1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Ilmuwan Cina Sukses Kloning Monyet

25 Januari 2018

Sukses kloning monyet pertama sedunia di Cina, jadi visi penting bagi riset penyakit genetis pada manusia. Sukses kloning primata non-manusia ini juga membuka kemungkinan untuk melakukan kloning manusia.

https://p.dw.com/p/2rUJU
China geklonte Affen
Foto: picture-alliance/Photoshot/Jin Liwang

Ilmuwan Cina Sukses Kloning Monyet

Bayi monyet makaka berekor, Zhong Zhong dan Hua Hua, adalah sensasi ilmiah terbaru karya para ilmuwan Cina. Para periset di Chinese Academy of Sciences mempublikasikan hasil kloning primata non-manusia ini di kota Suzhou, Provinsi Jiangsu di timur Cina.

Presiden Chinese Academy of Sciences (CAS) Bai Chunli, dalam konferensi pers menonjolkan keuntungan ilmiahnya bagi dunia kesehatan. "Kloning hewan primata non-manusia semacam ini memberikan hewan model ideal bagi riset kesehatan serta penyakit genetika pada manusia. Misalnya kanker, gangguan metabolisme atau kelainan sistem kekebalan tubuh", ujar Bai.

Seperti diketahui, monyet adalah primata yang memiliki kemiripan genetika dengan manusia lebih dari 90 persen.  Monyet kembar identik dari Cina ini merupakan primata non-manusia pertama yang dikloning di dunia. Walau umur monyet Zhong Zhong dan Hua Hua terpaut 10 hari, tapi kode genetika kedua monyet itu identik.

Metode kloning Dolly

Sejatinya kloning binatang mamalia bukan hal baru. Ilmuwan Skotlandia pada tahun 1996 sukses melakukan kloning domba Dolly. Metode yang digunakan lebih 20 tahun silam adalah somatic cell nuclear transfer (SCNT).

Juga metode yang sama diterapkan oleh para ilmuwan Cina. Mereka melakukan editing gen di luar kandungan atau istilahnya secara in vitro. Dengan itu dilakukan pemilihan dan produksi sel somatik yang memiliki genotipe sama. Ilmuwan kemudian mencopot inti sel telur dan menggantinya dengan sel inti dari bagian lain tubuh. Embryo yang dihasilkan kemudian dicangkokkan ke dalam rahim monyet betina, hingga melahirkan bayi monyet kloning.

Ilmuwan Cina juga tidak serta merta berhasil melakukan kloning. Diperlukan lebih dari 70 kali prosedur untuk bisa menghasilkan embryo Zhong Zhong dan Hua Hua. Dengan keberhasilan klonin primata non-human pertama di dunia itu, secara teoritis tidak ada lagi kendala ilmiah untuk mengkloning manusia.

Namun Qiang Sun, direktur riset primata non-manusia di CAS menegaskan, walau tak ada kendala ilmiah, namun para ilmuwan tidak punya niatan membuat kloning manusia. "Masyarakat kami juga tidak akan mengizinkan perluasan teknik ini kepada manusia," ujar dia.

 Ilmuwan di berbagain negara termasuk Cina, melaporkan sejauh ini sudah berhasil mengkloning lebih 20 spesies binatang keluarga mamalia maupun primata. Kini satu-satunya rem bagi riset kloning manusia hanyalah soal etika. Jika tema inipun tidak lagi dipedulikan, hanya tinggal menunggu saatnya tiba, akan dilahirkan bayi-bayi manusia hasil kloning.

as/yf(rtr,dpa,afp)