1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
OlahragaJerman

Lini Pertahanan Kunci Kesuksesan Jerman di EURO 2020

Jonathan Harding
15 Juni 2021

Lini pertahanan Jerman telah lama dipandang sebagai titik lemah tim. Namun, dengan kembalinya Mats Hummels dan performa Antonio Rüdiger yang tengah menanjak, pelatih Joachim Löw tampaknya dapat sedikit tenang.

https://p.dw.com/p/3uuum
(Dari kiri ke kanan) Pemain timnas Jerman Ilkay Gündogan, Antonio Rüdiger, Mats Hummels, dan Manuel Neuer
(Dari kiri ke kanan) Pemain timnas Jerman Ilkay Gündogan, Antonio Rüdiger, Mats Hummels, dan Manuel NeuerFoto: Meuter/nordphoto/picture alliance

Lini belakang tim nasional Jerman akan mendapat ujian berat dalam laga pembuka Grup F Piala Eropa 2020 pada Rabu (16/06) dini hari nanti. Timnas Jerman akan bertemu dengan juara Piala Dunia 2018, Prancis.

Dalam beberapa bulan terakhir, pelatih timnas Jerman Joachim Löw mematangkan sistem pertahanan tiga bek tengah dengan dua bek sayap. Meski awalnya tampak kesulitan, terlihat dari banyaknya jumlah kebobolan timnas Jerman dalam beberapa laga sebelumnya, kini pertahanan tim 'Panser' dinilai mampu meredam serangan tim-tim favorit Piala Eropa edisi kali ini.

Rüdiger, Ginter, dan Hummels

Bek Jerman Antonio Rüdiger, kini tengah dalam performa terbaiknya, usai mengantar klubnya Chelsea menjuarai Liga Champions musim 2020/2021. Blok vitalnya untuk menggagalkan upaya penyerang Manchester City, Phil Foden di laga final di Porto adalah salah satu dari banyak momen bertahan yang menentukan kemenangan The Blues. Bek asal Berlin ini mempunyai kemampuan duel udara yang baik dan mampu menghalau umpan lawan di sepertiga akhir lapangan.

Rüdiger akan bergabung di barisan pertahanan belakang bersama para pemain yang menjadi skuad juara Piala Dunia 2014, Matthias Ginter dan bek veteran Mats Hummels. Hummels, bek yang mengantar Borussia Dortmund menjuarai Piala DFB Pokal musim lalu, kembali dipanggil Löw setelah terpinggirkan tiga tahun terakhir. Kehadiran Hummels memberikan kepercayaan diri di lini pertahanan Jerman.

Sementara itu di sayap kiri, Löw mempercayakan posisi tersebut pada Robin Gosens. Performa Gosens di klubnya Atalanta membawanya mengunci posisi bek sayap kiri dalam dalam formasi 3-5-2. Gosens menyebut sistem tiga bek merupakan "sistem yang luar biasa" bagi dirinya, hal ini karena Atalanta juga kerap menggunakan formasi serupa. Gosens secara konsisten menunjukkan energi dan kreativitas untuk beroperasi di seluruh lini sayap kiri.

Di sisi yang berlawanan, peran Joshua Kimmich sebagai bek kanan saat melawan Latvia pada pertandingan persahabatan pekan lalu, mengingatkan semua orang bahwa dia dapat memenuhi peran itu sama baiknya dengan posisi aslinya yakni gelandang bertahan.

Di atas kertas, barisan pertahanan Jerman untuk mengarungi Euro 2020 tampaknya sudah siap. Namun, masih harus dilihat bagaimana komunikasi dan pemahaman para pemain nantinya. Di level klub, komunikasi itu dapat dibangun selama musim yang panjang, kemewahan yang tidak tersedia di level tim nasional.

Semangat tim

"Kekuatan kolektif tim masih dalam proses dan tim telah menghabiskan banyak waktu bersama dan berkembang dengan baik", demikian kata Gosens kepada media penyiaran publik ARD.

"Bahkan setelah makan atau rapat tim, kami duduk bersama untuk waktu yang lama," kata pemain berusia 26 tahun itu. "Dan bukan hanya satu atau dua dari kita, tapi 10 atau 15."

"Kami harus mengakui, kami memiliki atmosfer yang jauh lebih baik di tim daripada di tahun 2018,” kata Hummels.

Kembalinya dua pemain kawakan, Hummels dan Thomas Müller disambut baik seluruh tim, seolah-olah mereka tidak pernah pergi.

Hummels mengatakan kepada kicker , majalah olahraga Jerman, meskipun dia tidak pernah meragukan kemampuannya sendiri, namun dicoretnya namanya dari daftar skuad timnas Jerman, secara emosional memukulnya dengan keras. Emosi itu tampaknya telah ditransfer menjadi energi baru yang diilhami oleh sebuah kelompok dengan ikatan yang semakin kuat.

Löw telah "pasti menambahkan tingkat motivasi dan intensitas" dalam mengarsiteki tim. Tim ini telah bergerak dengan cara yang seharusnya dilakukan tiga tahun lalu.

Kokohnya lini pertahanan sering kali menentukan nasib sebuah tim di kejuaraan, dan itu akan lebih penting dari sebelumnya saat tim "Panser" berlaga melawan ancaman lini serang 'Les Bleus'. (rap/as)