1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Airbus 380 untuk Singapura

15 Oktober 2007

Setelah mengalami keterlambatan hampir dua tahun, pesawat komersial terbesar di dunia Airbus 380 Super Jumbo, akhirnya rampung dan siap beroperasi.

https://p.dw.com/p/CIpf
Foto: AP

Di Tuolouse, Prancis, awal pekan ini, digelar acara seremonial penyerahan pesawat kepada maskapai penerbangan Singapore Airlines, sebagai pembeli pertama. Penerbangan perdana Airbus 380 milik maskapai asal Singapura itu akan dilangsungkan tanggal 25 Oktober mendatang, dengan rute penerbangan pulang pergi Changi, Singapura - Sidney, Australia. Kepala Pemasaran Airbus, Richard Carcaillet mengungkapkan: “Singapore Airlines akan menghadirkan gaya interior baru di kelas satu pesawat ini.“

Burung besi ini lebih besar daripada pesawat buatan Boeing 747 Jumbo Jet. Jarak tempuh penerbangan mencapai hingga 15 ribu kilometer non stop. Bayangkan, Anda bisa menikmati sajian minuman ringan di bar, bermain bilyar, serta membaca-baca buku di perpustakaan pesawat, di dalam pesawat berbadan besar ini. Kamar mandi pun tersedia. Interior dan pelayanan mewah dapat dirasakan di ruang kelas satu dan bisnis. Sementara untuk kelas ekonomi, besarnya pesawat ini menjanjikan kaki anda akan lebih leluasa. Bila konfigrasinya tiga kelas, tersedia sekitar 500 kursi penumpang. Namun bila konfigurasinya hanya satu kelas, pesawat ini bisa dimuati hingga 850 penumpang. Dengan serah terima pesawat pertama ini, ungkap Carcaillet, keterlambatan pengiriman pesawat ini harusnya tak lagi menjadi masalah:

„Tahun 2007 kami mengirim satu pesawat. 2008 ada 13 pesawat. Sementara tahun 2009, ada 25 lainnya, dan 45 pesawat akan juga dikirimkan hingga akhir tahun 2010.”

Keterlambatan perampungan pesawat disebabkan oleh sejumlah masalah yang muncul dalam proses produksi pesawat rumit ini. Diantaranya pada gangguan sistem kabel dan program komputer. Keterlambatan tersebut menyebabkan krisis keuangan Airbus. Harga saham Airbus yang berinduk pada European Aeuronautic Defence and Space Company EADS sempat terjun bebas. Dugaan insider trading pun meruak. Orang dalam, para petinggi EADS dan Airbus, diduga menjual dulu sahamnya sebelum krisis perusahaan yang berinduk pada EADS itu terungkap ke publik.

Acara serah terima pesawat Senin kemarin berlangsung setelah saingan dagangnya perusahaan pesawat Amerika Serikat Boeing, yang juga mengalami keterlambatan pembuatan pesawat ukuran sedang 787 Dreamliner, mengumumkan ada masalah dengan proyek pembuatan pesawat tersebut.

Hingga kini, sudah ada 16 maskapai penerbangan yang juga memesan pesawat Airbus 380 super jumbo. Diantaranya Emirates. Namun para analis tetap meragukan bahwa proyek ini akan menghasilkan keuntungan. Untuk menutup biaya pembuatan saja, Airbus harus mampu menjual 420 pesawat, bila harganya sesuai katalog yang diluncurkan tahun 2000 silam. Target itu lebih tinggi dari target awal, yaitu 270 pesawat. Diharapkan pesawat ini mampu memenuhi pelayanan di kota-kota internasional Dubai, Doha, Johannesburg, London, New York, Singapura, Sidney dan Tokyo.