1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
SosialJerman

Angela Merkel Terima Penghargaan Federal Tertinggi Jerman

18 April 2023

Penghargaan ini diserahkan oleh Presiden Jerman Frank Walter-Steinmeier atas prestasi Merkel selama menjabat sebagai kanselir. Sebelum Merkel, hanya ada dua mantan kanselir yang pernah menerima penghargaan serupa.

https://p.dw.com/p/4QDYP
Kanselir Angela Merkel menerima penghargaan Order of Merit tertinggi Jerman pada Senin (17/04).
Kanselir Angela Merkel menerima penghargaan Order of Merit tertinggi Jerman pada Senin (17/04).Foto: John MacDougall/AFP/Getty Images

Mantan kanselir Angela Merkel menerima Order of Merit tertinggi Jerman pada hari Senin (17/04). Penghargaan berupa Grand Cross itu diserahkan oleh Presiden Jerman Frank Walter-Steinmeier.

Penghargaan ini sebelumnya hanya pernah diberikan sebanyak dua kali, yaitu kepada mantan kanselir Konrad Adenauer dan Helmut Kohl. Sama seperti Merkel, keduanya berasal dari partai Uni Demokrat Kristen CDU yang konservatif.

Merkel sebelumnya telah memimpin Jerman dari 2005 hingga 2021, dengan total empat kali masa jabatan. Dia adalah perempuan pertama yang menjabat sebagai kanselir di Jerman.

Steinmeier memuji Merkel atas kesolidan Uni Eropa

Dalam kesempatan itu, Steinmeier berterima kasih kepada Merkel atas upayanya "menjaga [Eropa] tetap solid” selama masa jabatannya.

"Di saat benua kita terancam pecah, Anda menyatukan yang di pusat dan yang di pinggiran, utara dan selatan, timur dan barat,” katanya kepada Merkel.

Merkel telah "berkontribusi terhadap kelangsungan zona euro” dan membantu memastikan bahwa tidak ada negara yang dipaksa untuk meninggalkan euro sebagai mata uangnya meskipun ditentang oleh sebagian masyarakat Jerman dan partainya sendiri, lanjut Steinmeier.

Steinmeier juga memuji Merkel atas "seni negosiasi dan kemampuannya untuk berkompromi.”

Pujian untuk Merkel tidak berhenti sampai disitu. Steinmeier juga memuji Merkel atas kemampuannya mengakui kesalahan. Ia mengutip tentang krisis finansial di 2018, di mana mantan kanselir saat itu mempertimbangkan kembali peran pemerintah dalam mengatasi krisis, juga tentang keputusan Merkel untuk membatalkan tindakan penguncian COVID-19 selama Paskah di tahun 2021.

"Beberapa orang mungkin melihat ini sebagai sebuah kelemahan, tapi justru sebaliknya,” katanya seraya menambahkan bahwa kemampuan untuk mengakui kesalahan sendiri adalah sebuah "kekuatan.”

Steinmeier, yang merupakan anggota Sosial Demokrat (SPD) pimpinan Kanselir Olaf Scholz, sebelumnya pernah menjabat sebagai menteri luar negeri di bawah Merkel antara 2013 dan 2017, juga sebagai wakil kanselir antara 2007 dan 2009.

Warisan Merkel soal energi dan Rusia dikritik

Kritik atas kebijakan luar negeri dan energi pemerintahan Merkel meningkat sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.

Salah satu kebijakan yang gencar mendapat kritik adalah tentang keputusan pemerintahan Merkel untuk membeli gas dalam jumlah besar dari Rusia, keputusan yang menurut Merkel masuk akal "dari perspektif saat itu.”

Kebijakan pemerintahan Merkel pada tahun 2015, di mana Jerman membantu merundingkan gencatan senjata di wilayah Donbas, Ukraina timur, yang diperebutkan oleh separatis militan pro-Rusia yang didukung Moskow, juga mendapat kritik. Tapi Merkel berpendapat bahwa kesepakatan ini berhasil memberi waktu bagi Ukraina untuk mempersenjatai diri dan memodernisasi militernya.

Masih dari bidang energi, Merkel juga mendapat kritik karena memimpin penghapusan nuklir negara itu pada tahun 2011. Dalam wawancara dengan saluran berita NTV, Wakil Presiden CDU Carsten Linnemann mengatakan bahwa penghapusan nuklir adalah sebuah "kesalahan” karena dilakukan "tanpa menetapkan langkah-langkah terkait suplai energi bagi negara dengan cara yang selayaknya lebih mandiri.”

Meski begitu, Linnemann mengatakan bahwa Merkel punya "jasa besar, khususnya di tingkat internasional.”

gtp/hp (AFP, AP, Reuters)