1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Tahun 2008, Tahun Sulit bagi Perekonomian

25 Desember 2008

Krisis keuangan mendominasi berita ekonomi di tahun 2008. Efek domino menyebabakan krisis yang berawal di Amerika Serikat menjalar ke pasar finansial global.

https://p.dw.com/p/GN47

Awal tahun 2008, Jerman masih merupakan negara dengan ekonomi terkuat Eropa. Produk Domestik Bruto mencapai 2.423 Milyar Euro untuk tahun 2007 dan Jerman sudah bertahun-tahun memegang gelar juara dunia ekspor. Tapi, sekuat-kuatnnya ekonomi Jerman, negara ini tak terluput dari imbas krisis keuangan global .

Semuanya berawal di Amerika Serikat. Bulan Maret, Bank Amerika Serikat J.P. Morgan Chase terpaksa membantu Bank Investasi Bear Stearns yang merugi akibat spekulasi hipotek rumah. Bulan September, pemerintah Jerman mengambil alih Fannie Mae dan Freddie Mac, dua bank pekreditan rumah besar di Amerika Serikat. Ini adalah langkah pertama maraton upaya penyelamatan yang belum ketahuan akhirnya. Beberapa waktu setelahnya bursa saham Amerika Serikat Wall Street dihantam "Senin Hitam": Bank investasi Lehman Brothers bangkrut.

Saat itu, imbas langsung krisis keuangan Amerika Serikat mulai terasa di Jerman. Melalui transfer otomatis, Bank Pembangunan Jerman KfW menyalurkan dana 300 juta Euro lebih kepada Lehman Brothers yang sudah bangkrut. Kritik tajam pun terlontar dari kalangan politisi Jerman yang mengecam keteledoran para penanggung jawab KfW.

"Kami terkejut dan kuatir membaca berita hari ini. Kami menunggu penuntasan kesalahan teknis ini, kesalahan yang sebenarnya tidak masuk akal. Semoga kasus ini cepat dituntaskan dan ditarik konsekuensinya." Demikian ungkap Thorsten Albig, juru bicara Menteri Keuangan Jerman.

Bos KfW Ulrich Schröder mengakui, kesalahan ini terjadi karena bank pembangunan negara itu terlambat menganalisa situasi pasar. Sejumlah manejer KfWi dinon-aktifkan, kubu oposisi mendesak dibentuknya komisi penyelidik untuk menuntaskan kasus Bank Pembangunan Negara Jerman ini.

Sementara itu, di Amerika Serikat, krisis keuangan menyebabkan tumbangnya perusahaan asuransi raksasa AIG dan lembaga keuangan Washington Mutual. Pemerintah Amerika Serikat mengumumkan peluncuruan paket penyelamatan senilai 700 Miliar Dollar bagi sektor keuangan.

Di Jerman, sejumlah bank negara bagian melaporkan likuiditasnya mengering, lembaga perkreditan rumah Hypo Real Estate hanya lolos dari ancaman kebangkrutan karena pemerintah mengucurkan dana jaminan 35 Miliar Eurp Seminggu setelahnya, jaminan tersebut dinaikkan menjadi 50 Miliar Euro.

Juru bicara pemerintah Ulrich Wilhelm menyatakan: "Keputusan pemerintah Jerman untuk mengambil alih risiko dari aksi likuiditas bank-bank Hypo Real Estate mencegah menjalarnya krisis keuangan di Jerman. Dengan cara ini, pemerintah Jerman turut melindungi pemegang saham pasar finansial dari beban tambahan. Tanpa campur tangan negara, beban ini dapat mengguncang sistem finansial."

Namun, bukan berarti sistem finansial Jerman sama sekali tak terancam. Justru sebaliknya, ancaman bagi sistem keuangan Jerman makin nyata. Karena tiap bank berupaya keras menutup-nutupi situasi finansialnya, tidak ada lembaga keuangan yang bersedia meminjamkan dana pada bank lain. Perdagangan antar bank ambruk.

Dalam suatu aksi bersama, sejumlah bank sentral memompa dana miliaran Euro ke pasar uang. Hasilnya nihil, sehingga enam bank sentral secara serempak menurunkan suku bunganya. Makin banyak warga Jerman kuatir, simpanan hari tuanya terkuras. Tanggal 13 Oktober, pemerintah Jerman meluncurkan paket raksasa senilai 500 Miliar Euro yang bertujuan memayungi bank-bank Jerman dari kehancuran.

Awalnya, lembaga keuangan Jerman tampak enggan menyambut uluran tangan pemerintah. Menerima uang negara berarti lembaga keuangan itu secara tidak langsung mengaku tak mampu mengatasi krisis ini. Bos Deutsche Bank Josef Ackermann misalnya menolak hal tersebut. Langkah yang membuat geram Menteri Keuangan Peer Steinbrück: "Saya mengharapkan, Herr Ackermann secara jelas mengatakan, kalau perlu di depan pulik, bahwa ia mendukung konsep ini. Apalagi ia merupakan salah satu penggagasnya, termasuk dalam pembicaraan kami."

Tentu saja, suntikan dana pemerintah tak cuma-cuma. Alokasi dana bantuan dibarengi sejumlah persyaratan. Pembayaran bonus harus dihentikan, selama masa perombakan tidak ada pengucuran dividen. Suntikan dana maksimal sepuluh Milar Euro dan gaji manejer bank tak bolek melampaui batas 500.000 Euro. Josef Ackermann akhirnya bertekuk lutut.

Perlahan, krisis perbankan merembet ke ekonomi sehari-hari (real ekonomi). Yang pertama kena imbasnya adalah industri otomotif yang mencatat penurunan pesanan. Sejumlah produsen mobil bereaksi dengan memangkas jam kerja pegawainya. Raksasa kimia BASF menghentikan produksi di 80 instalasi. Perusahaan otomotif Opel, anak perusahaan GM, meminta pemerintah memberikan jaminan.

Komisi Eropa memutuskan peluncuran paket perangsang ekonomi senilai 200 Miliar Euro, sementara pemerintah Jerman berencana mengalokasi dana 50 Miliar Euro untuk menyelamatkan ekonomi.

Tahun 2008 memang merupakan tahun yang penuh pasang surut untuk sektor ekonomi. Lembaga keuangan tumbang satu per satu, Dana Moneter Internasional mengoreksi ke bawah prognosa pertumbuhan ekonomina. Inggris dan Amerika Serikat berada di ambang resesi, roda ekonomi dunia bergerak lamban. Investor barat menarik modalnya dari Eropa Timur dan Amerika Latin, karena dana tersebut dibutuhkan untuk menambal lubang-lubang yang menganga akibat krisis keuangan. Sementara perusahaan besar dan kecil berlomba meluncurkan program penghematan untuk mengurangi imbas krisis.

Tapi, setiap medali punya dua sisi. Krisis global ini juga membawa sejumlah efek sampingan yang menyenangkan. Merosotnya permintaan menyebabkan harga minyak turun, mata uang Euro melemah, harga bahan pangan lebih stabil dan Eropa telah melampaui titik tertinggi inflasi. Dan di Jerman? Walau resesi mengancam, namun pasar tenaga kerja Jerman tampak stabil. Bulan Oktober dan November, angka pengangguran merosot di bawah tiga juta orang. Secercah harapan yang mengantar Jerman memasuki tahun 2009. (zer)