1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Keluarkan Doktrin Keamanan Baru

28 Mei 2010

Presiden Amerika Serikat Barack memperkenalkan doktrin keamanan baru. Ancaman ekstremis domestik menjadi bagian penting dalam kebijakan keamanan AS dan menggarisbawahi haluan baru.

https://p.dw.com/p/NcFp
Foto: AP

Harian Italia yang terbit di Milano „Corriere della Sera“ mengomentari doktrin keamanan nasional Presiden Barack Obama. Harian itu menulis:

„Ada angan-angan dan ada realitas. Mungkin itu bisa dijadikan sebagai sub judul doktrin keamanan baru AS. Staf Presiden Barack Obama berusaha menjauhkan diri dari dogma-dogma yang dipegang oleh presiden sebelumnya, George W. Bush. Mereka terutama menekankan, bahwa AS bukan musuh umat Islam sekaligus mengharapkan sebuah pendekatan multilateral. Namun janji Obama itu diiringi tindakan yang sebenarnya tidak berbeda dengan yang dilakukan di masa lalu. Dalam upayanya memberantas terorisme, Gedung Putih memang tidak menggunakan istilah perang, akan tetapi tetap menjalankannya. Walaupun perang di Irak tidak ditonjolkan, tentara AS tetap mengejar musuh di Afghanistan, Somalia dan Yaman.

Koran Italia lainnya yang terbit di Roma dan berhaluan kiri „La Republica“ menulis:

Definisi barunya adalah „perang global melawan terorisme“. Dengan melakukan perubahan 180 derajat Barack Obama berpaling dari haluan pendahulunya George W. Bush. Ia sekaligus membuat sebuah doktrin baru untuk keamanan nasional. Dan sebagian besar isi dari doktrin itu tidak mencakup bidang militer. Keamanan, kemakmuran dan norma menjadi garis haluan baru. Ekonomi yang lebih kuat, penyediaan energi yang independen, masyarakat sehat berpendidikan tinggi akan dilibatkan dalam kerjasama internasional agar terlindung dari ancaman. Target-target itu dihubungkan Obama dengan visi Franklin D. Roosevelt membentuk sebuah tata tertib internasional baru setelah Perang Dunia II.

Tema lain yang juga menjadi sorotan media internasional adalah rencana penghematan yang akan dilakukan oleh beberapa negara anggota Uni Eropa. Harian Spanyol berhaluan kiri „El País“ yang terbit di Madrid menulis:

Risiko dari malapetaka seperti yang terjadi di Yunani menuntut agar pengeluaran negara segera dikurangi. Hal ini hanya akan tercapai jika dimulai dari pengeluaran besar seperti untuk jaminan sosial, investasi di bidang sarana umum dan gaji pegawai negeri. Dalam keadaan darurat, tindakan cepat merupakan kriteria penting. Sedangkan argumen kalangan penentang paket penghematan adalah pemasukan yang seharusnya ditingkatkan dan bukan pengeluaran. Misalnya dengan menaikkan pajak. Namun kalangan itu tidak mengindahkan, betapa gentingnya situasi sekarang sehingga harus segera diambil tindakan, agar Spanyol dapat diselamatkan sebelum negara itu runtuh.

„République des Pyrénées“ harian yang terbit di selatan Perancis Tarbes juga memberikan komentarnya terkait rencana penghematan negara UE yang telah disepakati parlemen. Harian itu menulis:

Sejak krisis di Yunani sejumlah negara Eropa menyepakati program penghematan. Namun, bagaimana jika efek obat itu lebih buruk daripada penyakitnya itu sendiri? Yang mengatakannya adalah pemenang hadiah Nobel sekaligus profesor ekonomi Joseph Stiglitz. Menurutnya, rencana penghematan itu justru menjerumuskan Eropa ke dalam kehancuran. Pemangkasan anggaran belanja dan menolak untuk mendorong pertumbuhan konjunktur, pada kenyataannya dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Seperti sindrom krisis ekonomi terbesar yang terjadi di tahun 30an.

an/ar/afpd/dp