapat penghasilan yang cukup banyak dan tidak hanya sebagai petani energi angin dan tenaga surya. Dengan jerami yang tumbuh di musim panas, penduduk pulau itu kini juga mampu menghangatkan rumah mereka di musim dingin. Tanpa perlu bergantung kepada minyak yang berasal dari belahan bumi bagian lain, mereka beralih kepada jerami yang tumbuh di sana di berbagai musim.

Jerami milik Tranberg menghasilkan panas dari sebuah instalasi kecil pembangkit energi dan panas yang digunakan di rumah-rumah di Samsø. Setelah beberapa tahun, Samsø terbukti sepenuhnya mandiri dari segi penyediaan energi. Bukan itu saja, bahkan sepenuhnya netral dari CO2. 

Mesin daur ulang biomassa di Samsø.
Mesin daur ulang biomassa di Samsø.Foto: European Union

Akademi Energi Samsø mengkoordinasi usaha

Semua proyek kecil ini dikoordinasi oleh Akademi Energi Samsø. Tahun 1997, akademi ini mendapat penugasan dari pemerintah Denmark untuk merevolusi Samsø. 

Søren Hermansen dari Akademi Energi Samsø menjelaskan bagaimana mereka berhasil mengubah neraca CO2. "Pertama-tama netral. Sekarang bahkan sudah negatif. Itu artinya: sekarang kami memproduksi lebih banyak energi daripada yang kami butuhkan. Ini arah yang ingin dicapai seluruh dunia,“ katanya.

Pulau di Laut Baltik itu sudah menginspirasi delegasi dari banyak negara. Berbagai pengunjung dan tamu disambut di Akademi Energi Samsø. Hingga sekarang, jumlah pengunjung seluruhnya empat sampai lima ribu orang.

Kembali ke Tina dan Ben. Mereka juga ingin memberikan andil. Bersama penduduk lainnya di Samsø, mereka memikirkan cara untuk menghemat energi lebih banyak lagi. Proyek terbaru mereka akan diperkenalkan tahun ini juga, yakni sebuah kapal feri untuk mengangkut penumpang ke daratan. Feri yang dibuat dari alumunium ini sangat ringan dan memerlukan solar yang jauh lebih sedikit.

Tujuan Tina adalah membuat kapal feri yang sepenuhnya digerakkan listrik. Satu-satunya kendala sekarang adalah baterai yang masih terlalu besar dan mahal. Kompromi dari hal tersebut adalah mengganti mesin, segera setelah teknologi yang sesuai tersedia.