1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

NATO Kroasia Albania

9 Juli 2008

Menlu Albania dan Kroasia serta Dewan NATO menanda-tangani protokol keanggotan kedua negara itu dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara, Rabu (09/07).

https://p.dw.com/p/EZ3D
Bendera Albania dan Kroasia dengan lambang NATO

Tadinya, Albania, Kroasia dan Makedonia akan diterima bersamaan menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Untuk menyiapkan keanggotan dalam NATO, delapan tahun yang lalu ketiga negara mendirikan forum kerja sama dengan Amerika Serikat. Tapi sekarang masing-masing negara menempuh jalan sendiri.

Makedonia tidak mendapatkan undangan untuk menghadiri pertemuan puncak NATO di Bukarest bulan April lalu. Penerimaannya sebagai anggota NATO dirintangi Yunani, karena provinsi di bagian utara negaranya juga memakai nama Makedonia.

Waktu itu, Menteri Luar Negeri Makedonia Antonio Milosovski menyampaikan kekecewaannya, karena katanya 90 persen rakyat Makedonia mendukung keanggotaan negaranya dalam NATO. Meskipun mengalami kegagalan, Makedonia menyampaikan terima kasih kepada Amerika Serikat yang telah mengupayakan penerimaan negaranya menjadi anggota NATO. Albania dan Kroatia juga melihat peranan utama Amerika Serikat bagi penerimaan keanggotaannya.

Pada tahun 1995, tentara Kroasia dalam beberapa hari berhasil merebut wilayah yang menamakan dirinya "Republik Serbia di Kroasia". Operasi militer yang juga mengakibatkan terusirnya ratusan ribu warga sipil menjadi titik balik perang Bosnia. Operasinya didukung Amerika Serikat, dan menjadi dasar militer bagi perjanjian Dayton. Yakni perjanjian yang menandai gagalnya PBB dan dimulainya penugasan pasukan perdamaian NATO.

Sementara Albania memiliki pengalaman intervensi NATO di Kosovo. Disini NATO tidak hanya menentukan perang, melainkan juga pelayanan logistik bagi ratusan ribu pengungsi di negaranya sendiri.

Diterimanya Kroasia dan Albania menjadi anggota NATO tidak hanya karena segi keamanan militer, melainkan juga secara politis. Menteri Luar Negeri Albania Lulezim Basha mengatakan pembaruan yang dilakukan untuk menjadi anggota NATO, melebihi kepentingan militer:

"Pembaruan juga menyangkut perang melawan korupsi dan perang melawan kriminalitas. Ini akan meningkatkan investasi dan penerimaan negara yang akan kami pergunakan untuk membangun infrastruktur, bidang kesehatan dan pendidikan.Dan juga memungkinkan kami menyediakan dua persen dari produksi sosial bruto untuk bidang pertahanan, seperti yang dituntut NATO."

Sementara Perdana Menteri Kroatia Ivo Sanader menandaskan, NATO bagi negaranya tidak hanya merupakan mitra di bidang militer:

"Ini merupakan hari yang besar bagi Kroasia. Hari dimana Kroasia menampilkan dirinya sebagai negara yang demokratis. Bila tidak, maka tentu NATO tidak mengirimkan undangannya kepada Kroasia. Bagi saya, NATO tidak hanya merupakan aliansi militer, melainkan juga mitra bagi nilai kebebasan, demokrasi, negara hukum dan pasar bebas."

Sejak beberapa tahun, Albania dan Kroasia telah ikut mengirimkan kontingen kecil tentaranya dalam sejumlah misi perdamaian NATO, antara lain di Afganistan. (ar)