1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Abbas di Jakarta

Zaki Amrullah22 Oktober 2007

Setelah berulangkali tertunda, Presiden Palestina Mahmoud Abbas akhirnya tiba di Jakarta. Ini merupakan kunjungan pertama Abbas sejak Ia dilantik sebagai Presiden otoritas Palestina. Kunjungan ini merupakan rangkaian kunjungannya ke tiga negara Muslim Asia Tenggara, sebagai upaya mencari dukungan penyelesaian konflik Palestina.

https://p.dw.com/p/CIpT
Foto: picture alliance/dpa

Pemerintah Indonesia menyambut baik rencana diselenggarakannya Konferensi Timur Tengah sebagai bagian dari upaya mencari solusi penyelesaian krisis Palestina. Dukungan itu disampaikan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas hari ini di Jakarta. Tetapi, Yudhoyono mengingatkan, pentingnya melibatkan negara lain yang terkait dengan krisis Palestina. Yuhoyono berujar :“Indonesia menyambut baik akan diselenggarakannya konferensi internasional tentang Palestina. Dengan keyakinan bahwa tujuan dari konferensi itu baik dan melanjutkan kembali proses pencarian solusi yang adil, permanen dan komprehensif, menuju ke kemerdekaan Palestina yang selama ini terhenti. Saya juga sampaikan pada beliau bahwa agenda konferensi sangat penting, dan juga harus melibatkan negara-negara yang juga punya kepentingan dengan penyelesaikan masalah-masalah Palestina, termasuk Libanon, dan Suriah.”

Konferensi Internasional Timur Tengah dijadwalkan akan digelar di Amerika Serikat, November mendatang. Sejumlah negara dan Tim Kuartet Timur Tengah yang terdiri Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB, dipastikan hadir dalam konferensi yang diprakarsai oleh Amerika Serikat itu. Indonesia ambil bagian bersama dua negara muslim lainya yakni Malaysia dan Turki. Di luar Konferensi itu, menurut Yudhoyono, Indonesia bersama Afrika Selatan juga berencana, memprakarsai sebuah konferensi serupa, dengan melibatkan komunitas negara Asia Afrika. Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina. “Indonesia juga akan bersama-sama dengan Afrika Selatan dan negara Asia lainnya menyelengarakan konferensi untuk pembangunan kapasitas bagi Palestina. Dengan harapan komunitas Asia Afrika juga memiliki tanggung jawab untuk ikut memberikan bantuan kapasitas bagi Palestina agar sejalan dengan konferensi yang lain, bahwa Palestina nanti akhirnya nanti menjadi negara yang berdaulat dan merdeka”

Presiden Abbas berada di Jakarta atas undangan Presiden Yudhoyono. Selain membahas masalah bilateral dan peningkatan kerjasama kedua negara, dalam pertemuan kedua pemimpin juga dibahas, penyesaian konflik Hamas dan Fatah. Sejauh ini, pemerintah Indonesia, memang belum memberi usulan kongkrit soal cara menghentikan pertikaian kedua kelompok, kecuali menekankan pentingnya persatuan keduanya. Namun kepada Yudhoyono, Presiden Abbas, menyakinkan, akan tetap berusaha merangkul kubu Hamas demi perjuangan kemerdekaan Palestina: “Saya katakan kepada beliau bahwa gerakan Hamas merupakan bagian dari Palestina dan tidak bisa dipisahkan, tidak satu pun yang mengingkari hal itu. Namun mereka lakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah. tindakan ini akan memecah belah persatuan kami dan akan memudarkan upaya-upaya yang selama ini kami bangun untuk cari penyelesaian bagi negara kami. Seyogyanya mereka itu kembali ke asal, dan terus terang kami tidak bisa bergerak kecuali bekerja sama satu sama lain”

Menyangkut penyelesaian krisis Timur Tengah Machmoud Abbas, optimistis semuanya akan tercapai sebelum tahun 2008. “Kami sekarang sedang melakukan komunikasi, dialog yang intensif dengan Israel. degan harapan dapat dibetuk suatu dokumen yang dapat diterima oleh kedua belah pihak oleh kami dan Israel dan masyarakat internasional. Yang kemudian dokumen itu akan dijadikan sandaran untuk konferensi-konferensi yang akan digelar. harapan berikutnya akan diadakan negosiasi antara Palestina dengan Israel dan diharapkan sebelum 2008 akan terjadi penyelesaian yang riil yang kami harapkan”

Selama di Jakarta Mahmud Abbas juga bertemu dengan pimpinan DPR dan MPR untuk meminta peran aktif indonesia dalam konferensi damai itu. Selanjutnya Abbas dijadwalkan terbang ke Brunei Darussalam untuk keperluan yang sama.