1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
TerorismeJerman

Ancaman Islam Radikal Kian Diwaspadai di Jerman

Marcel Fürstenau
19 Juni 2024

Risiko ancaman serangan teror meningkat di Jerman sejak meletusnya perang di Jalur Gaza, menurut Kantor Federal Perlindungan Konstitusi. Namun begitu, ekstremisme kanan masih menjadi ancaman terbesar.

https://p.dw.com/p/4hFDj
Mobil polisi Jerman di depan Katedral di Köln
Polisi Jerman mengamankan Katedral di KölnFoto: Christoph Hardt/Panama Pictures/picture alliance

Tidak ada bulan berjalan tanpa "penggerebekan kepolisian atau operasi pencegahan serangan teror di Jerman," kata Presiden Kantor Perlindungan Konstitusi Jerman, BfV, Thomas Haldenwang kepada DW, bulan April silam. Dia merujuk kepada potensi serangan kelompok Islamic State, IS, atau aksi teror pelaku perorangan.

Sebulan kemudian, seorang polisi tewas setelah ditusuk oleh seseorang tak dikenal di Mannheim. Tersangka pelaku adalah seorang pengungsi berusia 25 tahun asal Afganistan, yang menurut kepolisian belajar menjadi radikal di internet.

Perhimpunan jihadis di Jerman

Serangan di Mannheim pada akhri Mei lalu melatari jumpa pers Presiden BfV Haldenwang dan Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser yang merilis laporan teranyar soal ancaman konstitusi di Jerman, Selasa (18/6) kemarin.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Menurut laporan tersebut, sebanyak 27.000 individu dikategorikan sebagai anggota kelompok jihadis atau berideologikan radikal. "Dari kelompok inilah muncul ancaman terbesar serangan kelompok teror kecil atau perorangan," kata Faeser, dengan memberi contoh teror pisau di Mannheim.

Ancaman teror di Jerman diyakini meningkat sejak perang di Jalur Gaza, "pun operasi teror berskala besar dan terkoordinasi, seperti di Moskow, menjadi skenario yang turut diperhitungkan," kata Haldenwang.

Memburu "Islamic State"

Pada bulan Maret, lebih dari 100 orang tewas dalam serangan di gedung konser di ibu kota Rusia, Moskow. Para tersangka pelaku diklaim sebagai anggota milisi teroris Islamic State Provinsi Khorasan, ISK, di Afghanistan.

"Skenario yang sangat berbahaya adalah, misalnya, tim pembunuh dari luar negeri memasuki Jerman atau mungkin anggota individu telah memasuki negara tersebut ketika kelompok melakukan serangan," kata Haldenwang kepada DW, beberapa pekan setelah serangan terjadi.

How safe is Euro 2024? Germany's security on high alert

Menteri Dalam Negeri Faeser berjanji akan terus memperketat keamanan, antara lain, dengan "memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang bisa mendapatkan paspor Jerman jika mereka memendam kebencian terhadap Yahudi dan berideologi radikal. Kaum radikal Islam yang tidak memiliki paspor Jerman kini dapat dideportasi lebih cepat," ujarnya.

Ancaman spionase dari Rusia, Cina dan Iran

Selain ancaman teror Islam radikal, pemerintah Jerman juga melaporkan eskalasi aksi spionase oleh pihak asing. Cina, Rusia dan terutama Iran, belakangan dilaporkan semakin aktif memata-matai Jerman.

"Kami telah meningkatkan perlindungan secara besar-besaran, dan mempersenjatai diri terhadap ancaman yang ditimbulkan oleh ekstremisme, terorisme, dan ancaman hibrida,” kata Faeser.

Menurutnya, aparat keamanan Jerman telah menahan sejumlah individu atas dakwaan merencanakan sabotase atas perintah dinas rahasia Rusia. "Aparat kita secara konsekuen melakukan intervensi dan mencegah potensi serangan bahan peledak di Jerman."

Ekstremisme sayap kanan

Menurut BfV, ancaman terbesar dari dalam negeri adalah ekstremisme sayap kanan, yang mencakup sekitar 40.000 orang.

Angka tersebut diumumkan ketika Jerman kian bergeser ke kanan, dengan lonjakan dukungan suara bagi Partai Alternatif untuk Jerman, AfD, dalam pemilu Eropa dan komunal baru-baru ini. 

Report: Rise in antisemitic incidents in Germany

Sejak tahun 2021, BfV melabeli AfD "terbukti berideologi ekstrem kanan." Status ini memberikan kewenangan bagi otoritas federal untuk melakukan pemantauan terhadap organisasi atau perorangan.

Ada kemungkinan bahwa seluruh partai akan segera diklasifikasikan "terbukti ekstremis sayap kanan.” Dalam hal ini, diskursus mengenai pelarangan AfD secara nasional kemungkinan besar akan kembali memanas.

Haldenwang mengaku, lembaganya saat ini sedang memeriksa apakah Partai AfD telah bertambah radikal dan berjanji akan segera mengumumkan hasilnya, "Kami tidak akan memakan banyak waktu untuk hal ini."

rzn/hp