1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Jerman Andalkan Arab Saudi

25 Desember 2015

Jerman menekankan pentingnya peran Arab Saudi dalam upaya memerangi ISIS. Itu ditegaskan Menlu Jerman Steinmeier. Namun Jerman menolak penempatan tentara darat untuk memerangi Islamic State.

https://p.dw.com/p/1HTdf
Frank-Walter Steinmeier Porträt
Foto: picture-alliance/dpa/B.v.Jutrczenka

Arab Saudi memiliki peran penting dalam upaya memerangi Islamic State, ISIS. Demikian ditegaskan menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier. Menurut dia, kerajaan itu memegang peran kunci utama sebagai kekuatan Islam. Tanpa keikutsertaan dunia Islam, milisi teror ISIS tidak mungkin dikalahkan. Demikian ujar Steinmeier kepada harian Berliner Morgenpost.

Menlu Jerman menekankan, bahwa niat "negara-negara Islam hendak bersama-sama melawan terorisme" adalah langkah yang tepat. Arab Saudi menyatakan beberapa waktu lalu, telah membentuk koalisi dengan 30 negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam untuk memerangi ISIS.

Namun beberapa di antara 30 negara yang dicantumkan Arab Saudi dalam daftar yang mereka rilis, masih tidak jelas mengenai jenis aliansinya. Selain itu, Pakistan dan Indonesia dicantumkan dalam daftar tanpa dimintai persetujuannya.

ISIS kehilangan wilayah

Steinmeier mengingatkan, dalam setahun terakhir ISIS telah kehilangan seperempat wilayah, yang tadinya mereka kuasai. Ini berkat serangan udara koalisi internasional serta serangan yang dilancarkan milisi Kurdi Peshmerga di Irak. Demikian Steinmeier.

Selama ini angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr membantu milisi Peshmerga dengan menempatkan pelatih serta memasok senjata. Bundeswehr juga mendukung serangan udara terhadap ISIS di Suriah, dengan antara lain mengirim beberapa unit pesawat pengintai Tornado mulai awal bulan Desember 2015.


Steinmeier juga membela keikutsertaan Jerman dalam intervensi militer di Suriah. Menurutnya, itu penting untuk menjaga keamanan Jerman. Langkah Jerman untuk ikut kirim tentara diambil setelah terjadinya serangan teror di Paris, 13 November lalu.

Namun Amnesti Internasional mengkritik serangan udara Rusia di Suriah yang dinilai hanya menyebabkan kerugian harta dan nyawa bagi warga sipil.



Berkaitan dengan munculnya spekulasi kemungkinan perluasan misi Bundeswehr di Suriah dengan pengiriman tentara untuk perang darat, hal ini ditolak sepenuhnya oleh Steinmeier. "Saya dan Siegmar Gabriel (Ketua Partai Sosial Demokrat dan wakil kanselir- red) sepenuhnya sepakah, bahwa di wilayah Suriah tidak akan ada tentara Jerman yang bertempur langsung melawan ISIS," ditekankan Steinmeier.

Suriah akan ikut pembicaraan perdamaian di Jenewa

Sementara itu pemerintah Suriah menyatakan bersedia ikut pembicaraan perdamaian di Jenewa, dan berharap dialog akan membantu dalam upaya pembentukan pemerintahan persatuan nasional. Demikian dinyatakan Menlu Suriah Walid al Moualem, Kamis (24/12) di Beijing.

Pekan lalu Dewan Keamanan PBB menyetujui dengan suara penuh sebuah resolusi yang berisi "road map" bagi proses perdamaian di Suriah.

ml/as (dpa, afp, rtr)