1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

50.000 Orang Diperkirakan Tewas Dalam Gempa Cina

15 Mei 2008

Dalam gempa bumi hebat yang menerpa Cina hari Senin (12/05), sekitar 40.000 warga dinyatakan hilang. Sementara jumlah korban jiwa diduga mencapai 50. 000 orang.

https://p.dw.com/p/E0pP
Seorang siswi dievakuasi dari reruntuhan bangunan sekolah di BeichuanFoto: AP

Pemerintah Cina meningkatkan jumlah tentara yang dikirimkan ke wilayah gempa. Melalui penambahan 100 helikopter diharapkan bahwa akses ke kawasan gempa yang hingga kini masih terisolasi, dapat dibuka bagi tim penyelamat SAR.

Lebih dari 100. 000 tentara akhirnya berhasil menyingkirkan batu-batu karang dan bongkahan tanah yang memenuhi jalan-jalan penting. Para serdadu itu sedang berlomba dengan waktu. Separo dari penduduk wilayah tersebut, yakni sepuluh juta orang, terkena bencana gempa bumi hebat. Menteri kesehatan Cina, Gao Qiang mengatakan di Beijing, gempa di Sichuan itu merupakan bencana alam terburuk sejak berdirinya Republik Cina tahun 1949. Menurutnya, dulu reaksi atas bencana alam tidak secepat dan seefektif saat ini. Selain itu tidak ada pengerahan serta organisasi terpadu. Demikian ungkap Gao Qiang. Kini, bantuan bahan pangan, air minum dan peralatan teknik mengalir dari seluruh Cina ke Sichuan.

Hanya pada hari Kamis (15/05), pemerintah Cina menambah 100 helikopter yang dilengkapi dengan penerjun payung, untuk wilayah bencana. Selain itu, Cina kini bersedia menerima tawaran bantuan luar negeri. Sejumlah pesawat Rusia dengan barang bantuan juga sudah tiba. Pakar pencari dan penyelamat (SAR) dari Taiwan dan Jepang akan datang. Seorang pakar bencana dari organisasi bantuan katolik Caritas di Jerman juga ikut membantu tim penyelamat.

Namun, masih belum dapat diduga, apakah jumlah korban jiwa akan terus meningkat. Kantor berita pemerintah Cina, Xinhua bahkan memperkirakan sekitar 50. 000 korban jiwa. Selain itu masih ada ancaman lainnya melalui tanggul-tanggul waduk yang rusak akibat gempa. Menteri untuk sumber air, Chen Lei berbicara tentang bahaya yang serius. Apalagi karena sebuah sungai berubah menjadi danau karena pada satu lokasi, sungai terututup akibat tanah longsor, sehingga air sungai tidak dapat mengalir melewati jalur semestinya. Jika tanah longsor penghalang itu jebol, air sungai yang tertahan dikhawatirkan akan membludak dan membunuh ribuan korban gempa yang masih berada di bawah reruntuhan di kota Beichuan.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Gao Qiang menjanjikan bantuan kepada korban gempa dan keluarganya:

"Kita semua tahu bahwa Cina tidak punya sistem asuransi kesehatan yang merata. Padahal biaya perawatan bagi korban cedera adalah suatu masalah besar. Banyak warga kehilangan keluarga dan harta melalui gempa bumi. Karena itu, biaya pengobatan tidak boleh dibebankan pada mereka. Pemerintah wajib membantu mereka dengan baik."

Para psikolog oleh sebab itu dikerahkan terutama untuk menangani anak-anak yang menderita trauma. Yang jelas terlihat dalam bencana itu bahwa berbagai bangunan sekolah hancur bagaikan rumah-rumah dari kartu. Para pakar menduga itu terjadi akibat bahan bangunan yang kualitasnya buruk.

Sementara itu, di Qingchuan 270 siswa lainnya dikonfirmasikan tewas di asramanya. Perdana Menteri Wen Jiabao berupaya di Qingchuan untuk menemukan dan menyampaikan kata-kata penghibur:

"Baru saja saya meninjau bangunan SD yang hancur. Perasaan saya sama dengan yang anda rasakan, sangat pilu, sangat sedih. Kita harus berkabung untuk korban yang tewas. Bersamaan dengan itu kita harus menunjukkan solidaritas. Kita harus kembali membangun Qingchuan yang lebih baik. Hanya dengan begitu kita dapat menghibur jiwa anak-anak kita." (cs)