1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikArmenia

Armenia Umumkan Gencatan Senjata, Apa Respons Azerbaijan?

15 September 2022

Pemerintah Armenia mengumumkan gencatan senjata setelah dua hari aksi saling tembak di dekat wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Namun Kementerian Pertahanan Azerbaijan belum mengonfirmasi perkembangan tersebut.

https://p.dw.com/p/4GrsG
Bangunan yang terbakar di Vardenis, Armenia
Desa-desa di sepanjang perbatasan Armenia dan Azerbaijan menjadi sasaran pertempuranFoto: Alexander Patrin/TASS/dpa/picture alliance

Armenia dan Azerbaijan telah menyetujui gencatan senjata, demikian klaim seorang pejabat keamanan Armenia pada Rabu (14/09) malam.

"Dengan partisipasi masyarakat internasional, gencatan senjata telah tercapai," kata Armen Grigoryan, Sekretaris Dewan Keamanan Armenia, dalam sambutan yang disiarkan televisi dari ibukota Yerevan.

Grigoryan menambahkan, gencatan senjata mulai berlaku pada hari Rabu (14/09) pukul 8 malam waktu setempat. Pengumuman itu dirilis setelah kesepakatan gencatan senjata sebelumnya, yang ditengahi oleh Rusia pada Selasa (13/09) telah gagal.

Armenia telah meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) yang dipimpin Rusia terkait aksi baku tembak militer kedua negara bertetangga itu. Namun, lantaran Moskow disibukkan dengan perangnya di Ukraina, CSTO hanya setuju untuk mengirim misi pencari fakta ke wilayah tersebut, yang tiba pada hari Kamis (15/09).

Azerbaijan belum berkomentar

Kementerian Pertahanan Azerbaijan sejauh ini belum mengonfirmasi kesepakatan gencatan senjata tersebut.

Kedua negara saling menyalahkan atas provokasi awal, yang menyebabkan aksi saling tembak selama dua hari, dan menewaskan lebih dari 150 tentara dari kedua belah pihak.

Sebelumnya pada hari Rabu (14/09), Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan, pasukan Azerbaijan telah menguasai 10 kilometer persegi wilayah Armenia selama bentrokan.

Terlepas dari gencatan senjata, ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di ibu kota Armenia, Yerevan, untuk menuntut pengunduran diri Pashinyan pada Rabu (14/09) malam.

ha/as (AP, Interfaks, dpa)