1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis Pro Pemerintah Thailand Ditembaki

17 April 2009

Raja media Thailand Sondhi Limthongkul mengalami serangan gelap. Ketua Aliansi Rakyat untuk Demokrasi PAD itu, gerakan yang membantu digulingkannya mantan PM Thaksin Shinawatra, selamat dari serangan.

https://p.dw.com/p/HZ8y
Ketua Aliansi Rakyat untuk Demokrasi PAD Sondhi Limthongkul
Ketua Aliansi Rakyat untuk Demokrasi PAD Sondhi LimthongkulFoto: AP

Situasi darurat di Bangkok tetap diberlakukan. Demikian dinyatakan Perdana Menteri Abhisit Vejajjiva Jumat ini (17/04), usai menggelar sidang kabinet darurat.

Keputusan itu juga terkait dengan serangan terhadap pendiri Aliansi Rakyat untuk Demokrasi PAD Sondhi Limthongkul, Jumat pagi waktu setempat. Kendaraan yang ditumpangi raja media Thailand itu diserang dengan sekitar 100 tembakan senapan mesin. Pengusaha media Sondhi Limthongkul dan pemimpin demonstran berbaju kuning pro pemerintah itu sedang dalam perjalanan menuju ke stasiun televisi miliknya dan berhenti di sebuah pompa bensin, ketika sebuah mobil bak terbuka menghampiri kendaraan Sondhi dan dua pria yang berada di mobil itu menembakinya.

"Setidaknya dua penyerang membuntuti mobil Sondhi, memblokirnya, dan menembakinya dengan sekitar 100 peluru senapan jenis AK 47 dan M 16," ujar kolonel polisi King Kwaengwisatchacharn kepada kantor berita AFP.

Media-media di Thailand melaporkan bahwa Sondhi menderita luka tembak di kepala. Operasi penyelamatan Sondhi berlangsung lancar, demikian dinyatakan tim medis RS Vajira, tempat Sondhi dirawat. Menurut kepala RS Vajira, Chaiwan Charoenchoketavee, Sondhi kini dalam keadaan sadar dan bisa berbicara. Pengemudi dan seorang pengawal Sondhi juga menderita luka tembak. Masih belum diketahui siapa dalang di balik peristiwa penembakan Sondhi dan apa motivasinya.

Pengamat politik Titinan Pongsuthirak dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok mengkhawatirkan adanya peningkatan aksi kekerasan.

"Serangan terhadap Sondhi Limthongkul akan meningkatkan ketegangan. Dia punya banyak pendukung. Mereka akan sangat marah dan mungkin berusaha membalas dendam terhadap siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu,“ menurut Titinan.

Sondhi Limthongkul, pengusaha media Thailand, pernah menobatkan Thaksin sebagai perdana menteri Thailand terbaik sepanjang masa, ketika Thaksin naik ke kursi pemerintahan di tahun 2001. Kemudian Sondhi berubah sikap dan menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah melihat pemerintahan sekorup pemerintahan pimpinan Thaksin.

Sondhi kemudian membentuk kelompok oposisi Aliansi Rakyat untuk Demokrasi PAD dan menggelar sejumlah aksi demonstrasi anti pemerintahan Thaksin. Di tahun 2006, aksi unjuk rasa raksasa yang digelar PAD membantu digulingkannya Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.

Tahun lalu, PAD yang mengidentifikasi dirinya dengan baju kuning menggelar aksi protes berbulan-bulan menentang pemerintahan Thailand yang pro Thaksin. Aksi protes demonstran berbaju kuning itu berhasil menyebabkan kelumpuhan politik di Thailand. Puncak aksi protes demonstran PAD adalah blokade bandar udara Bangkok. Beberapa mantan anggota PAD kini menjadi anggota kabinet Perdana Menteri Abhisit Vejajjiva. Salah seorang di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Kasit Piromya.

Sementara itu, para pendukung Thaksin yang berbaju merah menyatakan akan menggelar aksi protes baru, yang diklaim lebih besar dan lebih efektif ketimbang protes akhir pekan lalu. Perdana Menteri Abhisit Vejajjiva menyatakan, para pemimpin demonstran berbaju merah akan ditindak hukum. Sekitar 40 perintah penangkapan kini sudah dikeluarkan, salah satunya terhadap mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, yang kini berada di luar negeri.

"Kami berusaha untuk membedakan, siapa yang berdemonstrasi damai dan mematuhi hukum yang berlaku, dengan siapa yang berupaya memicu kekerasan dan melanggar hukum. Kami akan berunding dengan mereka yang berdemonstrasi damai dan bersama mencari solusi politisnya. Dan kami akan menindak keras mereka yang melanggar hukum," ujar Abhisit.

Saat ini pemerintah mulai menutup stasiun radio dan televisi lokal pendukung demonstran baju merah di sejumlah provinsi di Thailand utara dan timur laut, termasuk di Chiang Mai dan Udon Thani. Para pendukung Thaksin yang berbaju merah banyak menyiarkan seruan protes dari stasiun penyiaran lokal di dua wilayah tersebut.

Bernd Musch-Borrowska/Luky Setyarini

Editor: Hendra Pasuhuk