1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

15 Negara Pengguna Euro Sepakati Paket Penyelamatan Bank

12 Oktober 2008

Setelah negara anggota G7 bertemu di Washington dan merencanakan aksi bersama, hari Minggu (12/10), pertemuan ke 15 negara pengguna mata uang Euro di Paris juga menyepakati rencana penyelamatan bank bersama.

https://p.dw.com/p/FYJR
Para pemimpin negara pengguna Euro jelang KTT di ParisFoto: AP

Para pemimpin ke 15 negara Eropa yang menggunakan mata uang Euro sepakat agar pemerintah tiap-tiap negara menjamin pinjaman yang dilakukan antar bank dan memberikan pinjaman bagi bank yang membutuhkan. Demikian isi pernyataan bersama yang diumumkan hari Minggu malam di Paris.

Kesepakatan ini diharapkan akan meyakinkan bank-bank untuk saling memberikan pinjaman. Keengganan bank untuk memberikan pinjaman dianggap sebagai masalah utama berlarut-larutnya krisis ekonomi yang tengah terjadi.

Menteri Keuangan Belgia Didier Reynders mengatakan, berapa jumlah yang akan disediakan oleh negara zona Euro untuk menghidupkan kembali sektor perbankan dan jaminan pinjaman antar bank akan diketahui paling lambat hari Rabu mendatang. Hari Rabu ke 15 negara akan kembali bertemu di Brussel, kali ini juga bersama dengan 12 anggota Uni Eropa yang belum menggunakan mata uang Euro.

Sarkozy und Merkel Charles de Gaulle Denkmal
Angela Merkel dan Nikolas Sarkozy bertemu sehari sebelum KTTFoto: AP

Kanselir Jerman Angela Merkel yang juga hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, berdasarkan kesepakatan ini Jerman akan mengumumkan rencana stabilisasi hari Senin ini. Ia menekankan bahwa bursa saham Jerman tahu persis betapa pentingnya kesepakatan yang telah tercapai.

"Tujuan kami adalah langkah terkoordinir bersama bagi negara zona mata uang Euro supaya kemudian kami bisa melakukan sesuatu secara nasional yang bisa menstabilkan pasar keuangan. Tetapi kami juga tidak ingin mendiskriminasi masing-masing negara anggota. Kami ingin mengambil langkah bersama dan dengan demikian mewujudkan ketentuan kompetisi yang sama bagi kami semua."

Presiden Perancis Nicholas Sarkozy mengatakan, bahwa Uni Eropa akan meminta Amerika Serikat untuk turut bergabung dalam rencana penyelenggaraan KTT internasional yang akan membahas reformasi sistem keuangan global. Sebelumnya, Sarkozy, yang negaranya tengah menjabat sebagai ketua Dewan Kepresidenan Uni Eropa, telah mengatakan harapanya agar ke 15 negara anggota zona mata uang Euro menyepakati rancangan aksi bersama ini.

"Kami mencoba agar seluruh Eropa menyepakati rencana yang penuh ambisi ini. Saya berharap agar Eropa berbicara dengan satu suara. Dan mudah-mudahan tidak hanya warga Eropa saja, tetapi juga seluruh dunia. Karena ini adalah krisis internasional."

Eurozonen Krisengipfel in Paris Ankunft Gordon Brown
PM Inggris, Gordon Brown bersama Nikolas SarkozyFoto: AP

Jelang berlangsungnya pertemuan di Paris, berbagai laporan media memberitakan, bahwa kemungkinan besar negara-negara zona mata uang Euro akan mengadopsi langkah penyelamatan yang dilakukan oleh Inggris. Perdana Menteri Inggris Gordon Brown sempat bertemu dengan Presiden Nicholas Sarkozy. Brown menjelaskan, ia ingin meyakinkan negara-negara Eropa lainnya untuk menerapkan langkah yang telah negaranya lakukan. Christian de Boissieu, penasihat keuangan pemerintahan Perancis termasuk salah seorang pendukung strategi Inggris.

"Pemberian kredit antar bank harus kembali digiatkan. Kita akan mengamati secara seksama apa yang dilakukan oleh Gordon Brown. Di Inggris, tidak hanya pemerintah turut terlibat langsung dalam masalah perbankan, pemerintah juga memberikan jaminan bagi transaksi antar bank. Karena kurang transparannya neraca keuangan, mereka tidak lagi mau saling memberikan pinjaman."

Inggris telah meyediakan paket penyelamatan lebih dari 500 milyar poundsterling. 250 milyar pounds untuk menjamin pinjaman antar bank, 200 milyar pounds untuk pinjaman jangka pendek dan 50 milyar pounds untuk membeli saham bank-bank besar. Media setempat melaporkan, pemerintah Inggris bersiap untuk mengambil alih kepemilikan saham terbesar dari Royal Bank of Scotland dan HBSO hari Senin ini. (vlz)