1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS dan Eropa Siap Bertemu Rusia di NATO Bahas Ukraina

12 Januari 2022

Penumpukan pasukan Rusia di Ukraina, memaksa AS terlibat dengan Moskow untuk pembicaraan menghindari kekhawatiran akan konfrontasi militer habis-habisan. Jelang pertemuan ini, AS mengumpulkan sekutu Barat.

https://p.dw.com/p/45POF
Markas NATO di Brussels
Putaran berikutnya dari dialog AS-Rusia tentang krisis Ukraina akan diadakan di markas NATO di BrusselsFoto: Benoit Doppagne/dpa/picture alliance

Amerika Serikat dan sekutu Eropanya bersiap bertemu utusan Rusia di NATO pada hari ini Rabu (12/01) untuk membicarakan bagaimana menenangkan ketegangan di perbatasan Ukraina.

Penumpukan pasukan besar-besaran Rusia di sekitar Ukraina yang sudah diduduki sebagian, telah memaksa Washington terlibat dengan Moskow untuk menghindari kekhawatiran akan konfrontasi militer habis-habisan.

Setelah putaran awal pembicaraan AS-Rusia di Jenewa pada Senin (10/01) terbukti tidak meyakinkan, putaran dialog berikutnya dipindahkan pada hari ini Rabu (12/01) ke markas NATO di Brussels.

Menjelang pertemuan itu, perunding dari AS Wakil Menteri Luar Negeri Wendy Sherman mengumpulkan sekutu Barat, beberapa di antaranya khawatir mereka mungkin akan dikesampingkan.

"Terlalu dini untuk mengatakan apakah Rusia serius tentang jalan menuju diplomasi atau tidak, atau jika mereka siap untuk bernegosiasi secara serius - kami serius," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki, Selasa (11/01).

Pembahasan krisis Ukraina
Tidak ada kejadian spesial yang terjadi selama pembicaraan 8 jam antara Wamenlu AS Wendy Sherman (kiri) dan Wamenlu Rusia Sergei Ryabkov (kanan) pada Senin (10/01)Foto: Denis Balibouse/KEYSTONE/REUTERS/dpa/picture alliance

"Persatuan” adalah kunci melawan "ultimatum Rusia"

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa (11/01) menegaskan kembali permintaannya agar Prancis dan Jerman menjadi tuan rumah pertemuan puncak internasional baru antara Moskow dan Kyiv untuk mengakhiri konflik.

Kepresidenan Prancis mengatakan Kremlin telah menyetujui Prancis, Jerman, Rusia, dan Ukraina untuk mengadakan pembicaraan semacam itu "pada akhir Januari".

Dan juru bicara Zelensky, Sergiy Nykyforov menyambut baik "niat dan upaya Amerika Serikat dan Rusia, serta NATO dan Rusia untuk mengurangi ketegangan dan menyelesaikan semua masalah bersama di meja perundingan."

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan "persatuan" adalah kunci melawan apa yang dia sebut sebagai "ultimatum Rusia".

'Momen kebenaran'

Pada Selasa (11/01), Wakil Menteri Luar Negeri AS Sherman mengatakan bahwa "Amerika Serikat berkomitmen untuk bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami untuk mendesak de-eskalasi dan menanggapi krisis keamanan yang disebabkan oleh Rusia.”

Setelah lebih dari tujuh jam negosiasi di Jenewa pada Senin (10/01), para pejabat Rusia dan AS keduanya menawarkan untuk terus berbicara, meskipun tidak ada terobosan.

Di NATO, Rusia akan diwakili oleh Wakil Menteri Luar Negeri Alexander Grushko, yang menggambarkan pertemuan itu sebagai "momen kebenaran" dalam hubungan Rusia-NATO.

Tuntutan Moskow termasuk jaminan nyata bahwa Ukraina tidak akan diizinkan untuk bergabung dengan NATO.

Sekutu telah lama bersikeras bahwa keanggotaan NATO adalah masalah bagi negara-negara berdaulat untuk memutuskan sendiri dan pada Selasa (11/01) sekali lagi bersumpah untuk mempertahankan kebijakan pintu terbuka mereka.

Mereka juga mengancam sanksi ekonomi dan keuangan besar-besaran terhadap Moskow jika penumpukan pasukannya yang besar di perbatasan Ukraina dan di Krimea yang sudah diduduki Rusia berubah menjadi invasi baru. 

Rusia telah menekan Ukraina sejak 2014

Sherman mengatakan Rusia tidak memberikan bukti bahwa mereka tidak akan menyerang atau penjelasan apa pun mengapa mereka mengerahkan sekitar 100.000 tentara ke perbatasan Ukraina.

Dia telah menawarkan langkah-langkah de-eskalasi terbatas, dengan Washington dan Moskow untuk menyetujui batasan timbal balik untuk baterai dan latihan rudal.

Duta Besar AS yang baru untuk NATO, Julianne Smith, mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan itu dapat membahas "pembatasan timbal balik pada latihan."

Dia menggambarkan tema umum pembicaraan hari Rabu (12/01) sebagai "pengurangan risiko, transparansi, kontrol senjata, dan berbagai cara di mana kita berkomunikasi satu sama lain."

Rusia telah memberikan tekanan kuat pada Ukraina sejak 2014, setelah sebuah revolusi menggulingkan pemerintah yang berpihak pada Kremlin untuk tidak bergerak lebih dekat ke Eropa. Rusia merebut dan mencaplok wilayah Ukraina, Krimea, dan Moskow mendukung pemberontakan di Ukraina timur di mana lebih dari 13.000 orang tewas.

pkp/ha (AFP)