1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ancaman Terorisme di Inggris

2 Juli 2007

Setelah percobaan serangan teror di London dan Glasgow, Inggris kini berada dalam status siaga satu menghadapi ancaman serangan teror.

https://p.dw.com/p/CPG9
Percobaan serangan bom mobil di bandara Glasgow
Percobaan serangan bom mobil di bandara GlasgowFoto: AP

Harian Inggris Independent menulis:

„Hal ini tentu jadi ujian pertama bagi pemerintahan baru di bawah pimpinan Gordon Brown. Cukup menggembirakan, bahwa Brown terlihat sigap dan menegaskan, jawaban terhadap ancaman teror adalah perjuangan merebut ‘hati dan pikiran’ umat muslim. Di masa lalu, setelah peringatan teror biasanya para Perdana Menteri hanya memusatkan perhatian pada kebijakan keamanan saja. Dalam upaya mengungkap motif para teroris, Brown harus bisa melepaskan diri dari analisa yang sepihak dari pendahulunya Tony Blair, jika tidak, ia bisa terjerumus melakukan kesalahan yang sama.”

Harian Perancis Libération menilai:

Penarikan pasukan Inggris dari Irak atau Afghanistan juga tidak akan mengakhiri aksi-aksi teror yang dirancang di Inggris. Jawaban negara-negara demokrasi Barat harus mencakup tiga tingkatan: pada tingkat yuridis harus ada reaksi setegas mungkin, tapi tanpa memberlakukan aturan khusus seperti yang terjadi di Guantanamo, yang hanya menyulut kebencian. Lalu pada tingkat diplomasi, Amerika Serikat dan Inggris harus meninjau ulang politiknya di Irak dan Timur Tengah. Kemudian, harus juga ada jawaban kebudayaan. Kita harus belajar hidup dengan keragaman budaya dalam masyarakat, tanpa melepaskan kebudayaan sendiri. Kita harus bisa mengintegrasi kaum pendatang, dan mengisolasi kelompok kecil yang mendukung terorisme dan kekerasan. Jika kita memenangkan pertarungan ini, demokrasi akan makin kokoh.“

Harian Jerman Tagesspiegel yang terbit di Berlin menulis:

„Pekerja medis, yang melaporkan adanya mobil mencurigakan, yang mereka kebetulan lihat ketika sedang bertugas, adalah pahlawan sebenarnya. Inggris punya tradisi panjang tentang tugas-tugas warganegara dan saling menolong antar tetangga. Ini adalah bentuk keberanian sipil, yang jarang ditemui di Jerman. Sikap ini bisa jadi contoh baik bagi masyarakat negara-negara Barat. Karena ancaman teror tidak hanya ada di London.“

Mengenai ancaman terorisme dan kehidupan sehari-hari masyarakat, harian ekonomi Jerman Handelsblatt menulis:

„Tidak hanya warga Inggris, kita semua di Eropa harus belajar hidup dengan ancaman ini. Dalam hal ini, ada dua tantangan. Yang pertama, bagaimana sistem hukum kita menghadapi ancaman ini. Tantangan kedua: bagaimana melakukan kegiatan sehari-hari sebagaimana biasanya. Di London, orang-orang sudah pergi ke Disco lagi Jumat lalu. Di Glasgow, banyak orang kembali menarik kopernya menuju pesawat untuk pergi berlibur.”

Harian Jerman Frankfurter Rundschau berkomentar:

„Serangan gelap itu gagal, tapi tetap mencapai salah satu tujuannya: Kecemasan meningkat di Eropa. Bisa dipastikan, sebentar lagi makin santer suara-suara yang menuntut peluasan wewenang polisi dalam melakukan pengusutan. Tapi pasti lebih baik, menerapkan dulu aturan-aturan yang sudah ada, daripada selalu menuntut undang-undang baru. Karena selain kekhawatiran serangan teror meluas, muncul lagi debat yang menyangsikan, apakah negara masih sanggup melindungi warganya. Kesan ini tidak benar. Negara bisa melindungi. Hanya saja, tidak akan pernah ada jaminan keamanan sepenuhnya.