1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikTimur Tengah

Perang Israel-Hamas: AS dan EU Dorong Perang Segera Diakhiri

22 Maret 2024

Pimpinan Uni Eropa (EU) mendesak diakhirinya pertempuran di Gaza, sementara Amerika Serikat menedarkan rancangan resolusi uhtuk Dewan Keamanan PBB yang menyerukan 'gencatan senjata segera'.

https://p.dw.com/p/4e087
Zerstörung nach israelischen Angriffen in Gaza
Sekitar 35% bangunan di Gaza telah hancur, menurut PBBFoto: AFP

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan pada Kamis malam (21/03) bahwa para pemimpin Uni Eropa telah menyetujui pernyataan bersama yang kuat untuk menyerukan diakhirinya pertempuran di Gaza.

"Pernyataan yang kuat dan terpadu dari para pemimpin UE tentang Timur Tengah di #EUCO malam ini!" tulisnya di X. "UE menyerukan jeda kemanusiaan segera yang mengarah pada gencatan senjata yang berkelanjutan.”

Pernyataan itu muncul setelah para pemimpin 27 negara anggota UE bertemu di Brussels untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi yang membahas perang di Gaza sebagai agenda utama.

Konflik ini telah memecah belah negara-negara anggota, beberapa negara menunjukkan dukungan yang lebih besar terhadap Israel dan beberapa negara lainnya mengutuk situasi di Gaza. Namun, meningkatnya jumlah korban tewas dan peringatan akan adanya bencana kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza telah membuat blok tersebut mendorong tindakan yang lebih mendesak.

"Akses kemanusiaan yang penuh dan aman ke Gaza sangat penting untuk memberikan bantuan penyelamatan jiwa kepada penduduk sipil dalam situasi bencana di Gaza,” tulis Michel.

Blinken: Serangan Israel di Rafah adalah 'kesalahan' dan 'tidak perlu'

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa operasi militer besar-besaran Israel di kota Rafah di Jalur Gaza selatan akan menjadi sebuah "kesalahan".

Pernyataan tersebut disampaikannya saat konferensi pers bersama di Kairo dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.

Blinken menyebut serangan yang direncanakan Israel "tidak perlu.”

"Ada cara yang lebih baik untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas,” tambahnya.

Lebih dari satu juta pengungsi Palestina berlindung di Rafah, yang terletak di sepanjang perbatasan wilayah Palestina dengan Mesir.

Blinken mengatakan bahwa "tidak ada tempat bagi warga sipil … di Rafah untuk menghindari bahaya,” dan menambahkan bahwa "bencana kemanusiaan” akan terjadi di wilayah tersebut setelah serangan besar-besaran Israel.

Israel mengatakan bahwa mereka telah setuju untuk mengirim tim pejabat ke Washington untuk mendengarkan usulan AS mengenai bagaimana terus memerangi Hamas tanpa melancarkan serangan di Rafah.

Pada Rabu (20/03), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan persiapan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk melakukan serangan di Rafah akan "membutuhkan waktu,” tetapi ia juga menambahkan bahwa tidak mungkin "menyelesaikan kemenangan tanpa IDF memasuki Rafah” untuk melenyapkan sisa-sisa batalyon Hamas."

Perang di Gaza berawal dari serangan teroris Hamas ke Israel 7 Oktober lalu yang menewaskan lebih 1200 orang. Para teroris Hamas juga menculik sekitar 200 sandera yang dibawa ke Jalur Gaza. Israel kemudian melakukan serangan balasan dan mengerahkan pasukan menyerbu Gaza.

Anak-anak Perlahan Mati Kelaparan di Gaza

Rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB serukan 'gencatan senjata segera'

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dalam sebuah wawancara dengan media Saudi Al Hadath bahwa Washington telah mengedarkan rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan "gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan sandera” di Gaza.

"Faktanya, kami sebenarnya mempunyai sebuah resolusi yang kami ajukan saat ini ke Dewan Keamanan PBB untuk menyerukan gencatan senjata segera sehubungan dengan pembebasan sandera, dan kami sangat berharap negara-negara akan mendukung resolusi tersebut. , " kata Blinken.

"Saya pikir hal itu akan mengirimkan pesan yang kuat, sinyal yang kuat,” tambahnya.

Amerika Serikat, pendukung utama Israel, telah memveto beberapa resolusi di Dewan Keamanan PBB mengenai perang di Gaza, yang telah berlangsung selama berbulan-bulan tersebut. Pada Februari lalu, AS memveto proposal Aljazair yang menuntut gencatan senjata, karena penggunaan istilah "segera" dalam teksnya.

Namun dengan semakin parahnya krisis kemanusiaan di Gaza, AS telah meningkatkan tekanan terhadap Israel dan menyerukan penghentian pertempuran. AS juga menolak rencana serangan darat besar-besaran Israel ke Rafah, kota paling selatan di Gaza, di mana 1,5 juta orang diyakini mengungsi setelah melarikan diri dari pertempuran di tempat lain.

Melihat Hancurnya Kota Gaza dari Udara

PBB: 35% bangunan di Gaza hancur

Pusat Satelit PBB, UNOSAT, mengatakan penilaian terbaru terhadap citra satelit menunjukkan bahwa 35% bangunan di Jalur Gaza telah hancur.

Menurut UNOSAT, dari 88.868 bangunan, 31.198 diantaranya hancur, 16.908 rusak berat dan 40.762 rusak sedang.

"Di luar jumlah bangunan yang rusak, pembaruan ini memberikan perkiraan 121.400 unit rumah yang terkena dampak kehancuran di Jalur Gaza,” kata UNOSAT dalam sebuah pernyataan.

"Analisis citra satelit yang dilakukan oleh UNOSAT mendokumentasikan kerusakan yang meluas dan menyoroti kebutuhan bantuan bagi penduduk yang terkena dampak,” tambahnya.

rs/pkp/hp (AFP, AP, dpa, Reuters)