1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Airbus Menangkan Pesanan Besar dari Maskapai India, IndiGo

Andreas Spaeth
20 Juni 2023

Airbus berhasil menggaet pesanan 500 pesawat dan maskapai India, IndiGo, yang sedang naik daun. Pasar penerbangan India sedang berkembang pesat, dengan maskapai low-budget IndiGo sebagai pemain besar.

https://p.dw.com/p/4SoWr
Pesawat Indigo tipe Airbus A320neo di bandara Kathmandu
Pesawat Indigo tipe Airbus A320neo di bandara KathmanduFoto: Nicolas Economou/NurPhoto/picture alliance

Maskapai penerbangan murah India, IndiGo, mencatat rekor dunia sebagai pemesan terbanyak dengan memesan 500 pesawat Airbus dalam satu pesanan. Kesepakatan bernilai miliaran dolar itu diumumkan oleh Airbus pada pembukaan Paris Air Show hari Senin (19/9) di Prancis.

IndiGo yang bermarkas di Gurgaon, negara bagian Haryana, saat ini adalah pemimpin pasar penerbangan India yang sedang berkembang pesat. IndiGo beberapa waktu lalu juga membeli maskapai penerbangan Air India milik negara, yang baru-baru ini diprivatisasi.

Kesepakatan pemesanan besar-besaran itu datang hanya beberapa bulan setelah IndiGo menandatangani letter of intent dengan Airbus dan Boeing untuk pemesanan total 470 jet baru, ditambah perjanjian sewa untuk 25 pesawat.

"Ini baru permulaan, masih banyak lagi yang akan datang. Dengan pertumbuhan India [dan] pertumbuhan pasar penerbangan India [...] ini adalah waktu yang tepat bagi kami untuk melakukan pemesanan ini," kata Direktur Utama IndiGo Pieter Elbers kepada wartawan, hari Senin.

Rahul Bhatia (kiri), pengusaha dan salah satu pendiri Indigo bersama Direktur Utama Airbus, Guillaume Faury (kanan)
Rahul Bhatia (kiri), pengusaha dan salah satu pendiri Indigo bersama Direktur Utama Airbus, Guillaume Faury (kanan), setelah penandatanganan pemesanan rekor 500 pesawatFoto: Arnaud Dumontier/dpa/picture alliance

Kemitraan lama dengan Airbus

IndiGo pada November 2022 mengoperasikan 1.600 penerbangan setiap hari di 75 rute domestik dan 26 rute internasional, dengan hub utamanya di Bandara Internasional Indira Gandhi di Delhi. Para penumpang mengasosiasikan maskapai ini dengan kualitas yang tidak biasa bagi maskapai penerbangan India — sangat efisien, berorientasi pelanggan, modern — tetapi yang terpenting adalah menawarkan harga yang terjangkau, sekaligus bekerja tepat waktu dan andal. Tidak mengherankan jika maskapai ini tahun lalu mencapai pangsa pasar lebih dari 55% , mengungguli pesaing terdekatnya SpiceJet dan Air India. Sebagai perbandingan, Air India sampai tahun lalu hanya mencapai pangsa pasar di bawah 10 persen.

Kemitraan IndiGo dengan Airbus dimulai tahun 2005, ketika IndiGo berkomitmen untuk membeli 100 pesawat tipe A320. Pada tahun 2011, IndiGo melakukan pemesanan lanjutan untuk 180 pesawat dan kemudian pada tahun 2015 memesan 250 pesawat lagi. Pada 2019, IndiGo kembali memesan pesawat, kali ini 300 pesawat tipe A320neo.

Saat ini IndiGo mengoperasikan total 830 pesawat yang dipesan dari Airbus, dengan 488 masih akan dikirim ke IndiGo. "Pertumbuhan IndiGo yang spektakuler dan pemesanan pesawat yang ambisius membantu India bertransformasi dari peringkat 13 pasar maskapai tersibuk di dunia menjadi No. 3 di dunia saat ini,” kata Mike Malik dari analis data penerbangan Cirium.

Pasar paling atraktif saat ini untuk pembuat pesawat

India telah menyusul Cina sebagai negara terpadat di dunia dengan populasi sekitar 1,43 miliar, menurut perkiraan PBB. Apa yang membuat India semakin menarik adalah bahwa populasi India jauh lebih muda, dengan usia rata-rata hanya 28 tahun, dibandingkan dengan 39 tahun di Cina.

Apalagi potensi pasar penumpang udara India yang sangat besar masih belum dimanfaatkan seluruhnya, karena hanya 4% dari populasi yang pernah terbang. Ekspansi penerbangan memang terhambat oleh tarif yang terlalu mahal bagi banyak orang, dan kurangnya infrastruktur, terutama di daerah pedesaan. Tetapi dengan pertumbuhan ekonomi yang sekarang meningkat dengan laju sekitar 5% hingga 6%, "orang menjadi lebih kaya," kata Jayant Sinha, mantan menteri penerbangan India, pada tahun 2021 silam.

Maskapai penerbangan kini India sedang menunggu pengiriman sekitar 1.200 pesawat baru dalam beberapa tahun ke depan. Pada 2019, pesanan pesawat baru dari India telah melampaui angka dari Cina. Pembuat pesawat AS Boeing memperkirakan, total permintaan India sampai tahun 2038 akan mencapai 2.380 pesawat baru.

Pemerintahan Modi sangat ingin memastikan bahwa pembangunan infrastruktur penerbangan bisa mengikuti pertumbuhan yang cepat. Meskipun bandara Mumbai, sebagai salah satu hub tersibuk di India, hanya memiliki satu landasan pacu, jumlah bandara di tempat lain di negara tersebut telah berkembang dari 74 menjadi 147 hanya dalam sembilan tahun terakhir. 80 bandara selanjutnya dijadwalkan untuk beroperasi dalam lima tahun ke depan.

(hp/as)