1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ambisi Cina dalam Pembangunan di Afganistan

30 Maret 2022

Ambisi Cina untuk memiliki andil besar dalam stabilitas dan pembangunan Afganistan di bawah Taliban, sekaligus meningkatkan statusnya, diperlihatkan dalam pertemuan multinasional yang diadakan mulai Rabu (30/03).

https://p.dw.com/p/49D5a
Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Wakil PM sementara Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar
Pertemuan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan Wakil PM sementara Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar di Kabul, Kamis (24/03)Foto: Taliban Foreign Ministry/AFP

Cina, Rusia, Pakistan, Iran, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan direncanakan akan mengirim perwakilan ke pertemuan multinasional pada Rabu (30/03). Sebuah pertemuan terpisah dari "Extended Troika" yang diadakan secara bersamaan antara utusan khusus untuk Afganistan dari Cina, Amerika Serikat, dan Rusia, kata Kementerian Luar Negeri Cina.

"Cina, AS, Rusia, dan Pakistan adalah negara-negara yang memiliki pengaruh signifikan dalam masalah di Afganistan,” kata juru bicara kementerian Wang Wenbin tentang pertemuan Troika pada briefing harian, Selasa (29/03).

Pembicaraan itu akan "bergema positif dengan pertemuan ketiga menteri luar negeri negara-negara tetangga Afganistan, yang diharapkan dapat lebih memperkuat konsensus semua pihak ... untuk membantu Afganistan mencapai perdamaian, stabilitas, dan pembangunan pada tahap awal," kata Wang.

Menteri Luar Negeri Wang Yi akan mewakili Cina dan menteri luar negeri yang ditunjuk Taliban, Amir Khan Muttaqi, akan mewakili Afganistan dalam pertemuan regional. Qatar dan Indonesia ditunjuk menjadi perwakilan sebagai tamu undangan.

Perwakilan Khusus AS untuk Afganistan Tom West akan mewakili AS pada pembicaraan Extended Troika, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri yang enggan menyebut identitas mengatakan pada Selasa (29/03). Pakistan juga akan hadir dan Cina diyakini juga mengundang perwakilan Taliban, kata juru bicara itu.

Pertemuan berlangsung di Tunxi, Cina

Kepentingan kelompok diselaraskan pada kebutuhan Taliban memenuhi komitmennya untuk membangun pemerintahan yang benar-benar inklusif, tidak ada tempat bagi terorisme, stabilitas ekonomi, dan menghormati hak asasi manusia, hak perempuan, dan hak-hak minoritas, kata juru bicara.

Cina belum mengakui pemerintah garis keras baru Afganistan, tetapi juga telah menahan diri untuk kritik keras Taliban.

Pertemuan diadakan di Tunxi, sebuah kota kuno di provinsi Anhui, memungkinkan para perwakilan dari negara-negara lain untuk tidak menjalani karantina virus corona selama 21 hari yang diwajibkan bagi para pelancong internasional ke ibu kota Beijing dan kota-kota besar Cina lainnya.

Langkah Cina menjangkau sumber daya alam Afganistan

Sebulan sebelum Taliban mengambil alih kekuasaan, Wang menjamu delegasi kelompok itu dalam sebuah pertemuan pada 28 Juli 2021 di kota pelabuhan Tianjin, Cina. Wang menyebut kelompok itu sebagai kekuatan "penting" bagi perdamaian dan rekonstruksi di Afganistan.

Wang juga melakukan kunjungan dadakan di Kabul pada pekan lalu untuk bertemu dengan para pemimpin Taliban, di tengah kemarahan komunitas internasional atas langkah kelompok itu yang melarang pembukaan sekolah bagi anak perempuan di atas kelas enam. Cina mengandalkan pendekatan semacam itu untuk menangkis tuduhan dari negara-negara muslim tentang perlakuannya terhadap minoritas Uighur.

Perhatian utama Cina lainnya adalah mengejar peluang dalam mengeksploitasi cadangan sumber daya Afganistan yang luas dan belum berkembang, terutama tambang Mes Aynak yang diyakini menyimpan cadangan tembaga terbesar di dunia.

Pemerintah Afganistan telah melihat kekayaan mineral negara itu, yang diperkirakan bernilai $1 triliun, sebagai kunci untuk masa depan yang makmur, tetapi tidak ada yang mampu mengembangkannya di tengah perang dan kekerasan yang berkelanjutan. Sekarang, banyak negara, termasuk Iran, Rusia, dan Turki sedang mencari cara untuk berinvestasi, mengisi kekosongan yang tersisa setelah penarikan pasukan AS.

Pada pertemuan pekan ini, Cina akan berusaha untuk memposisikan dirinya sebagai negara yang selalu menyalurkan bantuan kemanusiaan dan proyek pembangunan ekonomi di Afganistan dan secara terbuka akan menyerukan AS untuk mencairkan aset dan rekening pemerintah Afganistan, kata ilmuwan politik Universitas Columbia Alexander Cooley, seorang ahli di Asia Tengah.

"Cina diam-diam menegaskan dirinya sebagai kekuatan eksternal terkemuka di kawasan ini,” kata Cooley. "Dengan melakukan itu, ia akan memposisikan dirinya sebagai pengkritik kebijakan regional Amerika Serikat dan sebagai pemimpin alternatif dari koalisi kemanusiaan yang terdiri dari tetangga Afganistan.”

ha/yf (AP)