Apa itu Teknik Sonar?
2 Januari 2015Pemanfaatn teknologi sonar paling tidak masih segar dalam ingatan, ketika pesawat terbang Malaysia Airlines MH 370 dinyatakan hilang di kawasan Samudra Hindia. Untuk pencariannya dikerahkan kapal selam nirawak yang mampu menyelam hingga kedalaman 5.000 meter, dilengkapi tiga sonar pintar yang bisa beroperasi mandiri. Juga sejumlah kapal pencari yang dikerahkan dilengkapi teknik sonar tersebut.
Sonar adalah singkatan dari Sound Navigation and Ranging atau terjemahan bebasnya navigasi suara dan penetapan jarak. Di alam teknik sonar dan echolot sudah dimanfaatkan kelelawar sejak jutaan tauhun lalu. Sementara dalam peradaban manusia, tekniknya yang disebut sonar pasiv mula-mula disinggung oleh sang jenius Leonardo da Vinci pada tahun 1490.
Militer kemudian mengembangkan lebih jauh, dan diterapkan secara luas pada perang dunia pertama. Pakar fisika Perancis Paul Langevin pada 1915 bersama pakar elektroteknik asal Rusia Constantin Chilovski mengembangkan sonar aktif untuk melacak keberadaan kapal selam musuh.
Teknik militer itu kemudian juga digunakan dalam keseharian sipil. Contoh yang paling umum adalah peralatan sonar yang digunakan nelayan modern, untuk melacak keberadaan gerombolan ikan. Atau digunakan untuk pencarian pesawat terbang dan kapal yang tenggelam ke laut. Misalnya saat pencarian Air France 447 yang jatuh ke Samudra Atlantik pada 2009, atau Adam Air 574 yang jatuh ke perairan sekitar Sulawesi pada 2007.
Sonar aktif dan pasif
Yang beperan utama dalam teknik sonar tentu saja gelombang suara. Teknik sonar aktif berfungsi dengan peralatan yang memancarkan gelombang suara yang gemanya ditangkap kembali. Terdapat tiga jenis sonar aktif, tergantung frekuensi suara yang dipancarkan. Yakni sonar frekuensi rendah dari 50 Hertz hingga 3 kilo Hertz, frekuensi menengah (3KHz sampai 15kHz) dan frekuensi tinggi di atas 15kHz.
Sesuai hukum fisika, jika gelombang suara di dalam air menabrak obyek tertentu akan terjadi distorsi gelombang gema. Dengan menghitungnya menggunakan algoritma, bisa diketahui jarak atau lokasi obyek bersangkutan. Dengan metode ini, keberadaan obyek di dasar laut, misalnya bangkai pesawat terbang, kapal selam atau kawanan ikan bisa dilacak.
Selain teknik sonar aktif, ada juga teknik sonar pasif. Peralatan yang digunakan biasanya hydrofon atau mikrofon bawah air. Hydrofon bertugas menangkap sinyal akustik di bawah air. Berbeda dengan sonar aktif, sonar pasif tidak bisa menentukan jarak dan lokasi obyek. Karena dengan cara itu hanya dipastikan, ada obyek di bawah air yang memancarkan sinyal akustik. Misalnya sinyal "Ping" dari blackbox pesawat yang jatuh ke laut.
Tapi dengan trik cerdik, memasang beberapa hydrofon yang diatur lokasinya, teknik sonar pasif juga bisa digunakan untuk melacak lokasi sebuah benda di bawah air atau di dasar laut. Tapi tetap tidak bisa menentukan jarak obyek, karena untuk itu masih diperlukan tambahan algoritma yang rumit terkait analisa gerakan target.
as/rzn (dw,afp,dpa,rtr)