1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apakah Warna Kulit Obama Berperan dalam Kampanye?

16 April 2008

Setelah Jesse Jackson, Barack Obama menjadi kandidat presiden berkulit hitam berikutnya. Apakah itu berpengaruh dalam kampanye saat ini dan politiknya nanti?

https://p.dw.com/p/Dj3c
Kandidat presiden Barack Obama dari Partai Demokrat
Kandidat presiden Barack Obama dari Partai DemokratFoto: AP

Tidak diragukan lagi, Barack Obama hingga saat ini merupakan politisi paling sukses di Amerika Serikat. Dalam waktu singkat, sejak pemilihan presiden tahap awal, Obama terus menyodok posisi kandidat favorit Hillary Cinton. Obama sangat karismatik, dinamis dan menjanjikan pembaruan.

Setelah delapan tahun pemerintahan George W. Bush dan lima tahun Perang Irak, banyak warga Amerika Serikat yang menyandarkan harapan baru pada Obama. Sebagian orang menyebut, saat ini Amerika terkena demam "Obamania“.

Stephen Marshall dari Pusat Studi Afrika dan Afro Amerika di Universitas Texas mengatakan, fenomena Obamania itu memiliki arti lebih dalam.

"Saya cenderung untuk menahan penggunaan istilah Obamania. Itu menginterpretasikan entusiasme yang berwajah ganda sebagai ungkapan ledakan yang tidak rasional, tanpa bobot politik yang sah dan tidak mencerminkan jawaban rasional dan masuk akal terhadap masalah yang dihadapi Amerika. Tapi saya juga tidak mau menggambarkan fenomena ini dari arti sebenarnya,“ ujar Marshall.

Yang luar biasa adalah bagaimana fenomena Obamania menyihir warga afro Amerika. Hampir seluruh warga kulit hitam Amerika mendukung politisi yang pernah bersekolah di SD Menteng, Jakarta, itu. Obama sendiri menekankan, identitas kulitnya tidak memegang peranan apa pun.

Profesor Joy James dari Williams College di Massachussetts mengemukakan, antusiasme warga afro Amerika sangat jelas berkaitan dengan warna kulit Obama.

"Hingga saat ini terdapat suatu harapan bahwa politik yang rumit dan keberadaban direpresentasikan sebagai kulit yang putih. Nah, potensi itu sekarang dirusak. Tapi warga kulit putih juga memilih mendukung kerusakan itu,“ jelas James.

Stephen Marshall menunjukkan arti Obama sebagai kandidat presiden. Dikatakannya, "Salah satu hal paling berarti dalam pencalonan Obama adalah, dia berhasil membuat Amerika berpikir bahwa mereka berhasil melakukan kemajuan dalam hal hubungan antar ras. Jadi mereka dapat memilih presiden hitam.“

Barack Obama menggambarkan kesuksesan dalam kampanyenya sebagai hasil upaya gerakan membela hak warga kulit hitam yang sudah berlangsung lama. Tanpa politisi kulit hitam pendahulunya Jesse Jackson, yang juga menjadi kandidat presiden, menurut Obama, langkahnya tidak akan sejauh ini. Namun Obama tidak mau disamakan dengan politisi kulit hitam lainnya, demikian menurut Stephen Marshall, karena ayah Obama adalah orang Kenya dan ibunya berkulit putih.

Marshall mengatakan, "Dia mampu menawarkan citra identitas kulit hitam alternatif yang mengeluarkan politik kulit hitam dari gerakan pembela hak sipil. Politik hitam yang sudah dilembagakan sebagai bagian dari sistem politik yang pada akhirnya hanya bertanggung jawab kepada pemilih kulit hitam.“ (ls)