1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Annan Tuntut Gencatan Senjata di Suriah

1 Maret 2012

Utusan khusus PBB bagi Suriah yang baru ditunjuk, Kofi Annan, berniat secepat mungkin mengunjungi negara yang tengah dilanda konflik ini.

https://p.dw.com/p/14CcA
Kofi Annan
Kofi AnnanFoto: dapd

Rencananya, setelah singgah di Kairo, Mesir, Kofi Annan 'secepatnya' akan melanjutkan perjalanan ke ibukota Suriah, Damaskus. Hal ini dikatakan mantan sekretaris jendral PBB sesaat setelah mengadakan pertemuan dengan Sekjen PBB Ban Ki Moon di New York, Amerika Serikat. Annan menambahkan, ia tidak tahu apakah akan bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al Assad atau tidak.

"Untuk kepentingan rakyat Suriah, solusi damai melalui dialog merupakan satu-satunya jalan keluar,“ dikatakan Kofi Annan.

Kekerasan Harus Dihentikan

Ban Ki Moon (kanan) dan Kofi Annan di markas besar PBB di New York, Rabu (29/02)
Ban Ki Moon (kanan) dan Kofi Annan di markas besar PBB di New York, Rabu (29/02)Foto: dapd

Sekjen PBB Ban Ki Moon menyebut situasi di Suriah sebagai krisis internasional terbesar, Tidak ada tugas yang lebih mendesak selain dengan segera menghentikan aksi kekerasan di sana, ditekankan Ban Ki Moon. Pemerintah Suriah ditutuntut untuk segera menghentikan aksi kekerasan terhadap rakyatnya. "Kami menginginkan kekerasan berakhir, untuk menciptakan kondisi bagi pembicaraan solusi damai – satu solusi bagi seluruh rakyat Suriah, demi masa depan yang aman, bermatabat dan bebas,“ dikatakan Ban Ki Moon.

Kofi Annan mengatakan, kontak senjata harus segera dihentikan. "Pesan ini jelas, pembunuhan dan kekerasan harus dihentikan, organisasi bantuan diperbolehkan masuk. Sangat disayangkan bahwa hal ini belum terlaksana.“ Annan menambahkan, dunia harus memiliki satu kesepakatan bersama yang kuat untuk mengakhiri kekerasan.

Menurut perkiraan PBB, sejak berlangsungnya aksi protes menentang rezim Assad Maret 2010, lebih dari 7.500 orang tewas. Upaya masyarakat internasional untuk mengakhiri kekerasan sampai kini tidak menghasilkan apa-apa. Veto Rusi dan Cina menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Serangan Terus Dilancarkan

Presiden Suriah Bashar al Assad
Presiden Suriah Bashar al AssadFoto: dapd

Tanpa mempedulikan himbauan serta upaya diplomatis, pasukan pemerintah Suriah terus melakukan serangan terhadap kubu oposisi. Hari Rabu (29/02), sedikitnya 15 warga sipil tewas akibat serangan terbaru. Demikian dilaporkan aktivis hak asasi manusia.

Sementara itu di Homs, yang merupakan kubu oposisi, delapan orang tewas akibat aksi militer yang dilancarkan pasukan Suriah di wilayah Baba Amro. Seorang wakil pasukan keamanan Suriah menyatakan, situasi di Baba Amro 'terkendali'. Ditambahkannya, militer telah melakukan pembersihan wilayah demi wilayah, dari rumah ke rumah. Militer Suriah juga terus menggeladah raung bawah tanah dan terowongan untuk mencari persenjataan dan pemberontak.

Rezim Abaikan Palang Merah

Menurut keterangan Palang Merah, Suriah mengabaikan imbauan genjatan senjata demi kemanusiaan, yang diminta lebih dari satu minggu lalu. "Bahkan kami sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari pejabat Suriah,“ dikatakan Hicham Hassan, juru bicara Komitee Internasional Palang Merah ICRC. Gencatan senjata di Suriah harus segera diberlakukan karena situasi kemanusiaan terus memburuk, ditambahkan Hassan. ICRC merupakan satu-satunya organisasi bantuan yang masih beroperasi di Suriah.

Yuniman Farid/afp/rtr/dpa

Editor: Hendra Pasuhuk