1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Sosial

Terowongan Istiqlal-Katedral Mulai Dibangun Bulan Depan

Detik News
19 Februari 2020

Meski dinarasikan sebagai wujud toleransi antarumat beragama, pembangunan "Terowongan Silaturahmi" yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral banyak dikritik sebagai sebuah proyek pemborosan.

https://p.dw.com/p/3Xyvn
Masjid Istiqlal | Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo usai meninjau proyek renovasi Masjid Istiqlal, Jumat (07/02).Foto: Kris BPMI

Pemerintah mengungkap rencana pembangunan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral. Hal itu berdasarkan usulan yang diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sudah mendapatkan persetujuan darinya.

Menurut Direktur Jendral Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga terowongan tersebut mulai dibangun Maret.

"Mudah-mudahan Maret bisa dimulai," kata dia saat dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2020).

Danis menjelaskan saat ini sedang dilakukan pengukuran atau survei terkait pembangunan terowongan tersebut. Setelah itu akan mulai dibuat desain proyeknya. Harapannya proses tersebut dapat selesai dalam satu bulan.

Setelah desain selesai, selanjutnya akan dibahas sebelum mengeksekusi pekerjaan konstruksi.

"Nanti kalau sudah selesai desainnya mau kita bahas dulu. Ya mudah-mudahan desainnya bisa cepat selesai lah sebulanan ini," tambahnya.

Menggunakan APBN

Biaya pembangunan terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral tersebut menggunakan APBN.

"Iya dari APBN, kan sekarang kita sedang ngerjain renovasi (Masjid Istiqlal). Mungkin (pembangunan terowongan) kita satukan di pekerjaan itu," kata Direktur Jendral Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga saat dihubungi detikcom, Selasa (18/2/2020).

Untuk biaya pembangunan terowongan, kata Danis masih dihitung. Itu tergantung dari sejumlah faktor.

"(Biayanya) belum, masih diukur, masih dihitung," jelasnya.

Dia menjelaskan beberapa hal yang jadi perhatian terkait pembangunan terowongan tersebut.

"Kan kita harus perhatikan posisinya bagaimana, layout-nya supaya enak hubungannya, berapa kedalaman yang baiknya, berapa lebarnya, berapa panjangnya yang pas supaya betul-betul baik," jelasnya.

Terowongan Silaturahmi

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat usulan terkait pembuatan terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral. Jokowi menyetujui usul tersebut.

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral memang berlokasi berseberangan dan hanya dipisahkan jalan raya. Masing-masing tempat ibadah ini menyediakan lahan parkir untuk keperluan hari raya.

"Tadi ada usulan dibuat terowongan dari Masjid Istiqlal ke Katedral. Tadi sudah saya setujui sekalian, sehingga ini menjadi sebuah terowongan silaturahmi," kata Jokowi di proyek renovasi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Jumat (7/2/2020).

Terowongan yang dimaksud adalah terowongan bawah tanah. Jokowi menamainya dengan terowongan silaturahmi.

"Tidak kelihatan berseberangan, tapi silaturahmi. Terowongan bawah tanah, sehingga tidak nyeberang. Sekarang pakai terowongan bawah, terowongan silaturahmi," ucap Jokowi.

Dikritik sebagai proyek pemborosan

Rencana proyek pembangunan terowongan Istiqlal-Katedral dikecam MUI Jatim. Proyek tersebut dinilai sebagai hal yang sia-sia dan justru akan menambah masalah.

"Negeri ini sudah banyak masalah, jangan ditambah lagi. Proyek itu tidak ada gunanya," ujar Ketua Umum MUI Jatim KH Abdusshomad Buchori kepada detikcom, Senin (17/2/2020).

Somad mengatakan orang Islam yang baik ialah orang yang bisa meninggakan hal tidak berguna. Somad menilai proyek terowongan silaturahmi tersebut hanyalah ajang pemborosan dan bisa menjadi sumber masalah baru.

"Toleransi adalah menghormati pihak-pihak yang berbeda, bukan menggabungkan, merangkai, atau mendekatkan tempat ibadah. Soal ibadah, prinsipnya bagimu agamamu, dan bagiku agamaku sendiri," tegas Somad.

Sementara Aliansi Ulama Madura (AUMA) menganggap, rencana pembangunan itu bisa memantik pro kontra. Apalagi, pembangunan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

"Negeri ini sedang banyak dirundung krisis, jangan membuat proyek pemborosan seperti itu. Pembuatan terowongan bukan saja pemborosan tetapi bisa memantik pro dan kontra," kata Fadholi Ruham, Sekretaris AUMA.

"Toleransi sebatas simbol seperti ini, seolah-olah bila rumah ibadah berdekatan akan bisa saling menghormati, padahal bisa jadi sebaliknya, malah menjadi sumber perselisihan," imbuhnya. (gtp/pkp)

Baca artikel selengkapnya di: DetikNews

Pakai Uang Negara, Terowongan Istiqlal-Katedral Dibangun Bulan Depan

Jokowi: Akan Ada Terowongan Silaturahmi Masjid Istiqlal-Gereja Katedral

MUI Jatim Kecam Pembangunan Terowongan Silaturahmi Istiqlal-Katedral