1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialGlobal

April Mop: Asal-Usul dan Apa Bedanya dengan Fakenews?

Brenda Haas
5 April 2024

Dari mana asal-usul April Mop? Mengapa banyak perusahaan besar sekarang meninggalkan tradisi itu?

https://p.dw.com/p/4eQPq
Instalasi "Invisible Man" di Musium Lilin Madame Tussauds London 2017 dimaksudkan sebagai April Mop
Instalasi "Invisible Man" di Musium Lilin Madame Tussauds London 2017 dimaksudkan sebagai April MopFoto: Jonathan Brady/empics/picture alliance

Sebenarnya tidak ada fakta yang jelas tentang asal-usul April Mop. Legenda yang sering diulang-ulang adalah bahwa pada 1 April 1582, orang-orang mengolok-olok orang lain hanya untuk lelucon dan senang-senang saja. Pasalnya, pada hari itu Prancis beralih dari sistem kalender Julian ke sistem kalender Gregorian, sebagaimana diserukan oleh Konsili Trente pada tahun 1563.

Sebelumnya, Eropa memang masih mengikuti sistem kalender Julian, yang pertama kali ditetapkan oleh Kaisar Romawi Julius Caesar pada tahun 46 SM. Tahun baru dalam sistem itu dimulai dengan masuknya musim semi sekitar tanggal 1 April. Adalah Paus Gregorius XIII yang memberlakukan kalender Gregorian pada tahun 1582, mulai 1 April.

Mereka yang tidak mendapatkan pemberitahuan tentang perubahan sistem kalender itu, pasalnya ketika itu berita disebarkan mulut ke mulut atau dengan merpati pos jadi super lambat, tetap merayakan tahun baru pada tanggal 1 April, dan segera menjadi sasaran tertawaan dan lelucon, dan mendapat julukan "April fools" atau "April Mop." Di kemudian hari muncul tradisi April Fools Day setiap 1 April.

@dwnews - April fools fest on social media

Ada banyak teori

Ada dua teori lain yang juga diajukan. Ada yang mengaitkan April Mop dengan festival Romawi kuno Hilaria atau Festival Kegembiraan, yang dirayakan pada tanggal 25 Maret dan didedikasikan untuk Dewi Cybele.

Teori lain menghubungkan tanggal 1 April dengan hari pertama musim semi di belahan bumi utara, di mana alam "membodohi" manusia dengan cuaca yang berubah-ubah dan tidak dapat diprediksi, seperti hujan es mendadak dan sinar matahari di menit berikutnya.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Selama berabad-abad ada juga kejahilan dengan cara menempel ikan kertas di punggung seseorang. Dalam bahasa Prancis disebut "poisson d'avril" atau ikan April, mengacu pada ikan muda yang mudah ditangkap, atau dengan kata lain, ikan yang mudah tertipu.

Selama bertahun-tahun, 1 April kemudian menjadi hari "membodohi” orang dengan berbagai cara, cerita, dan kejahilan, dari maskapai penerbangan, museum, hingga kebun binatang yang "mengerjai” orang-orang setiap tanggal 1 April.

Pada tahun 2010, Museum Sejarah Nasional Denmark misalnya merilis selebaran yang menampilkan versi kerangka objek wisata terkenal di kota itu, "The Little Mermaid". Pada tahun 2017, museum lilin Madame Tussauds London menampilkan instalasi khusus yang diberi judul "The Invisible Man".

Pada 1 April 1957, siaran internasional Inggris BBC menayangkan video tipuan berdurasi tiga menit, yang memperlihatkan sebuah keluarga di Swiss selatan yang konon memanen spageti dari "pohon spageti". Karena spageti merupakan produk yang relatif tidak dikenal di Inggris pada saat itu, banyak pemirsa yang menghubungi BBC untuk meminta nasihat mengenai cara menanam pohon spageti.

April Mop tidak lucu lagi di era fake news

Masa kini, di mana informasi palsu dan disinformasi bertebaran di mana-mana lewat media sosial, tidak jelas lagi yang mana lelucon dan yang mana bukan. Lelucon bisa saja dianggap fakta dan yang menyebarkannya bisa digugat karena penyebaran fake news.

Misalnya Futurism.com pernah memposting artikel pada tahun 2017 dengan judul "Pluto Telah Resmi Direklasifikasi Sebagai Planet!" dan menyebutkan bahwa perubahan tersebut dideklarasikan oleh Persatuan Astronomi Internasional. Meskipun "berita” itu merupakan lelucon April Mop, ternyata banyak situs internet yang memberitakan tentang hal itu tanpa pengecekan fakta lebih dulu.

Banyak perusahaan besar, termasuk Google, sudah tidak mengikuti tradisi Apil Mop lagi, dengan asalan bahwa lelucon semacam itu terasa tidak pantas lagi pada saat disinformasi merajalela.

(hp/as)