1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Asia Cemaskan Sikap Provokatif Korea Utara

24 Juli 2009

Ambisi nuklir Korea Utara membuat cemas negara-negara di kawasan Asia Timur Laut akan masa depan keamanan di kawasan itu.

https://p.dw.com/p/IweB
Seorang warga Seoul, Korea Selatan, simak berita TV mengenai uji coba roket Korea UtaraFoto: AP

Menteri Luar negeri Amerika Serikat Hillary Clinton menyampaikan, upaya Korea Utara untuk mewujudkan ambisi nuklirnya dapat memicu persaingan persenjataan di Asia Utara, salah satu kawasan paling dinamis di dunia dan memiliki andil besar dalam perekonomian global.

Mitra-mitra Amerika Serikat di kawasan itu mengerti bahwa persenjataan nuklir Korea Utara memiliki jangkauan konsekwensi yang sangat luas bagi keamanan masa depan di Asia Timur Laut. Hal ini tidak bermanfaat bagi kepentingan negara mana pun. Demikian dikatakan Clinton di sela-sela pertemuan Forum Regional ASEAN di Phuket Thailand. "Amerika Serikat dan mitra-mitranya tidak dapat menerima Korea Utara yang mencoba mempertahankan senjata nuklir untuk meluncurkan senjata balistik atau untuk proliferasi materi nuklir. Dan kami berkewajiban untuk menciptakan kawasan bebas nuklir di Semenanjung Korea secara damai."

Amerika Serikat telah menawarkan paket imbal balik bagi Korea Utara. Di Phuket, Clinton kembali menegaskan, dengan imbalan denukliarisasi yang tidak dibatalkan, pemerintahnya bersedia memberikan bantuan ekonomi dan normalisasi hubungan dengan Korea Utara. Korea Utara menolak paket tawaran luas Amerika Serikat tersebut. Diplomat Korea Utara Ri Heung Sik Kamis (23/07) kemarin dalam konferensi keamanan negara-negara Asia Tenggara di Phuket mengatakan, bahwa pembicaraan enam negara tidak akan dilanjukan. Konferensi tersebut dihadiri 26 menteri luar negeri termasuk 10 anggota kelompok negara ASEAN.

Dalam kesempatan itu, kementerian luar negeri Korea Utara menyerang Clinton secara verbal, di mana pekan ini dalam sebuah wawancara televisi, menteri luar negeri Amerika Serikat itu membandingkan Korea Utara ibarat anak kecil yang ingin minta diperhatikan. Dikatakan kadang-kadang Clinton seperti murid sekolah dan kadang-kadang seperti pensiunan yang pergi belanja. Demikian ujar seorang juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara yang dikutip media.

Banyak negara telah mengatakan kepada delegasi kecil Korea Utara dalam pembicaraan regional di Thailand, bahwa mereka merasa prihatin terhadap sikap provokatif Pyongyang baru-baru ini, yang antara lain melakukan uji coba nuklir dan senjata balistik.

Sementara itu Clinton juga mengatakan kekhawatiran Amerika Serikat atas kemungkinan transfer energi nuklir Korea Utara terhadap rejim di Myanmar.

Pakar Korea Utara di Universitas Trier Hans Maull kepada Deutsche Welle menuturkan: "Kita tahu bahwa Myanmar tertarik untuk memiliki energi nuklir untuk kepentingan sipil. Beberapa tahun lalu mereka mencoba mencoba membuat kontrak dengan Rusia untuk membantu pembangunan energi nuklir di Myanmar. Dan kita tahu Korea Utara mengulurkan tangan dan terlibat dalam ekonomi Myanmar melalui perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas nuklir. Jadi ada tanda-tanda yang mencurigakan tapi tidak ada bukti yang kongkrit."

DK/AR/dpa/Rtr