1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KesehatanIndonesia

Mengapa Calon Ibu Harus Mengonsumsi Asam Folat?

12 Desember 2023

Merencanakan kehamilan tidak hanya tentang tanggal dan biaya lahiran, tetapi juga kesehatan calon ibu dan jabang bayi. Mengapa asam folat menjadi kunci dalam kesehatan kehamilan?

https://p.dw.com/p/4a2rq
Ilustrasi ibu hamil
Ilustrasi ibu hamilFoto: Fleig/imago images/Eibner

Merencanakan kehamilan atau program hamil bukan sekadar memikirkan metode, tanggal cantik, sampai biaya lahiran. Kesiapan calon ibu dalam urusan kesehatan diri demi kesehatan calon bayi juga harus dipikirkan.

Demi kesehatan jabang bayi, calon ibu sudah harus mempersiapkan diri tubuhnya yang bakal menjadi ‘rumah' sang bayi. Karena itu, sejak merencanakan kehamilan perempuan sudah dianjurkan untuk mengonsumsi asam folat, terutama di 1000 hari pertama kehamilan (HPK).

"Seorang wanita sangat disarankan mengonsumsi asam folat dari jauh hari sebelum kehamilan, selama kehamilan, dan pada saat masa menyusui," kata Mega Damayanti Putri, ahli gizi dan Pengelola Program Gizi Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan kepada DW Indonesia.

Apa itu asam folat?

"Asam folat adalah salah satu vitamin, termasuk vitamin yang larut air. Nama lain adalah vitamin B9. Sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi homosistein. Vitamin ini terutama penting pada periode pembelahan dan pertumbuhan sel," ujarnya.

Perempuan yang disapa Mega ini mengungkapkan bahwa asam folat memiliki fungsi penting untuk kesehatan bayi dalam kandungan. Dia juga mengungkapkan bahwa vitamin ini berperan penting dari pembentukan sel darah merah, pembentukan sumsum tulang belakang, mendukung daya tahan tubuh, hingga menunjang proses tumbuh kembang janin.

"Bumil (Ibu hamil) harus memastikan bahwa asupan asam folat harian sudah cukup. Sebab pada 12 minggu pertama kehamilan, tulang belakang janin sedang mengalami perkembangan. Nah, asam folat memegang peranan penting dalam proses ini." 

Risiko kurang asam folat pada ibu dan janin

Perempuan di usia produktif disarankan untuk mengonsumsi asam folat setidaknya 400 mcg (microgram) per hari sebelum dan selama kehamilan khususnya di 1000 hari pertama.

Pada bulan keempat dan kesembilan kehamilan, dosis asam folat harian yang disarankan adalah 600 mcg dan sebanyak 500 mcg ketika menyusui. Konsumsi asam folat di atas dosis tersebut tidak mampu menekan risiko terjadinya kecacatan pada janin.

Kekurangan asam folat saat hamil bisa berakibat buruk pada janin dan ibunya. Risiko yang mungkin dialami janin ketika kekurangan asam folat antara lain spina bifida atau ada celah di tulang belakang, anensefali atau pertumbuhan tengkorak yang tak sempurna dan berakibat bayi meninggal saat dilahirkan, ada tonjolan di belakang kepala, dan bibir sumbing.

Gangguan lainnya antara lain yakni gangguan perkembangan pusat kecerdasan, gangguan sistem motorik, gangguan jantung, sampai tak bisa kontrol buang air besar dan air kecil.

Sementara pada ibu hamil, kekurangan asam folat bisa menyebabkan anemia, pucat, mudah lelah, sesak napas, sampai gangguan pencernaan. Dalam kategori yang lebih berat, ibu hamil bisa mengalami persalinan prematur, plasenta lepas sebelum waktunya, sampai keguguran.

Sumber asam folat alami

Untuk memenuhi kebutuhan asam folat, ada berbagai suplemen tambahan yang bisa dikonsumsi. Hanya saja akan lebih baik jika kebutuhan asam folat ini bisa dipenuhi melalui sumber makanan alami.

"Asam folat terdapat pada sayuran berdaun hijau seperti bayam, brokoli, lobak cina, kacang kering dan kacang polong, sereal, biji bunga matahari, kentang, tomat, jeruk, adalah sumber yang kaya akan folat," kata Mega.

Selain itu, pisang, susu, telur, alpukat,dan stroberi. Untuk mendapatkan jumlah asam folat yang optimal dalam makanan alami, disarankan untuk tidak menyimpan bahan makanan terlalu lama dan dimasak dengan suhu tinggi. Selain itu disarankan juga untuk tidak mengiris bahan makanan terlalu kecil.

Ancaman risiko stunting

Kekurangan asam folat dan nutrisi lainnya juga berisiko menyebabkan stunting. Mega mengatakan, stunting mulai terjadi ketika janin masih dalam kandungan disebabkan oleh asupan makanan ibu selama kehamilan yang kurang bergizi. Akibatnya, gizi yang didapat anak dalam kandungan tidak mencukupi. Kekurangan gizi akan menghambat pertumbuhan bayi dan bisa terus berlanjut setelah kelahiran.

"Prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan hasil SSGI pada 2022 masih di angka 21,6% yang berarti 1 dari 5 anak di Indonesia mengalami masalah gizi. Walaupun terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 24,4% (SSGI 2021), masih butuh upaya untuk mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024 sebesar 14%."

Mega juga menegaskan bahwa asupan protein hewani pada ibu hamil sangat penting dalam mencegah stunting pada janin. 

Hampir separuh ibu hamil mengalami anemia

Selain asam folat, ibu hamil membutuhkan sejumlah nutrisi penting untuk menjaga kesehatan dan mendukung perkembangan janin. Zat besi, kata Mega, menjadi kebutuhan utama untuk mencegah anemia pada ibu hamil dan mendukung pembentukan sel darah merah dan mencegah anemia.

Menurut Riskesdas  tahun 2018 sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Dan lebih dari 84% ibu hamil antara usia 15 hingga 24 tahun mengalami anemia.

"Kelahiran bayi prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih tergolong tinggi. Kelahiran bayi prematur selalu diikuti dengan BBLR. Prevalensi bayi prematur di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 7 - 14%, bahkan di beberapa kabupaten mencapai 16%."

"Penyebab anemia dan BBLR salah satunya adalah asupan gizi yang tidak seimbang, dan tidak rutin mengonsumsi tablet tambah darah dan asam folat selama masa kehamilan."

Selain itu, nutrisi lain yang dibutuhkan ibu hamil juga mencakup kalsium yang sangat penting untuk perkembangan tulang dan gigi janin. Sementara itu, asupan nutrisi  protein diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan organ pada bayi yang sedang berkembang.

"Ibu hamil juga butuh Vitamin D esensial untuk penyerapan kalsium dan fosfor, yang berperan dalam pembentukan struktur tulang, asam lemak omega-3, terutama ditemukan dalam ikan berlemak. Ini berperan dalam pengembangan otak dan penglihatan janin," ujarnya.

Suplemen gratis di puskesmas selama kehamilan

Dalam beberapa kondisi, ibu hamil membutuhkan tambahan suplemen vitamin dan mineral. Untuk itulah ibu hamil diharapkan rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan atau ke puskesmas.

"Jika memeriksakan kehamilan di puskesmas akan mendapatkan layanan gratis dengan membawa kartu BPJS/KIS, KTP wilayah, Buku KIA (Kesehatan Ibu Anak). Nanti ibu hamil akan diperiksa di poliklinik kesehatan ibu dan mendapat suplemen di antaranya asam folat, Fe (zat besi), vitamin D dan kalsium," ujar Mega.

Sayangnya, kebanyakan calon ibu lebih suka datang ke posyandu, alih-alih ke puskesmas. "Mereka lebih pilih datang ke posyandu, karena kalau di Puskesmas seringkali antre. Kalau posyandu juga kan lebih dekat ke mereka,” kata Riana Purwaningsih, kader posyandu di Jatiwaringin, Bekasi, kepada DW Indonesia.

"Posyandu sebenarnya hanya membantu memberikan informasi awal, apa yang harus diketahui ibu hamil. Bahkan dari si perempuannya punya rencana menikah, posyandu kami secara aktif sudah mulai mengedukasi."

"Kalau butuh suplemen seperti asam folat, kalsium, dan vitamin lainnya harus datang langsung ke puskesmas, akan diberikan secara gratis sesuai kebutuhan," ujar Riana. (ae)

 

Jangan lewatkan konten-konten eksklusif yang kami pilih setiap Rabu untuk kamu. Daftarkan e-mail kamu untuk berlangganan Newsletter mingguan Wednesday Bite.

C. Andhika S. Detail, humanis, dan tidak ambigu menjadi pedoman saya dalam membuat artikel yang berkualitas.