1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikYaman

AS Kembali Tetapkan Houthi Yaman sebagai Kelompok Teroris

18 Januari 2024

Pemerintahan Biden kembali memasukkan kelompok militan Houthi di Yaman yang didukung Iran ke dalam daftar "teroris global". Houthi telah melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal AS di Laut Merah.

https://p.dw.com/p/4bOU3
 Protes oleh pendukung Houthi atas serangan udara AS dan Inggris
Para pejabat mengatakan mereka akan merancang sanksi finansial untuk meminimalkan kerugian bagi 32 juta orang di YamanFoto: Mohammed Huwais/AFP/Getty Images

Amerika Serikat (AS) telah menetapkan kembali kelompok militan Houthi Yaman sebagai organisasi teroris global. Penetapan itu akan memberikan dampak berupa sanksi keuangan yang ketat terhadap kelompok yang didukung oleh Iran tersebut.

Langkah ini diambil setelah meningkatnya ketegangan di Laut Merah, akibat kelompok Houthi melancarkan puluhan serangan terhadap kapal-kapal komersial yang melintasi jalur pelayaran penting itu. 

Pekan lalu, pesawat tempur, kapal perang, hingga kapal selam milik AS dan Inggris juga telah melancarkan puluhan serangan udara balasan terhadap kelompok Houthi.

Memotong pendanaan dan persenjataan Houthi

Para pejabat AS mengatakan, penetapan kembali Houthi sebagai kelompok teror ini bertujuan untuk memotong pendanaan dan persenjataan organisasi tersebut.

"Amerika Serikat menetapkan... Houthi sebagai teroris global yang ditunjuk secara khusus," demikian ungkap seorang pejabat senior pemerintahan AS kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa penetapan ini belum akan berlaku selama 30 hari ke depan dan masih dapat dicabut "jika Houthi menghentikan serangan mereka."

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken sebelumnya telah mencoret kelompok tersebut dari daftar organisasi teroris asing dan teroris global pada Februari 2021.

Ketegangan di Laut Merah

Houthi, yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman menyatakan  serangan mereka terhadap pelayaran kapal komersial di Laut Merah itu ditujukan sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dalam perang Israel-Hamas di Gaza.

Konflik di Gaza memuncak setelah kelompok militan Hamas, yang juga didukung oleh Iran, melakukan serangan teror ke Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.100 warga Israel dan menculik ratusan lainnya.

Amerika Serikat, Israel, dan beberapa negara lain memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

Ian Ralby, peneliti senior nonresiden di Centre for Maritime Strategy, mengatakan kepada DW bahwa "tidak perlu melakukan banyak hal hanya untuk mengganggu pelayaran kapal" dan Houthi "memiliki kemampuan untuk mengganggu pelayaran tanpa batas waktu, mengingat kemampuan teknologi yang rendah dapat menjadi pendekatan yang sangat mengganggu."

Dia menambahkan, pemerintahan Yaman yang diakui secara internasional membutuhkan lebih banyak dukungan dalam menghadapi pemberontakan Houthi yang didukung Iran.

"Sebagian dari itu membutuhkan pelabelan Houthi sebagai organisasi teroris asing dan mendukung pemerintah Yaman untuk terlibat dan merebut kembali beberapa wilayah yang dikuasai oleh Houthi, yang memungkinkan kelompok itu untuk melancarkan serangan-serangan ini."

kp/ha/as (AP, Reuters, AFP)