1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

'Prime Editing' Buat Proses Gunting Genetika Lebih Akurat?

25 Oktober 2019

Peneliti Amerika temukan metode baru yang memungkinkan proses gunting genetika jadi lebih aman. Teknik 'Prime Editing' gunakan pendekatan yang berbeda untuk menggunting DNA. Hasilnya lebih akurat.

https://p.dw.com/p/3RuaK
DNA-Model Doppelhelix
Foto: picture-alliance/dpa/A. Warmuth

Metode Prime Editing (PE), dikembangkan oleh para peneliti dari Broad Institute di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, berdasarkan pada metode gunting genetika CRISPR-Cas9 yang terkenal.

Metode Prime Editing mampu menukar, menyisipkan, atau menghapus rangkaian individu yang membentuk  blok genom (DNA) atau menciptakan perubahan di dalamnya melalui kombinasi metode yang sudah ada sebelumnya.

Berbeda dengan teknik rekayasa genetika yang sudah eksis saat ini, PE tidak memotong kedua alur struktur heliks ganda DNA., melainkan hanya memotong salah satu alur.

Para peneliti berharap penemuan ini dapat mencegah terjadinya perubahan material genetik di lokasi yang salah. Mereka mempublikasikan penemuan tersebut dalam jurnal Nature edisi 21Oktober 2019 lalu.

Baca juga: Bayi Kembar Hasil Rekayasa Genetika Yang Resisten HIV Dilahirkan

Terapi genetika untuk penyakit keturunan

Para peneliti juga menyebutkan, metode baru ini dapat mengoreksi 89 persen dari seluruh masalah penyakit keturunan yang ada, salah satunya anemia sel sabit.

Metode ini dapat digunakan misalnya dalam terapi genenetika. Terapinya dengan cara menyisipkan informasi genetika pada sel yang sakit pada manusia hidup.

"Prime Editing memberikan sebuah pendekatan baru yang sangat menjanjikan," ujar Dr. Dirk Heckl, profesor pediatri Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg, Jerman.

"Efisiensinya luar biasa, dan bisa menjadi acuan baru untuk aplikasi teknologi CRISPR dalam terapi genetika, setelah metodenya divalidasi secara independen," papar Heckl.

Secara teoritis, PE juga bisa digunakan untuk memperbaiki material genetik pada proses inseminasi buatan. Namun, hal itu dilarang di hampir seluruh negara karena dianggap sebagai intervensi dalam garis keturunan manusia.

Pengembangbiakan flora dan fauna

Metode PE kemungkin besar, akan digunakan untuk keperluan pengembangbiakan tanaman serta hewan ternak.  Dengan itu karakteristik tertentu yang diinginkan akan dikembangkan secara terarah.

"Metode ini tampaknya sangat menarik diaplikasikan pada tanaman," ujar Dr. Holger Puchta, profesor biologi molekuler dan biokimia di Institut Teknologi Karlsruhe (KIT). Ia telah melakukan riset cukup lama untuk melakukan perubahan akurat pada genom tanaman.

"Metode PE bisa benar-benar membantu kita menciptakan tanaman yang resisten terhadap penyakit, atau dengan mudah memproduksi tanaman yang bebas gluten," ia menambahkan.

Namun Puchta menambahkan, semua itu harus terlebih dahulu melalui serangkaian uji coba. (Ed: rap/as)