1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikHong Kong

25 Tahun Pengalihan Kedaulatan Hongkong dari Inggris ke Cina

30 Juni 2022

Pada 1 Juli 1997 tengah malam, Hong Kong secara resmi dikembalikan ke Cina setelah 156 tahun dikuasai Inggris. Presiden Xi Jinping kini datang untuk merayakan 25 tahun pengalihan kedaulatan itu.

https://p.dw.com/p/4DT0h
Presiden Cina Xi Jinping di Hong Kong, 30 Juni 2022
Presiden Cina Xi Jinping di Hong Kong, 30 Juni 2022Foto: Selim Chtayti/AP/picture alliance

Ketika tiba di Hong Kong hari Kamis (30/06) untuk menghadiri upacara peringatan 25 tahun serah terima kedaulatan Hong Kong, Presiden China Xi Jinping mengatakan Hong Kong telah "dilahirkan kembali dari api dan abu".

Inilah kunjungan pertama Xi Jinping sejak aksi-aksi gerakan demokrasi mengguncang kota pusat bisnis itu tahun 2019. Beijing kemudian memberlakukan tindakan keras membungkam aksi protes dan pemberitaan media.

"Dalam periode terakhir, Hong Kong telah mengalami lebih dari satu ujian serius, dan mengatasi lebih dari satu risiko dan tantangan," kata Xi Jinping setelah tiba di stasiun kereta api di jantung kota. "Setelah badai, Hong Kong terlahir kembali dari api dan abu dan muncul dengan vitalitas yang kuat."

Pengamanan ketat di Hong Kong
Pengamanan ketat di Hong Kong untuk upacara peringatan 25 tahun serah terimaFoto: Kin Cheung/AP Photo/picture alliance

Jaminan otonomi dan demokrasi yang hilang

Upacara peringatan yang dimulai tengah malam hari Jumat (1/7) akan menandai perubahan politik Beijing. Dalam kesepakatan serah terima dengan Inggris ada jaminan otonomi dan demokrasi di Hong Kong selama 50 kurun waktu tahun. Para kritikus mengatakan, undang-undang keamanan yang diberlakukan oleh Beijing setelah protes 2019 telah menghilangkan kebebasan yang dijanjikan itu.

Tetapi Presiden Xi Jinping hari Kamis menegaskan: "Fakta telah membuktikan bahwa prinsip Satu Negara, Dua Sistem memiliki vitalitas yang besar". Dia menambahkan: "Ini dapat menjamin stabilitas dan kemakmuran jangka panjang di Hong Kong, dan mempertahankan kesejahteraan rakyat Hong Kong."

Diiringi oleh istrinya Peng Liyuan dan Menteri Luar Negeri Wang Yi, Xi Jinping disambut di stasiun oleh anak-anak sekolah yang mengibarkan bendera dan karangan bunga, serta penari singa. Hanya media terpilih yang dibolehkan hadir.

Rincian seputar agenda Xi Jinping di Hong Kong dirahasiakan, dan kunjungan itu disertai dengan langkah pengamanan besar-besaran. Sebagian besar kota ditutup dan para pejabat pemerintahan akan berada di bawah "perlindungan ketat anti Covid”. Xi Jinping kemungkinan besar tidak menginap di Hong Kong, melainkan di wilayah Shenzhen di Cina daratan.

Pengamanan ekstra ketat

Sebelumnya aparat keamanan telah mengamankan "potensi-potensi sumber aib" dengan melakukan sedikitnya sembilan penangkapan selama seminggu terakhir. Liga Sosial Demokrat (LSD), salah satu dari sedikit kelompok oposisi yang tersisa di Hong Kong, mengatakan mereka berjanji tidak akan berdemonstrasi pada 1 Juli setelah petugas keamanan berbicara dengan mereka.

Para pemimpin LSD menerangkan kepada kantor berita AFP, rumah mereka telah digeledah dan mereka juga dipanggil polisi untuk "konsultasi". Pimpinan LSD Chan Po-ying mengatakan, selama beberapa hari terakhir dia mulai merasa sedang diikuti dan diawasi. "Dulu ada juga yang seperti ini, tapi tidak separah tahun ini,” katanya.

Hari peringatan serah terima 1 Juli di Hong Kong secara tradisional ditandai dengan puluhan ribu orang turun ke jalan dalam aksi damai setiap tahun. Tetapi aksi massal pada beberapa tahun terakhir tidak ada lagi karena pembatasan Covid-19 dan penangkapan tokoh-tokoh oposisi serta pemberangusan maupun tekanan kepada media independen.

hp/yf (rtr, ap, dpa)