1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apa Kata Media Internasional Terhadap Hasil Pilkada?

28 Juni 2018

Media di berbagai negara menilai hasil Pilkada akan menggariskan nasib Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019. Terutama Pilgub Jawa Barat dipandang krusial untuk memetakan dukungan umat muslim bagi koalisi pemerintah.

https://p.dw.com/p/30SL7
Kiosk Zeitungsständer
Foto: imago/K-P Wolf

Dunia memantau dengan seksama perubahan konstelasi politik di Indonesia pasca Pilkada Serentak 2018. Terutama nasib Presiden Joko Widodo menjelang Pemilu Kepresidenan 2019 menjadi sorotan utama media-media internasional.

Situs berita Bloomberg, misalnya menilai hasil Pilkada 2018 "mengindikasikan masa jabatan kedua buat Jokowi," tulis media asal New York, Amerika Serikat, tersebut. "Aliansi Presiden Joko Widodo memimpin di sejumlah daerah pemilihan penting. Hasil ini menciptakan momentum baginya menjelang Pilpres tahun depan."

Media-media asing lainnya juga banyak menyoroti hasil Pilkada di Jawa Barat. Harian AS, Wall Street Journal, menurunkan laporan dengan judul "Kekalahan Partai-partai Islamis dalam Pilkada mengendurkan tekanan terhadap Presiden Indonesia." Artikel tersebut menyebut "para pemilih di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia menghadiahkan kemenangan bagi koalisi Presiden Joko Widodo dan mengendurkan tekanan terhadap sang pemimpin moderat dari rasa percaya diri kelompok muslim garis keras yang semakin besar jelang Pilpres tahun depan."

Sebaliknya harian bisnis Jepang, Nikkei Asian Review, menganalisa hasil Pilkada dengan lebih kritis. Menurut koran yang terbit di Tokyo itu Pilkada kali ini bisa dianggap sebagai tembakan peringatan ke arah Presiden Joko Widodo tentang dukungan yang kian "menyusut." NAR juga menulis ketatnya persaingan dengan partai oposisi di sejumlah dapil penting akan "mendorong Presiden Jokowi untuk membuat kebijakan yang lebih populis untuk mendulang suara pada pemilu tahun depan."

Sementara media konservatif asal negeri jiran, The Australian, menilai tipisnya perbedaan perolehan suara di Jawa Barat antara koalisi Joko Widodo dan Prabowo Subianto "mengisyaratkan kontestasi yang ketat pada Pilpres April mendatang." Namun begitu harian terbitan Surry Hills, New South Wales, itu juga menulis hasil buruk yang dicatat Gerindra dan PKS di sejumlah tempat akan memaksa Prabowo mengkaji ulang strategi kampanyenya.

rzn/hp (dari berbagai sumber)