1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Australia dan Korea Selatan Sepakati Kontrak Pertahanan

14 Desember 2021

Australia dan Korea Selatan menandatangani kesepakatan pertahanan senilai $720 juta, ketika Presiden Moon Jae-in berkunjung ke Australia, pemimpin asing pertama yang mengunjungi negara itu sejak pandemi merebak.

https://p.dw.com/p/44Bwn
Presiden Korsel Moon Jae-in dan PM Australia Scott Morrison
Presiden Korsel Moon Jae-in (kiri) disambut PM Australia Scott Morrison (kanan) di CanberraFoto: Lukas Coch/Getty Images

Bernilai sekitar 1 miliar dolar Australia, kesepakatan itu akan melihat perusahaan pertahanan Korea Selatan, Hanwha, memasok senjata artileri, kendaraan pasokan dan radar untuk militer Australia. Ini adalah kontrak pertahanan terbesar yang dicapai antara Australia dan sebuah negara Asia, dan terjadi pada saat ketegangan meningkat antara Australia dan Cina.

Australia baru-baru ini mengumumkan kesepakatan untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir dalam kemitraan dengan AS dan Inggris - sebuah langkah yang sangat dikecam Beijing.

Presiden Moon Jae-in bertemu dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison selama kunjungannya, dan kedua pemimpin sepakat untuk meningkatkan hubungan formal antara kedua negara menjadi "kemitraan strategis yang komprehensif." Kedua pemimpin juga mengatakan mereka akan bekerja sama dalam mengembangkan teknologi energi bersih, termasuk energi hidrogen, dan memfasilitasi pasokan mineral penting yang berlimpah di Australia.

Morrison mengatakan kontrak pertahanan baru akan menciptakan sekitar 300 pekerjaan di Australia, di mana sebuah divisi Hanwha beroperasi. "Kontrak yang telah kami tandatangani hari ini, saya pikir, berbicara banyak tentang apa yang kami yakini sebagai kemampuan industri pertahanan Korea,” kata Morrison.

Acara Penandatanganan kontrak pertahanan antara Australia dan Korea Selatan
Acara Penandatanganan kontrak pertahanan antara Australia dan Korea SelatanFoto: Lukas Coch/AFP/Getty Images

Peningkatan daya gempur militer Australia

Moon mengatakan Korea Selatan memiliki nilai-nilai yang mirip dengan Australia dalam aspek geopolitik, tetapi juga hubungannya dengan Cina penting, terutama dalam hal mengejar perdamaian dengan Korea Utara. "Oleh karena itu, Korea Selatan fokus pada aliansi teguh dengan AS dan juga pada hubungan dengan Cina," kata Moon.

Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan pemerintahnya berkomitmen untuk menjaga keamanan di kawasan, dan kontrak yang baru akan membantu memodernisasi militer Australia.

"Kemampuan utama kendaraan baru adalah menembak dan bergerak cepat, menghindari serangan balik musuh,'' kata Dutton. "Proyek ini akan berarti peningkatan yang signifikan dalam tingkat daya tembak dan keamanan serta kemampuan artileri Australia.''

Korsel tidak ikut boikot Olimpiade di Beijing

Korea Selatan adalah mitra dagang terbesar keempat Australia dan pasar ekspor terbesar keempat di bawah perjanjian perdagangan bebas yang telah berlaku sejak 2014. Tahun ini menandai peringatan 60 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada pengarahan harian mengeritik Australia atas upayanya meningkatkan kapasitas pertahanan. 

Wang menuduh Australia "berusaha mengalihkan perhatian dengan menarik garis ideologis serta menciptakan musuh imajiner atas nama demokrasi dan kebebasan."

Di pihak lain, Korea Selatan mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam boikot diplomatik yang dilancarkan beberapa negara terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing yang akan digelar Februari tahun depan.

hp/ha (AP, AFP)