1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Akankah Politik AS Obama terhadap Afrika Berubah ?

10 Juli 2009

Jumat ini (10/07), Presiden AS Barack Obama untuk pertama kalinya mengunjungi benua Afrika. Namun apakah akan ada perubahan politik AS terhadap Afrika? Ataukah melanjutkan politik pemerintahan terdahulu?

https://p.dw.com/p/Il7f
Poster dengan gambar Presiden AS Barack Obama dan Presiden Ghana John Atta Mills.
Poster dengan gambar Presiden AS Barack Obama dan Presiden Ghana John Atta Mills.Foto: AP

Ghana merupakan contoh bagi pembangunan politik dan ekonomi yang berhasil di Afrika. Dengan alasan ini, Gedung Putih memilih Ghana sebagai tujuan pertama Obama di Afrika.

Alasan lainnya diungkapkan oleh pakar ilmu politik asal Kenya, Machaia Munene, "Ghana merupakan simbol yang punya latar belakang sejarah. Ghana merupakan negara pertama yang memperjuangkan kemerdekaan. Ghana dan pemimpin politiknya di zaman dulu Nkrumah merupakan simbol kemerdekaan. Tidak hanya di Afrika, tapi juga di Amerika Serikat dalam gerakan hak warga. Saya sangat berharap Obama menggunakan lawatannya sebagai kesempatan untuk menemukan pesan nyata untuk Afrika yang saat ini belum terlihat, dan untuk mendefinisikan dengan jelas apa peranan politik AS terhadap Afrika."

Ghana sendiri merupakan contoh keberhasilan, yang di banyak negara Afrika lain digagalkan kelompok elitnya. Banyak hal yang ingin didukung Amerika Serikat di Afrika. Antara lain pembangunan ekonomi dan politik, akses transparan menuju sumber daya alam, tanggung jawab politis dan penanganannya. Jika mungkin, juga memberantas kemiskinan, dan memajukan pendidikan dan pembangunan. Ghana juga memiliki hubungan baik dengan AS.

Hal-hal yang disebutkan tadi merupakan tujuan gemerlap lawatan seorang presiden AS, seperti yang diutarakan pakar ilmu politik Nicolas van de Walle dari Universitas Cornell, Ithaca, New York, "Memilih Ghana merupakan cerminan keinginan pemerintah AS untuk menitikberatkan dan mempromosikan pembangunan demokrasi di sana dan menggarisbawahi berhasilnya pertumbuhan ekonomi di wilayah itu."

Memilih Ghana sebagai negara mitra penting, menunjukkan bahwa pemerintahan Obama dalam politik Afrika ingin banyak terlibat di wilayah itu. Itu sudah dimulai sejak pemerintahan George W. Bush.

Pemerintahan George W. Bush telah meningkatkan makna kebijakan keamanan dan perekonomian Afrika. AS di bawah pimpinan Bush melakukan kerja sama dengan Afrika di bidang perdagangan minyak bumi. Selain itu, AS juga bekerja sama dengan Afrika di bidang politik keamanan agar Afrika tidak menjadi tempat persembunyian kelompok teror internasional. Kepentingan-kepentingan inilah yang ingin dilanjutkan Amerika Serikat di Afrika.

Bagi Obama, yang ayahnya berasal dari Kenya, Afrika tidak tiba-tiba menjadi prioritas utama politik luar negeri Amerika Serikat. Namun, banyak pengharapan mengenai Afrika yang disandarkan ke presiden AS pertama dengan kulit berwarna itu, demikian diungkapkan pakar ilmu politik Machaia Munene.

Lebih lanjut Munene memaparkan apa yang diharapkan dari Obama, "Desakan nyata mengenai kesetaraan. Supaya dia menegaskan agar benua Afrika, orang-orangnya diperlakukan adil dan setara. Itu bukanlah masalah bantuan keuangan, besarnya jumlah bantuan. Itu lebih mengenai perlakuan adil dan sejajar dalam hal perundingan. Seperti akses terhadap barang dan politisi AS dan sebaliknya, barang Afrika juga punya akses ke pasar Amerika Serikat dan sumber daya."

Afrika mengharapkan kemitraan sejajar. Banyak warga Afrika yang bangga, Obama bisa terpilih sebagai presiden AS.

Ute Schaeffer/Luky Setyarini

Editor: Hendra Pasuhuk