1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiCina

AS Naikkan Tarif Impor Mobil Listrik dari Cina Jadi 100%

15 Mei 2024

AS mengumumkan adanya kenaikan tarif untuk barang-barang yang berasal dari Cina. Semikonduktor, sel surya, baterai, kendaraan listrik, dan beberapa mineral termasuk yang terkena dampaknya.

https://p.dw.com/p/4frHm
Mobil listrik buatan Cina, BYD
Tarif impor baru AS untuk mobil listrik buatan Cina meningkat tajamFoto: Ng Han Guan/AP/picture alliance

Gedung Putih mengatakan pada Selasa (14/05) bahwa pihaknya menaikkan tarif untuk barang-barang impor dari Cina menjadi sekitar $18 miliar (sekitar Rp289 triliun), dan menyebut langkah ini sebagai tanggapan Amerika Serikat (AS) terhadap praktik perdagangan "tidak adil” Beijing.

"Praktik-praktik perdagangan yang tidak adil dari Cina terkait transfer teknologi, kekayaan intelektual, dan inovasi itu mengancam banyak bisnis dan para pekerja Amerika,” kata Gedung Putih. "Cina juga membanjiri pasar global dengan ekspor harga rendah yang dibuat-buat.” 

Apa saja yang dikenakan tarif impor lebih tinggi?

Mungkin kenaikan yang paling menonjol dan paling tajam adalah tarif impor untuk mobil listrik buatan Cina. Tarif itu meningkat dari 25% menjadi 100%, ditambah dengan beberapa biaya ekstra lainnya.

Mengutip dari Gedung Putih bahwa "subsidi yang ekstensif dan praktik non-pasar yang mengarah pada risiko besar kelebihan kapasitas” itu menjadi salah satu alasan kenaikkan tarif impor tersebut.

Semikonduktor, baterai dan kemasan baterai, beberapa produk baja dan aluminium, berbagai mineral dan bijih dari mangan hingga kobalt, serta zat radioaktif, menjadi barang-barang yang akan terdampak peningkatan biaya impor tersebut. 

Peralatan medis seperti respirator dan masker wajah serta jarum suntik juga termasuk di dalam daftar tersebut, di mana barang-barang itu selama ini sebagian besarnya bebas tarif impor. 

Beberapa pembatasan juga akan diimplementasikan tahun ini, menurut pemerintah AS. Sementara lainnya, seperti menggandakan tarif semikonduktor dari 25% menjadi 50%, baru akan diterapkan secara bertahap pada 2025.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pada Selasa (14/05) bahwa ia telah memperingatkan otoritas Cina mengenai kekhawatiran AS dan juga mendiskusikan alasan-alasannya dalam kunjungan Yellen baru-baru ini ke negara tersebut.

"Kekhawatiran akan kelebihan kapasitas ini secara luas diutarakan oleh mitra-mitra kami di seluruh negara maju dan pasar-pasar di negara berkembang, yang dimotivasi bukan oleh kebijakan anti-Cina tetapi oleh keinginan untuk mencegah dislokasi ekonomi yang merusak, akibat praktik-praktik ekonomi yang tidak adil,” ujar Yellen. 

AS: Langkah ini dirancang untuk investasi hijau di dalam negeri 

Banyak dari perubahan ini berfokus pada kekuatan baru Cina di sektor energi terbarukan, baterai dan mobil listrik.

Baterai ion-lithium pengganti dan suku cadang baterai untuk mobil dan jenis baterai lainnya akan dikenakan tarif impor baru, begitu juga dengan grafit alami dan magnet permanen untuk baterai tersebut, panel surya, dan beberapa mineral yang diperlukan untuk berbagai teknologi hijau. 

"Tindakan ini untuk melawan praktik perdagangan tidak adil Cina yang ditargetkan dengan hati-hati pada sektor-sektor strategis, yakni sektor yang sama di mana AS melakukan investasi bersejarah di bawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menciptakan dan mempertahankan lapangan kerja dengan gaji yang baik,” kata Gedung Putih.  

Pernyataan tersebut juga mengkritik upaya mantan presiden Donald Trump untuk membatasi perdagangan dengan Cina selama masa jabatannya, dengan mengatakan bahwa hal tersebut "gagal meningkatkan ekspor Amerika atau mendorong manufaktur Amerika seperti yang dijanjikannya.” 

Cina diprediksi akan menjadi salah satu isu kebijakan luar negeri yang akan muncul dalam kampanye pemilihan presiden AS dalam beberapa bulan mendatang. 

Traktor Listrik Produksi VW dan Universitas Rwanda

Scholz suarakan skeptisisme, menunggu investigasi Uni Eropa 

Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang mengunjungi mitranya di Stockholm pada Selasa (14/05), ditanyai mengenai keputusan AS tersebut dan apakah Jerman mungkin merencanakan langkah serupa. 

Scholz menyinggung penyelidikan Komisi Eropa yang sedang berlangsung terhadap kemungkinan adanya praktik perdagangan tidak adil oleh Cina, dan mengatakan bahwa ia tidak dapat memberikan komentar konkrit selama penyelidikan tersebut masih berlangsung. 

"Namun saya ingin mengatakan bahwa, setidaknya saat ini, 50% dari impor kendaraan listrik buatan Cina berasal dari perusahaan Barat yang memproduksinya di sana dan kemudian mengimpornya ke Eropa,” kata Scholz. "Hal itu mungkin bisa menjadi pembeda antara negara-negara lain dan Amerika Utara dalam masalah ini.”

Dia juga menunjukkan bagaimana Cina merupakan pasar ekspor yang penting bagi para produsen mobil Eropa. 

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson juga menyuarakan skeptisisme yang sama, dengan mengatakan bahwa memberlakukan tarif di dalam negeri pada umumnya "bukan ide yang baik untuk eksportir besar seperti Jerman dan Swedia.”

kp/rs (AFP, AP, dpa, Reuters)