1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Austria Ketua Dewan Uni Eropa

10 Januari 2006

Setelah Inggris kini giliran Austria yang menjadi ketua bergilir Uni Eropa. Apa agenda Kanselir Austria Wolfang Schüssel yang kini menjabat Ketua Dewan Uni Eropa?

https://p.dw.com/p/CJf6
Wolfgang Schüssel dan José M. Barroso
Wolfgang Schüssel dan José M. BarrosoFoto: AP

Kanselir Austria Wolfgang Schüssel antara lain akan mengangkat kembali tema konstitusi Eropa. Kegagalan referendum di Perancis dan Belanda yang menyebabkan proses tersebut terhenti dan menjadi pukulan berat bagi Eropa. Austria bertekad sampai Juni mendatang akan menghimpun usulan-usulan untuk rancangan konstitusi baru.

Yang dibutuhkan Eropa adalah sebuah konstitusi yang dapat menggiringnya menjadi besar dan kuat. Namun, Wolfgang Schüssel tidak menutup kemungkinan, isi undang-undang akan diubah sebagian saja atau dilengkapi atau bahkan diganti total. Menurut Ketua Komisi Eropa José Barroso, yang perlu diperhatikan yakni bagaimana meyakinkan segenap masyarakat Eropa, agar bersedia menerima konstitusi baru:

Jose Barroso: "Kekhawatiran masyarakat Eropa tidak terletak pada konstitusinya itu sendiri, tetapi mereka takut kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, sekarang saatnya untuk konsentrasi pada masalah itu dan mengupayakan solusi yang konkret.“

Ketua Uni Eropa Wolfgang Schüssel mengatakan bahwa pembahasan mengenai keanggotaan Turki dan Makedonia di Uni Eropa tetap dilanjutkan. Ia menambahkan:

Wolfgang Schüssel: "Kita jangan meremehkan masalah perluasan Uni Eropa. Tentu, perluasan dapat dilakukan. Namun, agar Eropa tidak kewalahan, masalah penerimaan anggota baru, bakal menjadi tema penting di masa mendatang.“

Dalam pertemuan ini, mewakili ke-25 anggotanya, Ketua Uni Eropa Wolfgang Schüssel mengecam rencana Iran, yang telah mengumumkan akan melanjutkan program riset atomnya. Semua segel yang dipasang Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di instalasi atomnya telah dicabut oleh Iran. Kepercayaan Eropa pun goyah.

Sehubungan dengan itu, Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan, sikap Iran dapat berakibat fatal. Namun Schüssel menerangkan, dalam pemerintahan Iran terdapat sejumlah politisi yang tidak sepakat dengan haluan presidennya, Mahmud Ahmadinejad. Schüssel mengharapkan, mereka dapat merubah sikap Ahmadinejad.

Menyangkut politik atom Iran, selambatnya sampai Kamis mendatang Prancis, Inggris, serta Jerman akan merundingkan, bagaimana kelanjutan pembahasan Uni Eropa dengan Iran. Amerika Serikat dan Uni Eropa curiga, Iran akan mengembangkan senjata atomnya.

Sebenarnya, Amerika Serikat dan Uni Eropa juga dapat mengajukan masalah ini di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sementara Rusia, masih menutup diri dan berpegang pada usulan komprominya, agar Iran menghentikan pengolahan bahan uranium dan sebagai gantinya, Rusia akan menjual bahan bakarnya kepada Iran.