1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Aktivis HAM dan Wartawan Tewas di Moskow

2 April 2009

Siapapun yang melontarkan kritik keras terhadap pemerintah Rusia, hidup dalam bahaya. Tahun ini, untuk kedua kalinya seorang wartawan dibunuh di Moskow. Seperti sebelum-sebelumnya, pelakunya tidak diketahui.

https://p.dw.com/p/HOYS
Gambar simbol. Kremlin di ibukota Rusia, MoskowFoto: Maksim Nelioubin

Dua serangan brutal terhadap pengkritik pemerintah Rusia telah menyebabkan kemarahan dunia internasional. Korbannya adalah pejuang HAM yang terkenal, Lev Ponomarjov dan wartawan Sergej Protasanov, yang terkenal sangat kritis terhadap pemerintah. Dalam dua kasus tersebut pelakunya bertindak menurut pola yang sama. Mereka mengamati korban, kemudian menyerangnya di jalanan terbuka.

Menulis Laporan Manipulasi Pemilu

Russland Zeitungsstand in Moskau.
Penjual majalah dan koran di MoskowFoto: RIA Novosti

Rabu, 1 April dilaporkan, bahwa Sergej Protasanov meninggal beberapa hari setelah serangan, yang terjadi Sabtu 28 Maret lalu. Wartawan itu sedang menulis laporan tentang manipulasi dalam pemilu di daerah Chimki, di luar ibukota Moskow.

Bagi Anatolij Jurov, direktur utama harian "Kesepakatan Rakyat" yang kerap mengritik pemerintah sudah jelas, bahwa serangan atas wartawannya berkaitan dengan laporan yang sedang digarapnya. Jurov juga melontarkan tuduhan keras berikutnya, yaitu wartawan Sergej Protasanov tidak dirawat dengan baik di rumah sakit, sehingga meninggal akibat luka-luka yang dideritanya. Seorang jurubicara polisi menampik tuduhan tersebut.

Sudah Lama Diancam

Berbeda dengan Protasanov, aktifis HAM Lev Ponomarjov berhasil selamat dari serangan. Ia menggambarkan serangan yang terjadi Selasa, 31 Maret demikian: "Saya pulang dengan mengendarai mobil. Begitu saya keluar mobil, saya langsung diserang. Saya tidak tahu ada berapa orang. Mereka memukul saya dari belakang, dan saya jatuh. Kemudian dua atau tiga orang memukuli saya. Secara terarah mereka menendang kepala dan dada saya. Saya berusaha melindungi diri dengan tangan dan berteriak sekeras mungkin."

Diverse russische Zeitungen, Foto: Yuliya Siatkova 2007 Presse Presseschau Russland Titelseite
Berbagai koran RusiaFoto: DW/Yuliya Siatkova

Ponomarjov mengatakan, ia sudah lama mendapat ancaman yang anonim. Ban mobilnya sudah berkali-kali dibocorkan orang. Anaknya, pengacara terkenal Elena Lipzer menduga, ayahnya menajdi sasaran serangan karena pekerjaannya yang sangat berani. Namun sangat sulit menentukan, kasus mana yang berhubungan dengan serangan tersebut, karena ayahnya aktif dalam berbagai kasus. Mulai dari hak tahanan di penjara, sampai masalah sosial. Demikian dikatakan Elena Lipzer.

Segera sebelum serangan terjadi, Ponomarjov bertemu dengan mantan menteri kehakiman, Leutheusser-Schnarrenberger, yang kini berada di Moskow mewakili Dewan Eropa. Leutheusser-Schnarrenberger menuntut penyelidikan serangan terhadap Ponomarjov secepat mungkin.

Tetap Diragukan

Buchmesse in Edinburgh - Anna Politkowskaja
Anna PolitkovskajaFoto: picture-alliance / dpa

Kepala kepolisian Moskow, Vladimir Pronin menyatakan telah mengambil alih kasus tersebut untuk ditangani sendiri. Namun demikian tetap diragukan bahwa penyelidikan akan serius. Ponomarjov sendiri menuntut penyelidikan menyeluruh atas pembunuhan Anna Politkoskaja. Hingga kini pembunuh reporter dan aktifis HAM itu tidak ditangkap.

Setelah pembunuhan terhadap pengacara untuk hak asasi Stanislav Markelov dan wartawan pengkritik pemerintah Anastassia Barburova Januari lalu di Moskow, Ponomarjov berkata, di Rusia pekerjaan yang berkaitan dengan kemanusiaan membahayakan jiwa. Sebesar apa bahayanya, itu kini dapat dirasakannya sendiri. (ml)