1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Apa Kata Dunia Tentang Kemenangan Macron?

8 Mei 2017

Keberhasilan kandidat poros tengah, Emmanuel Macron, dalam pilpres Perancis ditanggapi dengan lega oleh pemimpin-pemimpin Eropa. Namun suara miring juga mulai bermunculan.

https://p.dw.com/p/2ca3Q
Frankreich Präsident Emmanuel Macron spricht vor dem Louvre in Paris
Foto: Reuters/B. Tessier

Kemenangan tokoh poros tengah Perancis, Emmanuel Macron, dalam pemilihan kepresidenan seusai mengalahkan kandidat populis kanan, Marine Le Pen, disambut lega oleh pemimpin Eropa. Le Pen yang berambisi membawa Perancis keluar dari Uni Eropa mendapat 34,6% suara. Sementara Macron yang didukung partai konservatif dan buruh meraup 65,8%.

"Selamat kepada Emmanuel Macron atas kemenangan besarnya hari ini sebagai Presiden Perancis. Saya menantikan bekerjasama dengannya," kicau Presiden AS, Donald Trump, lewat Twitter. Macron yang baru berusia 39 tahun adalah presiden termuda Perancis sejak Napoleon Bonaparte, 1848.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May, juga menyampaikan ucapan selamat, meski Macron berulangkali menyebut Brexit sebagai tindak "kriminal" dan mendukung isolasi Inggris dari pasar Uni Eropa.

"Kemenangan anda adalah kemenangan bagi Eropa yang kokoh dan bersatu, juga untuk persahabatan Jerman dan Perancis," kata Jurubicara Kanselir Jerman Angela Merkel,  Steffen Seibert. Katanya Merkel telah menghubungi Macron via telepon untuk memastikan sikap kooperatif Berlin atas berbagai isu bilateral dan Uni Eropa.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyebut kemenangan kandidat independen itu sebagai "kemenangan simbolis melawan gerakan kemunduran dan proteksionis, serta mendemonstrasikan dukungan kuat terhadap Uni Eropa."

Namun oleh tokoh-tokoh populis kanan Eropa, kekalahan Le Pen ditanggapi dengan serangan verbal terhadap pesaingnya itu. "Penipu besar telah terpilih hari ini. Macron akan menjadi boneka (Jean-Claude) Juncker," kicau Nigel Farage, bekas ketua umum partai anti Uni Eropa di Inggris, UKIP. "Le Pen," kata Heinz-Christian Strache, Ketua Umum Partai Kebebasan Austria, "pantas mendapat kehormatan, Dia sekarang akan membangun kekuatan oposisi terkuat melawan Macron."

rzn/yfn (afp,ap)