1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

110909 Israel Mitchell Besuch

12 September 2009

Terkait perundingan perdamaian antara Israel dan Palestina, Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah , George Mitchell mulai Minggu (13/9) hingga Selasa (15/9) di Israel akan bicarakan persiapan pertemuan tiga pemimpin.

https://p.dw.com/p/Jddf
Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell di IsraelFoto: picture-alliance/ dpa

Menjelang kedatangan Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, George Mitchell ke Israel Presiden Benyamin Netanyahu mejamin para pemukim Yahudi di Tepi Barat Yordan, bahwa mereka tetap bisa hidup secara normal juga setelah perundingan perdamaian kembali bergulir.

Di hadapan anggota partai Likud, Netanyahu menerangkan, “Saya ingin gunakan kesempatan ini untuk berbicara dengan saudara-saudara yang tinggal di Yudea dan Samaria. Anda semua warga yang baik dan setia kepada Israel. Anda memiliki hak untuk hidup secara normal. Ke depan kami akan melakukan dua hal secara bersamaan, mendorong agar proses politik terus bergulir dan berupaya agar Anda dapat hidup secara normal.”

Perdana Menteri Netanjahu menegaskan, bahwa kawasan timur Yerusalem yang dianeksasi usai perang 6 hari pada tahun 1967 bukan bagian dari perundingan itu. Seluruh Yerusalem merupakan ibukota rakyat Yahudi dan akan selalu begitu. Palestina menuntut kawasan timur Yerusalem sebagai ibukota dari negara yang akan didirikannya.

Utusan Khusus AS George Mitchell akan tiba di Israel hari Sabtu (12/9) untuk mempersiapkan pertemuan antara Presiden AS Barack Obama, Perdana Menteri Netanyahu dan Presiden Palestina, Mahmud Abbas. Rencananya, pertemuan puncak itu akan digelar dalam dua minggu ini di New York.

Terkait dengan digelarnya kembali perundingan perdamaian ini, Netanyahu juga menekankan,

“Kami telah berulang kali membuktikan, bahwa kai menginginkan perdamaian, bahkwa kami siap berkompromi agar perdamaian tercipta. Tapi kami tidak bersedia bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya dan bisa ditarik kemana suka. Jelasnya, kami tak mau dibodohi. Ada sejumlah hal yang tak dapat kami korbankan, pengakuan yang jelas terhadap hak rakyat Yahudi untuk menetap di tanah Israel.“

Menurut harian Israel Ha'aretz, Presiden Otonomi Palestina Mahmud Abbas telah menyampaikan kepada Gedung Putih dan pemerintahan Eropa, bahwa baru akan menghadiri pertemuan mendatang apabila Israel menghentikan semua kegiatan pembangunan permukiman di Tepi Barat Yordan dan Yerusalem Timur. Keputusan Israel pekan ini untuk memberikan izin pembangunan bagi 450 apartemen merupakan salah satu alasan bagi Presiden Abbas untuk tidang datang ke sesi pertemuan tiga pemimpin itu.

Sementara itu di Lebanon, pemenang hadiah Nobel Perdamaian yang juga Presiden Israel, Shimon Peres berusaha menggerakan pemimpin oposisi Tzipi Livni dari partai Kadima untuk bergabung di dalam pemerintahan Netanjahu. Belakangan, Livni berulangkali mengritik Netanyahu, yang disebutnya sebagai tak dapat dipegang. Peres mengatakan, bahwa Netanjahu bersedia menghentikan pembangunan di Tepi Barat Yordan dan segera kembali ke meja perundingan bersama Abbas. Namun Livni tetap menolak untuk bergabung dalam pemerintahan koalisi itu.

Clemens Verenkotte / Edith Koesoemawiria
Editor: Agus Setiawan