1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Angela Merkel Bertemu Jiabao dan Jintao

23 Mei 2006

Nampaknya kunjungan Kanselir Jerman Angela Merkel ke Cina kali ini sukses. Jerman tekankan perlindungan terhadap hak cipta.

https://p.dw.com/p/CJcx
Angela Merkel bersama Hu Jintao
Angela Merkel bersama Hu JintaoFoto: AP

Senin (22/5) pagi setelah bertemu dengan Perdana Menteri Wen Jiabao, tidak lama kemudian ia disambut oleh Presiden Hu Jintao. Meskipun Angela Merkel kelihatan letih, ia puas dengan hasil pembicaraanya dengan Hu Jintao:

Pembicaraan kami berlangsung sangat konstruktif. Selain membahas hubungan bilateral, kami juga membicarakan berbagai konflik internasional, secara rinci terutama sikap kami dalam menanggapi Iran. Kami sepakat, negara itu tidak boleh dibiarkan memiliki senjata atom. Konflik ini harus diselesaikan melalui jalan diplomatis, agar kepercayaan Iran terhadap masyarakat internasional dapat dipulihkan kembali.”

Kemudian Kanselir Angela Merkel melanjutkan, agar target-target itu dapat dicapai,Jerman dan Cina akan bekerja-sama. Selain itu tema Hak Asasi Manusia juga menjadi bahan pembicaraan. Angela Merkel menyatakan, HAM merupakan bagian yang sangat penting dari kerja sama Jerman-Cina, demikian juga masalah “pelanggaran hak cipta”:

Seperti saat berbicara dengan Perdana Menteri Wen, dari pihak Cina terlihat adanya keterbukaan dalam tema ini yang seharusnya mendapat perhatian khusus.”

Berulang kali Cina harus menelan kritik tajam dari masyarakat internasional menyangkut pelanggaran hak cipta. Berbagai perusahaan asing mengalami kerugian milyaran Dollar akibat pembajakan. Di bidang perangkat lunak saja diperkirakan 90 persen lebih merupakan hasil bajakan. Segalanya dikopi; dari alat tulis, pil viagra, pakaian sampai mesin berat. Ketua Forum Jerman-Asia-Pasifik Heinrich von Pierer mengatakan:

Di Cina berlaku sebuah hukum yang melindungi hak cipta dan menaati hukum itu merupakan hal yang sesungguhnya. Isi hukumnya mirip dengan hukum Jerman. Jika Cina diperingatkan telah melanggar hak cipta, pada umumnya negara itu akan menyelidiki apakah betul ada pelanggaran, bahkan sering kali terjadi penghentian produksi. Akan tetapi, karena negara itu sangat besar, hal ini tidak selalu dapat diwujudkan.”

Di Cina korupsi merembet di mana-mana dan hukum yang diberlakukan oleh pemerintah pusat, belum tentu ditaati oleh pemerintah daerah. Namun von Pierer tetap optimis:

Secara keseluruhan saya yakin, bakal ada kemajuan positif di bidang ini. Karena masyarakat Cina ingin meraih pengetahuan yang luas, sehingga dengan demikian negara ini juga harus dapat melindungi diri. Tidak hanya “kita yang harus melindungi diri dari Cina”, tapi juga masyarakat Cina harus melindungi diri sendiri.”