1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apa Yang Telah Obama Lakukan untuk Korban Katrina?

28 Agustus 2009

Saat warga New Orleans, Sabtu (29/08), mengenang bencana yang menghancurkan kota mereka, Presiden AS Barack Obama tengah berlibur. Ia tidak direncanakan mengunjungi New Orleans pada peringatan empat tahun badai Katrina.

https://p.dw.com/p/JKt9
Badai Katrina sapu New Orleans, 29 Agustus 2005Foto: AP

Tapi tidak hadirnya Obama, bagi Joia Crear-Perry, hal itu sama sekali bukan masalah. “Presiden Bush bolak-balik datang dalam tiga tahun terakhir dan tetap saja tak ada manfaatnya bagi kami."

Joia Crear-Perry memimpin sejumlah rumah sakit umum milik pemerintah di New Orleans. Karena awalnya semua RS tutup setelah bencana badai Katrina, dokter ahli kandungan itu tidak menemukan tempat kerja dan memutuskan beralih ke bidang administrasi. Perempuan Afro-Amerika ini pendukung Obama, sama dengan suaminya, Andre Perry. Tapi berbeda dengan istrinya, pembantu dekan di Universitas New Orleans itu berpendapat, presiden perlu menunjukkan kehadirannya.

"New Orleans tidak cukup melihat Presiden atau mendengar pernyataannya, terutama menyangkut perlindungan dengan tanggul. Memang sudah dibangun lagi, tetapi erosi alami membuat kami lebih rentan dari sebelumnya. Kita perlu lebih banyak diskusi tentang perlindungan daerah pantai. Pemerintah negara bagian juga harus lebih gigih mengatasi kendala birokratis, agar bantuan keuangan lebih cepat dialirkan. Presiden bisa berbuat lebih banyak untuk mendorong pemulihan,“ tutur Andre Perry.

Nolan Rollins dari Liga Urban, organisasi yang berjuang bagi warga Afro-Amerika, memberi sanggahan. Ia sudah dua tahun mengambil alih kepemimpinan di kantor di New Orleans. "Dalam waktu singkat sejumlah anggota kabinet baru datang. Menteri untuk Perumahan dan Pengembangan Kota, Menteri Keamanan Nasional, juga Direktur Badan Pengelolaan Keadaan Darurat. Itu menunjukkan, presiden punya komitmen. Dia tidak mementingkan acara seremonial. Dia mendatangkan orang-orang terbaiknya ke sini, yang memiliki akses langsung kepada dia. Presiden memberi kesempatan agar suara kami didengar.“

Bagaimanapun juga, terpilihnya Obama sebagai presiden memberi dorongan moral bagi warga Afro-Amerika, tambah Rollins. Tidak bisa tidak, orang pasti bangga dan penuh harapan. Contoh untuk itu bisa dilihat, juga di New Orleans, kata Rollins. Para remaja kulit hitam di kawasan pemukiman miskin, mengenakan t-shirt bergambar Obama.

Tetapi, warga Afroamerika di New Orleans sepakat, perubahan seperti itu saja tidak cukup. Cepat atau lambat dibutuhkan tindakan dan perubahan nyata bagi kota yang masih tak memiliki infrastruktur di banyak wilayahnya. Rencana ini bisa saja disampaikan sendiri oleh Obama, karena sumber di lingkungan presiden mengatakan, tahun ini juga Barack Obama akan datang ke New Orleans.

Baik jika ia melakukannya, karena orang-orang yang membelanya juga tak mau menunggu isyarat simbolis itu lebih dari satu tahun.

Christina Bergmann/Renata Permadi

Editor: Yuniman Farid