1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikAsia

Apakah Israel Telah Memulai Invasi Skala Penuh ke Gaza?

Clare Roth
30 Oktober 2023

Israel mengumumkan telah memulai serangan darat ke Gaza, namun belum jelas apakah manuver ini menandai dimulainya invasi besar-besaran.

https://p.dw.com/p/4YBMu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi pangkalan Angkatan Laut sektor selatan di Ashdod, 29 Oktober 2023.
Foto: Kobi Gideon/Israeli Gpo/ZUMAPRESS.com/picture alliance

Ketika militer AS memasuki Irak pada 20 Maret 2003, surat kabar di seluruh dunia tidak menyisakan ruang untuk mempertanyakan apa yang sedang terjadi. "PERANG," demikian judul berita setengah halaman di San Francisco Chronicle. Surat kabar Rheinische Post di Jerman juga menurunkan berita utama: "Serangan besar sedang berlangsung.".

Pernyataan-pernyataan semacam ini juga mengiringi pengumuman serangan darat Israel ke Gaza sejak Jumat (27/10/) lalu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa militernya telah memperluas aktivitas ke wilayah Gaza, dan bahwa "tahap kedua" perang telah dimulai.

Namun, masih belum jelas, apakah ini merupakan awal dari invasi skala penuh yang sebelumnya direncanakan Israel setelah serangan teror Hamas? Atau hal itu baru akan terjadi nanti?

"Tahap kedua mungkin terlihat seperti serangan yang sedang berlangsung namun tidak terlalu besar," ungkap koresponden DW Rebecca Ritters melaporkan dari di Israel, dekat perbatasan timur laut negara itu dengan Gaza pada hari Minggu (29/10) pagi.

Sebelumnya. banyak yang memperkirakan serangan darat Israel segera dilakukan dalam beberapa minggu sejak serangan teror Hamas, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. Sedangkan menurut Hamas, sekitar 8.005 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan balasan Israel.

Hamas dideklarasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan beberapa negara lain, di antaranya Jerman, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Serangan skala kecil, bukan invasi skala penuh

Veronika Poniscjakova, pakar militer dan keamanan Timur Tengah di University of Portsmouth di Inggris, mengatakan kepada DW mengapa dia berpikir Netanyahu "cukup enggan pada saat ini" untuk menyebut serangan akhir pekan sebagai invasi skala penuh.

"Dari sudut pandang saya, saya pikir (operasi darat) ini menciptakan kondisi untuk apa yang mungkin terjadi setelahnya," katanya, seraya menambahkan, bagaimanapun, pada saat ini sulit untuk mengatakan apa yang mungkin terjadi.

Ia mengatakan bahwa ini bisa jadi merupakan awal dari serangkaian serangan kecil, dengan invasi besar yang direncanakan di kemudian hari - atau tidak sama sekali, tergantung pada bagaimana sentimen yang terus berkembang di antara para sekutu dan warga Israel sendiri.

Poniscjakova menjelaskan bahwa selama tiga minggu terakhir sejak Netanyahu pertama kali mengumumkan rencana invasi darat skala penuh, sentimen telah berubah.

Beberapa warga Israel melakukan aksi menentang invasi sampai para sandera dibebaskan oleh Hamas.
Beberapa warga Israel melakukan aksi menentang invasi sampai para sandera dibebaskan oleh Hamas.Foto: Jim Hollander/Matrix Images/picture alliance

Salah satunya, AS, sekutu setia Israel, merekomendasikan dalam pembicaraan diplomatik setelah serangan tersebut agar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan-serangan yang lebih kecil ke Gaza daripada invasi skala penuh yang diumumkannya, ujar Poniscjakova.

Poniscjakova.menambahkan bahwa pendapat di antara warga Israel sudah berubah sejak serangan 7 Oktober. Ia mengutip sebuah jajak pendapat yang dilakukan awal pekan ini yang menunjukkan bahwa warga "tidak terlalu mendukung invasi skala penuh seperti dua minggu lalu."

Dan akhirnya, katanya, muncul pertanyaan rumit tentang bagaimana IDF akan berhasil "menghancurkan" Hamas tanpa membahayakan nyawa lebih dari 200 sandera yang diculik oleh kelompok militan itu di Israel.

IDF tampaknya berupaya melawan dengan serangan berskala lebih kecil daripada invasi besar-besaran yang dramatis, setidaknya untuk awal. Poniscjakova mengatakan bahwa militer mungkin akan melakukan serangan berskala kecil selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.

"Hal itu, bagi saya, menunjukkan bahwa apa pun yang akan terjadi, akan memakan waktu lama," katanya.

Laporan dari perbatasan

Pada saat ini, masih belum jelas berapa banyak tentara Israel yang telah dikirim ke Gaza. Juru bicara militer IDF Daniel Hagari mengatakan dalam konferensi pers pada hari Minggu bahwa militer "secara bertahap memperluas aktivitas darat dan cakupan pasukan kami di Jalur Gaza," seraya menambahkan, "kami akan melakukan semua yang kami bisa dari udara, laut, dan darat untuk memastikan keamanan pasukan kami dan mencapai tujuan perang."

Koresponden DW membenarkan serangan yang makin intensif ke Gaza. "Di sini Anda benar-benar dapat melihat dan mendengar bagian-bagian dari tahap kedua yang terjadi di depan mata dan telinga kita," kata koresponden DW, Ritters. "Kami melihat serangan artileri yang cukup konstan (...) serta serangan udara di kejauhan (...) tentu saja mendengar jet tempur terbang di atas kepala dari waktu ke waktu."

Ritters mengatakan bahwa dari posisinya, orang bisa mendengar tembakan senapan mesin berat dan ringan, yang menunjukkan bahwa militer Israel dan militan Hamas relatif dekat satu sama lain. Namun, "dalam hal fase kedua, kami tidak tahu persis dalam istilah militer apa artinya," katanya.

Hampir tidak mungkin untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya mengenai situasi di Gaza karena pemadaman listrik dan internet yang meluas di seluruh wilayah tersebut sejak hari Jumat (27/10). Jadi, kata Ritters, tidak jelas seberapa besar perlawanan yang didapat pasukan Israel dari militan Hamas. "Informasi terus mengalir, tetapi ini juga merupakan perang informasi," katanya. "Kami mendapatkan disinformasi dari semua pihak, mendengar berbagai hal di media sosial. Dan untuk benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, masih terlalu dini untuk mengatakannya."

IDF menerbitkan informasi pada hari Minggu (29/10), mencatat bahwa setidaknya dua tentaranya telah terluka.

"Baru awalnya saja"

Dalam pernyataan yang diterbitkan setelah berita awal serangan darat pada hari Jumat muncul, Jonathan Panikoff, Direktur Inisiatif Keamanan Timur Tengah Scowcroft di Program Timur Tengah Dewan Atlantik, menulis: "masih ada pertanyaan terbuka tentang ukuran dan ruang lingkup (serangan darat)."

"Apakah ini menandai dimulainya invasi darat berskala penuh atau apakah ini merupakan persiapan untuk operasi kontra-pemberontakan yang lebih terfokus dan lebih kecil? Dalam beberapa hari mendatang, keputusan Yerusalem tentang jenis operasi apa yang akan dilakukan akan terungkap."

Meskipun masih banyak yang belum jelas pada saat ini, para ahli tampaknya sepakat pada setidaknya satu hal: upaya militer Israel untuk "memusnahkan Hamas" mungkin akan berlangsung lama  "diukur dalam hitungan minggu atau bulan, bukan hari," tulis Panikoff.

Netanyahu sendiri menegaskan hal itu. "Ini adalah perang kemerdekaan kita yang kedua," katanya pada Sabtu (28/10) malam. "Kita baru berada di awal."

bh/gtp/hp