1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

AfD Menang di Jerman Timur, Kalangan Bisnis Cemas

Dirk Kaufmann
3 September 2024

Keberhasilan partai populis kanan AfD di negara bagian Sachsen dan Thüringen menimbulkan kekhawatiran di kalangan para pemimpin bisnis mengenai prospek ekonomi di kawasan itu.

https://p.dw.com/p/4kClz
Foto ilustrasi bisnis di wilayah Timur Jerman
Foto ilustrasi bisnis di wilayah Timur JermanFoto: Hendrik Schmidt/dpa/picture alliance

Partai anti-imigran AfD muncul sebagai fraksi terkuat di negara bagian Thüringen dan kedua terkuat di Sachsen, terpaut sedikit di belakang partai konservatif Kristen, CDU dalam pemilu negara bagian di Jerman.  Keberhasilan itu memperkuat kekhawatiran bahwa wilayah di bekas Jerman Timur yang dulu komunis kini akan dikuasai kubu populis kanan. Di pihak lain, partai populis kiri yang baru saja terbentuk, BSW, muncul sebagai kekuatan politik baru.

Pemimpin AfD Alice Weidel dan Tino Chrupalla menuntut peran mereka dalam pemerintahan negara bagian  dan mengklaim mandat untuk memimpin pemerintahan. Masalahnya bagi mereka adalah, tidak ada partai lain yang bersedia membentuk koalisi dengan mereka.

Sebelum pemilu, baik serikat pekerja maupun asosiasi bisnis dan perusahaan sudah menyatakan keprihatinan dengan kemungkinan AfD menang besar. Investor mungkin akan menarik diri karena takut akan ketidakstabilan politik dan dan lingkungan yang tidak mendukung.

Olaf Zachert, investor yang mengkhususkan diri dalam menyelamatkan perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan, misalnya memperingatkan bahwa "modal adalah seekor rusa pemalu,” dan calon investor tidak akan berinvestasi di wilayah; di mana mereka MERASA tidak diterima. Dia mengatakan kepada DW, meningkatnya dukungan terhadap AfD akan membuat banyak investor berpikir dua kali sebelum membuka usaha baru di Sachsen dan Thüringen.

German voters give far right first major postwar win

Kelompok lobi bisnis dan ekonomi mengaku cemas

Sehari setelah pemilu regional di negara bagian Sachsen dan Thüringen, presiden Asosiasi Pengusaha Jerman BDA, Rainer Dulger, menyatakan bahwa kebangkitan AfD mencerminkan "kurangnya kepercayaan bahwa Jerman saat ini sedang bergerak maju ke arah yang benar." Dia juga menyalahkan kebijakan Kanselir Jerman Olaf Scholz yang menurutnya menyebabkan ekstrem kanan makin kuat.

"Hasil pemilu merupakan peringatan yang jelas bagi pemerintah koalisi,” kata Dulger kepada kantor berita Jerman, dpa. Dia menambahkan, pemerintah mana pun harus selalu mempertimbangkan lapangan kerja dan kohesi sosial.

Beberapa ekonom menyatakan, kemenangan AfD akan memperburuk situasi kelangkaan tenaga kerja terampil di Jerman bagian timur, dan berpotensi memicu eksodus perusahaan.

Monika Schnitzer, ketua Dewan Pakar Ekonomi Jerman, mengatakan perusahaan-perusahaan yang berbasis di Thüringan dan Sachsen dapat dirugikan dalam persaingan global untuk mendapatkan pekerja berkualitas, terutama mengingat sikap AfD yang menentang imigrasi terampil.

Marcel Fratzscher, presiden Institut Penelitian Ekonomi Jerman DIW, menyuarakan keprihatinan serupa. Dia memperkirakan akan banyak investasi asing yang mundur dan lapangan kerja yang hilang . Dia berpendapat, politik AfD – yang menganjurkan proteksionisme perdagangan, mengurangi imigrasi, dan mengurangi keterbukaan dan keragaman – kemungkinan besar akan mengakibatkan perginya perusahaan dan pekerja terampil. Eksodus ini dapat menyebabkan lebih banyak kebangkrutan dan relokasi perusahaan.

"Warga negara yang lebih muda dan lebih berkualitas akan meninggalkan kedua negara bagian tersebut menuju wilayah, di mana mereka merasa lebih dihargai,” kata Fratzscher kepada kantor berita Reuters.

Mengapa Masa Lalu Masih Memengaruhi Jerman Bagian Timur

Hasil pemilu negara bagian akan berpengaruh pada kebijakan nasional?

Ralf Wintergerst, presiden asosiasi digital Jerman Bitkom, juga merasa khawatir dan menekankan bahwa Jerman harus tetap menjadi "negara keterbukaan dan inovasi” – nilai-nilai yang tidak diwakili oleh AfD. "Pabrik semikonduktor yang direncanakan di Sachsen tidak akan beroperasi tanpa spesialis asing,” tegasnya, seraya menekankan bahwa para ahli tersebut memiliki fleksibilitas untuk memilih lokasi kerja mereka.

Perusahaan riset Capital Economics (CE) memperingatkan agar tidak mengekstrapolasi hasil pemilu negara bagian ini ke tingkat nasional, namun mereka mencatat bahwa beberapa posisi AfD mungkin mempengaruhi program partai-partai arus utama.

Tapi analis perbankan Deutsche Bank Research mengatakan, hasil pemilu negara bagian bukan gambaran "hasil pemilu federal berikutnya" yang akan dilangsungkan tahun depan. Para analis Deutsche Bank mengatakan memang ada "risiko ekonomi sementara” yang perlu diantisipasi, khususnya seputar kekurangan tenaga kerja, tetapi mereka tidak memperkirakan adanya perubahan mendasar dalam kebijakan ekonomi Jerman.

(hp/ap/yf)