1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AS Akan Tinjau Ulang Hubungannya dengan Kuba

9 April 2009

Pemerintah baru Amerika Serikat di bawah pimpinana Barack Obama meninjau ulang, seberapa jauh AS seharusnya mengubah hubungannya dengan Kuba.

https://p.dw.com/p/HU4W
Foto: picture-alliance / dpa

"Ini saatnya membuka dialog dengan Kuba“, kata anggota Kongres AS Barbara Lee, Rabu (08/04) di Washington. Lee adalah satu dari 7 anggota delegasi AS yang melakukan kunjungan 5 hari di Kuba.

Apa kabarnya Fidel Castro? Sejak tahun 2006 ia menjauhi publik dan diperkirakan tengah mendekati ajal. Namun anggota Kongres AS yang bertemu dengannya secara pribadi selama dua jam di Havana menegaskan: "Fiedel Castro sangat ramah dan sangat enerjik,“ kata Barbara Lee, anggota Kongres Partai Demokrat dari California.

Castro yang berusia 82 tahun itu sehat mentalnya, mengikuti isu-isu politik dan tertarik mengenainya. Pembicaraan juga dilakukan anggota Kongres Amerika dengan Presiden Kuba Raul Castro. Ini adalah kontak pertama Amerika sejak Raul mengambil alih tampuk pimpinan tertinggi, awal 2008.

Barbara Lee juga menyatakan: "Mengingat arah baru dalam politik luar negeri kita, ini saatnya untuk meninjau ulang hubungan kita dengan Kuba. Kuba menginginkan dialog, ingin pembicaraan, ingin hubungan yang normal dengan AS.“

Berbeda dengan ketujuh anggota Kongres tersebut, sampai saat ini rata-rata warga AS tidak boleh pergi ke Kuba. Mereka harus menempuh jalan memutar, yang ilegal, lewat Mexiko atau Kanada.

Tetapi setelah 47 tahun embargo, pemerintahan Obama meninjau ulang pembatasan untuk kunjungan dan perdagangan. Tidak mengejutkan. Semasa berkampanye sebagai calon presiden, Barack Obama menegaskan bahwa ia memilih cara dialog.

"Pandangan bahwa tidak berbicara dengan negara lain sebagai sebuah hukuman adalah hal menggelikan. Dan itulah prinsip dasar diplomasi pemerintahan Bush. Ronald Reagan atau John F. Kennedy tetap menjalin kontak dengan Uni Soviet, juga pada saat Reagan menyebut Soviet sebagai kerajaan jahat. Itu karena mereka paham bahwa kita tidak bisa percaya pada negara-negara itu, yang mungkin mengancam kita dengan bahaya, tetapi kita tetap berkewajiban untuk mencari wilayah di mana kita bisa saling mendekatkan diri.“ Kata Obama dalam kampanyenya.

Berlakukah itu juga untuk Kuba? Ada keberatan di kalangan eksil Kuba. Anggota Kongres Republik Mel Martinez memperingatkan resiko melunaknya pembatasan bagi Kuba. Negara yang tetap tidak demokratis, menekan hak asasi dan memenjarakan pembangkang, tidak layak mendapat penghargaan. Martinez sendiri lahir di Kuba dan datang ke Florida saat masih kanak-kanak.

Barbara Lee punya penilaian lain setelah kunjungan resmi delegasi Kongres AS ke Kuba. Mayoritas rakyat Amerika berada di pihaknya. Jajak pendapat terbaru menunjukkan, 68% warga Amerika mendukung langkah pendekatan dengan Kuba. Lee mengingatkan, ke-15 negara di Amerika Latin dan sebagian besar negara anggota Uni Eropa menjalin hubungan normal dengan Kuba. Amerika lah yang terisolasi, kata Lee.

Semacam pemahaman ditunjukkan pula oleh Fidel Castro. Walaupun maksudnya baik, kesediaan Obama untuk berdialog bisa gagal akibat kenyataan politik di AS, demikian tulis Castro dalam sebuah komentar. Kepada anggota kongres AS yang menemuinya di Havana, Castro mengajukan pertanyaan menarik, yaitu, "Apa yang bisa kami bantu bagi Obama?"

Frank Aischmann/Renata Permadi

Editor: Hendra Pasuhuk