1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Kubu Populis Kanan Eropa Terancam Perpecahan

Hans Pfeiffer
1 Mei 2024

Karena pembayaran uang dari Rusia dan skandal spionase, partai populis kanan Jerman AfD berada di bawah tekanan. Menjelang pemilu parlemen Eropa, mitra-mitra Eropa AfD mengambil jarak.

https://p.dw.com/p/4fO8I
Foto ilustrasi bendera Uni Eropa dan Jerman
Foto ilustrasi bendera Uni Eropa dan JermanFoto: JOHN MACDOUGALL/AFP/Getty Images

Dalam program kampanyenya untuk pemilu parlemen Eropa, partai populis kanan Jerman AfD menyatakan akan berjuang demi "kedaulatan nasional" dan akan bekerja sama dengan partai-partai populis Eropa lainnya untuk mencapai tujuan itu.

Namun beberapa minggu terakhir, AfD justru dilanda skandal spionase. Seorang staf ahli kandidat utama AfD untuk pemilu Eropa Maximilian Krah ditangkap polisi karena dugaan spionase untuk Cina. Kandidat AfD lainnya, Petr Bystrom, diduga menerima uang sogok dari Rusia.

Skandal-skandal itu membuat partai-partai Eropa lain menjauhi AfD. Marine Le Pen dari partai populis kanan Prancis Rassemblement National (RN) misalnya, mengeritik secara terbuka skandal-skandal AfD. Dalam jumpa pers hari Jumat lalu (26/4), Ketua Partai RN Jordan Bardella menolak berkomentar soal kemitraan RN dan AfD.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Kedekatan dengan Putin sekarang jadi masalah

Skandal-skandal AfD memang mengganggu kampanye Marine Le Pen dan rencananya menjadi presiden Prancis. Marine Le Pen saat ini sedang berusaha tampil lebih moderat dan menjauhkan diri dari Putin. Padahal tahun 2017, dia dengan bangga memperlihatkan fotonya di samping Putin dan mendapat pinjaman jutaan dolar dari bank yang berafiliasi dengan Kremlin.

Tapi kedekatan dengan Putin dan Cina tidak menguntungkan posisinya dalam pertarungan merebut kursi kepresidenan di Prancis. Sejak itu, Marine Le Pen mulai mengambil jarak dari partai AfD. Dalam pertemuannya dengan pimpinan AfD Alice Weigel pada 20 April di Paris, Le Pen disebut menuntut komitmen tertulis dari AfD agar tidak membuat rencana pengusiran migran dari Jerman menjadi program partai. Sebelumnya AfD menjadi sorotan setelah dalam sebuah pertemuan tertutup dipromosikan pengusiran imigran dan keturunan imigran dari Jerman secara sistematis.

Kelompok populis kanan di Italia juga mulai menjauhkan diri dari AfD. Pada bulan Januari, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyatakan bahwa ada "perbedaan yang tidak dapat dijembatani” antara AfD dan partai populisnya Fratelli d'Italia. AfD, kata Meloni pada konferensi pers di Roma, akan merintis hubungan dengan Rusia. Berbeda dengan AfD, Meloni berorientasi pada aliansi transatlantik NATO dan menjaga hubungan baik dengan Amerika Serikat.

Kandidat utama AfD untuk pemilu Eropa, Maximilian Krah
Kandidat utama AfD untuk pemilu Eropa, Maximilian KrahFoto: Fabrizio Bensch/REUTERS

Skandal Maximilian Krah guncang AfD

Terutama skandal spionase yang melibatkan kandidat utama untuk pemilu Eropa, Maximilian Krah, merepotkan AfD. Kejaksaan Jerman sebelumnya memerintahkan penangkapan asisten Krah, yang diidentifikasi sebagai Jian G, atas dugaan melakukan spionase untuk Cina. Beberapa jam kemudian kejaksaan mengumumkan bahwa mereka juga meluncurkan penyelidikan awal terhadap Maximilian Krah.

Jajaran pimpinan partai AfD lalu meminta Krah untuk tidak ambil bagian pada acara pembukaan kampanye untuk pemilu Eropa minggu lalu. AfD juga melarang Krah tampil dalam program-program kampanye sampai awal Mei.

Menurut laporan media, dinas intelijen AS FBI juga menginterogasi Maximilian Krah di New York terkait uang dari Rusia. Kantor Kejaksaan di Dresden, Jerman, membuka dua penyelidikan awal terhadap Krah atas dugaan pembayaran ilegal dari Rusia dan Cina. Sejauh ini, Maximilian Krah membantah semua tuduhan itu dan menawarkan diri untuk bekerja sama dengan otoritas keamanan.

Kandidat nomor dua untuk Eropa dalam daftar AfD, Petr Bystrom, juga diduga menerima pembayaran ilegal dari Rusia. Media memberitakan ada rekaman audio, di mana Bystron mengeluhkan uang dari Rusia itu dibayarkan dalam pecahan uang kertas yang terlalu besar, sehingga tidak mudah digunakan.

Menteri Kehakiman Jerman Marco Buschmann memperkirakan akan ada lebih banyak kasus spionase yang terungkap dalam beberapa bulan mendatang, "Kami harus berasumsi bahwa kami akan melakukan pengungkapan lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," katanya kepada stasiun televisi ARD. (hp/ya)